<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/7457634820015561536?origin\x3dhttp://chingzz-daily.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Welcome

I've already left this blog but I will be happy if you still take a look on my old fan fiction :D

The Princess
Add your profile goes here.
Hi and Hello!
Let me introduce my name then~ Ching Ching is speakin' here! Scream out loud and be ready for the rockin' blog YEAH! This is the second blog I got here, the first is on LiveJournal, and I used that as my fan fiction park ♥♥ I'm Chinese who live in country named Indonesia, so I usually speak in Bahasa. I love lurking around at SOOMPI, check the request thread and help them all that had a problem about NG and GASOO poster. And by the way, I had a Tumblr. I use that page as my poster and banner gallery. So please welcome then~ I'll be glad to know that someone has visited it. I would to tell about my emptiness, problems and experiences on here.. So, just shut up and listen then! *LMFAO*.

Links
Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here

Archives
September 2009
Oktober 2009
November 2009

Layout ©

ME. kynzgerl
CODES. manikka
BRUSHES. 1 2
IMAGES. 1 2
The 2 paper heart: moargh.de
SOURCE. BLOGGER BLOGSKINS IMAGESHACK
Selasa, 03 November 2009


Annyeong...
Gomawo semua yang udah komen buat fic yang kemaren gw post hehe..
hari ini gw mau ngepost lagi..
rencananya sih penen ngepost ntar...tapi mata saia udah keburu ga kuat euy...
jadi gw post skg..
ini buat ulang taunnya TOP alias Choi Seung Hyun...besok tgl 4 Nov...
Oh yah..fic ene tuh special editionnya dari fic chaptered gw yang You're the Key of My Secret...
ya udah baca en komen aja deh...


PS: Judul tidak menentukan senang atau sedihnya suatu cerita loh..
jadi baca aja dulu...baru komen...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Loneliness, Sadness, and Tears


Min Young POV

“Oppa...jangan pergi...aku mohon,” aku kembali memeluknya erat.

“Mianhae...aku benar-benar harus pergi,” katanya lirih.

“Kami punya alasan..” tambah Ji Yong yang berdiri di sebelah Seung Ri.
“Memangnya alasan apa?”
“Ini,” Young Bae memberikan selembar kertas kepada Seung Hyun.

KONTRAK REKAMAN
“Mwo?” tanyanya tidak percaya.
“Jadi...Hyung tidak jadi pergi ke Jepang kan?” tanya Dae Sung ingin memastikan.
Seung Hyun hanya diam saja namun wajahnya mengembangkan senyum seulas.
Tanpa basa-basi lagi langsung kudekap pinggangnya sambil meneteskan air mata bahagia.

Kejadian itu rasanya tak pernah bisa kulupakan dari benakku.
Walaupun kejadian itu sudah berlalu setahun lamanya,tetapi entah mengapa aku selalu menganggapnya baru terjadi kemarin.
Masih dapat kurasakan awal kehilangan itu dan masih dapat pula kurasa akhir yang berujung pada kebahagiaan terindah.

Sekarang walaupun aku bahagia bersama dirinya,tetapi semuanya telah berubah.
Dulu sebelum mereka merasakan awal dari masa debut mereka,kehidupan terasa indah,berwarna,dan berjalan sesuai dengan rencana.
Namun sekarang,hal itu tidak dapat dirasakan.
Kehidupan terasa hampa walaupun dirinya masih menjadi milikku.
End of Min Young POV
--------------------------------------------------------
Drrrt...Drrrt...Drrrt....
Min Young melihat layar handphone-nya yang masih bergetar.

SEUNG HYUN OPPA

Wajahnya langsung tersenyum saat melihat tulisan di layar handphone flip-nya.

“Yeoboseyo?”
“Min Young~a...mianhaeyo...jeongmal mianhae..”
“Oppa? Ada apa? Sekarang Oppa ada di mana?”
“Mmm...Min Young~a,mianhaeyo...ternyata aku tidak bisa datang.”
“Oh,gwenchana,Oppa.”

Min Young langsung menutup handphone flip-nya dengan keras.
Walaupun ia mengucapkan kata-kata itu dengan sedikit senyuman di wajahnya,tetapi sebenarnya hatinya merasa luka dan tertipu.
Waktunya sudah terbuang sia-sia di tengah dinginnya malam ini.
Padahal pagi tadi wajahnya berseri saat Seung Hyun memberitahunya bahwa nanti malam jadwalnya sedang kosong,maka dari itu mereka bisa berjanjian untuk bertemu.
Tetapi,ternyata harapan itu hilang seketika dan itu bukanlah kejadian untuk pertama kalinya bagi Min Young.
----------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Rasanya sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya.
Lama sekali aku tidak melihat senyuman dan keceriaannya yang membuat rasa lelahku hilang seketika itu.
Aku rindu padanya,tetapi untungnya hari ini rasa rinduku itu dapat segera terobati karena Hyo Jin berkata bahwa jadwal malam ini kosong jadi aku dapat keluar sebentar untuk menghabiskan waktu bersamanya.

Sekarang sudah jarang sekali aku dapat bertemunya,padahal dulu hampir setiap hari aku dapat belajar dan menghabiskan waktu bersamanya.
Memang sekarang aku sudah berhasil mencapai cita-citaku,tetapi tanpa dirinya aku merasa selalu ada yang kurang dengan hidupku ini.
Entah mengapa aku juga merindukan apartemenku yang dulu.
Apartemen yang sederhana dan kecil,tetapi itu merupakan salah satu tempat kenanganku bersamanya.
Sekarang aku tinggal di asrama bersama dengan Young Bae,Ji Yong dan member Big Bang yang lain.
Semuanya terasa monoton dan terkadang aku bosan dengan kehidupan ini.
-------------------------------------------------
Kulirik jam tanganku dan sekarang sudah pukul empat sore.
Sebaiknya aku bersiap-siap karena sebentar lagi aku harus pergi untuk bertemu Min Young.

Kulangkahkan kakiku dengan semangat menuju asrama.
Memilih baju yang terbaik,mandi,dan mempersiapkan segalanya.
Aku tidak ingin hari ini disia-siakan begitu saja karena aku tahu kesempatan seperti ini adalah kesempatan langka.

Semua sudah siap dan aku hendak berjalan keluar asrama.
Namun tiba-tiba Hyo Jin memanggilku sambil agak berteriak.

“Seung Hyun~a...ada masalah!” jelasnya sambil terengah-engah.
Aku menengok.
Terlihat sekali bahwa wajahnya pucat.

“Kaset rekaman tadi pagi tiba-tiba hilang...dan kalian harus masuk ruang rekaman sekarang juga untuk merekam ulang semuanya.”
Begitu mendengar kalimat itu rasa kaget dan kecewa seolah-olah menyambar diriku.
“Hajiman...” aku mencoba menolak perintahnya itu.
Aku tidak mau mengecewakan Min Young yang telah lama menungguku.
“Andwe...pokoknya kau harus rekaman sekarang karena yang lain sudah menunggu,” paksanya sambil menarik salah satu tanganku.
Akhir dengan berat hati kubuka handphone flip ku dan segera memberitahu Min Young bahwa aku membatalkan acara itu.
Rasanya berat.
Aku tidak ingin melihat dirinya kecewa,namun apa boleh buat aku harus memilih antara orang yang kusayangi atau pekerjaanku dan kali ini aku hanya dapat berkata dalam hati.
‘Mianhae,Min Young~a...aku tidak dapat membahagiakanmu..’
End of Seung Hyun POV
---------------------------------------------
Min Young POV
Sekarang diriku sudah berada di kelas 11 dan tidak terasa sebentar lagi ujian kenaikkan kelas menghadangku.
Seperti biasanya aku duduk termenung sendirian sambil membaca buku matematika-ku.
Kubaca dan kuingat kembali rumus-rumus trigonometri yang dulu diajarkan oleh Mr.Lee.
Melihat buku itu dan mengingat nama Mr.Lee,aku menjadi teringat masa-masa dulu.
Masa di mana pertama kali aku bertemu dengan Seung Hyun.
Masa di mana aku masih membenci dan menganggapnya sebagai anak berandalan yang tidak bisa diajar.
Aku tertawa dalam hati jika mengingat semuanya,tetapi entah mengapa aku malah ingin kembali ke masa itu dibandingkan menetap di masa kini yang begitu sepi dan hampa.
Aku sadari bahwa aku rindu akan dirinya yang terkadang membuatku kesal itu.

Kapan aku bisa bertemu dengannya sesering dulu?
Padahal kemarin rasa rinduku dapat terobati,tetapi mengapa ia kembali membatalkan semua itu?
Sampai berapa kali pula aku harus sabar menghadapi pengingkaran janji yang ia buat itu?
End of Min Young POV
-------------------------------------------
Hari-hari berjalan begitu sepi di antara hubungan Seung Hyun dan Min Young.
Kesuksesan Big Bang justru menjadi perantara akan hubungan mereka.
Seung Hyun yang selalu sibuk dengan berbagai jadwal padatnya tidak dapat menyempatkan diri untuk menelepon apalagi bertemu dengan Min Young.
Semuanya menjadi terasa menggantung.
-------------------------------------------
“Min Young~a!” teriak Hee Sung sambil membawa sebuah tabloid.
“Ye,Onnie...ada apa?”
Min Young yang mendengar teriakkan itu segera menghentikan kesibukkannya di depan komputer Hee Sung.
“Igeu...”
Hee Sung menunjukkan sebuah halaman di tabloid yang ia bawa itu.

T.O.P TERNYATA MEMILIKI HUBUNGAN RAHASIA DENGAN MANAGERNYA

Kedua mata Min Young melihat tulisan itu tanpa berkedip.
Hatinya pilu.
Ia merasa ditipu dengan janji yang dulu diucapkan Seung Hyun itu.
Semua kenangan-kenangan bersamanya terbang bagaikan abu yang ditiup angin.

Tanpa sadar air mata Min Young meleleh dan membasahi kedua pipinya.
Hee Sung yang melihat hal itu hanya dapat menepuk-nepuk bahu Min Young dan berusaha menghiburnya.
“Min Young~a,walaupun yang tertulis di sana merupakan berita yang menyedihkan bagimu,tetapi aku yakin bahwa itu semua hanyalah gosip belaka.”
Akan tetapi, ia sudah terlanjur terhipnotis oleh artikel gila itu.
Min Young seolah-olah menutup kedua telinganya dan berlari keluar apartemen.

Min Young POV
Seung Hyun~a....tega sekali kau melakukan ini padaku.
Aku tahu memang belakangan ini kau sibuk dan aku sudah berusaha untuk bersabar.
Aku berusaha untuk tetap memahami akan semua kesibukkanmu itu.
Tetapi mengapa?
Mengapa kau seolah-olah tidak menghargai semuanya?
Apakah ini akhir hubungan kita?
End of Min Young POV
---------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Pagi ini aku dikejutkan oleh sebuah artikel gila.
Berita macam apa itu?
Foto-foto itu juga bukan merupakan foto mesraku dengan Hyo Jin!
Itu hanya foto-foto biasa,namun paparazi-paparazi sialan itu malah salah mengartikannya.
Sebenarnya apa tujuan mereka dengan mempublikasikan semua kebohongan ini!

Kurasakan handphone di saku jaketku bergetar.
“Yeoboseyo? Hee Sung?”
“Seung Hyun~a,apa yang ada di berita itu benar?”
“Anio...mereka hanya merekayasa foto itu...aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Hyo Jin!”
“Aku percaya omonganmu itu,tetapi Min Young...”
“Ada apa dengan Min Young...”
“Sudahlah Seung Hyun..lebih baik kau jelaskan semuanya kepada dirinya...”

Hee Sung menutup telepon.
Ia berkata bahwa aku harus menjelaskan semuanya kepada Min Young.
Apa Min Young juga sudah melihat berita itu?
Tetapi walaupun ia sudah melihat,harusnya ia tidak percaya begitu saja terhadap semua skandal ini.
Seharusnya ia percaya kepada diriku.
End of Seung Hyun POV
----------------------------------------------------
Sudah dua kali Min Young mendiamkan handphone di tasnya yang bergetar itu.
Ia tahu siapa yang meneleponnya,namun ia mendiamkannya begitu saja.
Ia butuh waktu untuk sendiri dan merenung.
Merenungkan akan semua yang telah terjadi,semua perubahan yang tak sanggup ia jalani lagi ini.
Hatinya masih sakit untuk memikirkannya.
Walaupun ia tahu bahwa semua yang tertulis di tabloid itu belum tentu benar,namun entah mengapa setelah ia memikirkan tentang hubungan dirinya dan Seung Hyun yang renggang itu,semuanya menjadi masuk akal.
Semuanya memang sudah tidak dapat ia jalani lagi.
Sudah berpuluh-puluh janji yang Seung Hyun batalkan demi pekerjaannya.
Awalnya memang ia bersabar dan memaklumi semua itu,tetapi lama kelamaan ia tidak sanggup untuk menjalani itu semua.
Kesabarannya sudah habis untuk melihat semua hal yang tidak adil itu.
-------------------------------------------------
Cuaca malam itu sangatlah dingin karena mendekati musim salju,namun Min Young tetap bersih kukuh untuk pergi ke apartemen Hee Sung.
Ia butuh teman bicara karena ia tidak ingin menjadi gila jika menyimpan semua masalahnya sendirian.

Min Young melangkah gontai menuju apartemen Hee Sung.
Menaiki setiap anak tangga dengan perasaan dingin.
Akan tetapi,hatinya kembali perih saat melihat pintu kamar yang bertuliskan angka tujuh itu.
Kamar yang merupakan tempat tinggal Seung Hyun dulu.
Memandangnya serasa seperti kembali ke masa lalu yang bahagia,namun sekarang semua itu telah berubah.
Tetapi entah mengapa hati Min Young mendorongnya untuk berjalan mendekati pintu itu.
Menyentuh dinginnya kayu yang terkena hawa malam itu,kemudian menyusuri kenopnya.
Semua itu di luar kontrol otaknya.
Akan tetapi itu semua adalah kemau hatinya yang terakhir.
Ini mungkin terakhir kalinya akan mengenang semuanya.

Tiba-tiba kenop pintu itu diputar dari dalam.
Min Young terlonjak kaget,namun dirinya lebih kaget saat melihat sesosok yang keluar dari pintu itu.
Belum sempat ia mengatakan sepatah kata pun dari mulutnya,tetapi orang itu sudah mendekapnya.
Min Young membiarkan dirinya di dekap erat.
Rasa hangat menyelimuti dirinya.

“Oppa...bogoshiposso..” ucap Min Young pelan.
“Na do...” Seung Hyun balas membisik di telinganya.

Min Young melepaskan pelukkan Seung Hyun.
Ia menatap kedua mata di depannya dengan lekat.
“Oppa...mianhae...aku egois...”
“Sst..” Seung Hyun menempelkan jarinya di bibir Min Young.
“Aku yang seharusnya berkata seperti itu...aku terlalu mementingkan pekerjaan daripada dirimu.”
“Oppa,gwenchanayo..tetapi,sekali lagi mianhae...bisakah kita mengakhiri hubungan kita sampai di sini saja.”
Wajah Seung Hyun langsung mengeras,ia tidak percaya apa yang baru didengarnya itu.
“Mwo?” Seung Hyun memegang kedua lengan Min Young yang berada di hadapannya.
“Ye,Oppa...mianhae....jeongmal mianhaeyo....aku sudah berusaha untuk memahamimu,tetapi aku tidak dapat menahan itu semua lagi.”
Min Young melepaskan kedua tangan Seung Hyun yang berada di lengannya,berbalik,kemudian menuruni anak tangga sambil meneteskan air mata.
--------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Sekarang yang dapat kulihat adalah punggungnya yang lama-kelamaan menghilang dari pandanganku.
Meninggalkan diriku sendiri di tengah dinginnya malam ini.

Aku tahu ini bukan salahnya,tetapi ini memang yang seharusnya kuterima atas apa yang telah kuperbuat selama ini.
Mianhae...Min Young~a...aku terlalu mementingkan pekerjaanku.
Aku selalu membuatmu kecewa terhadap berpuluh-puluh penantian yang sia-sia.
Mianhae...

Min Young,bisakah kau memberikan sebuah kesempatan kedua untuk diriku?
Apakah kau bisa memberikan itu kepadaku?
Aku masih membutuhkanmu...
Kaulah satu-satunya yang dapat mengisi kekosongan di hatiku ini.
End of Seung Hyun POV
---------------------------------------------------
Min Young POV
Seung Hyun~a....mianhae...
Aku memang egois karena tidak bisa memahami itu semua.
Tetapi,aku rasa ini memang jalan yang terbaik.
Aku bukan orang yang pantas di sisinya lagi.
Aku harap Seung Hyun bisa mendapatkan seseorang yang dapat memahami dirinya lebih dariku dan dapat membuatnya tersenyum kembali.
End of Min Young POV
---------------------------------------------------
Bulan lepas bulan Min Young mencoba untuk melupakan semua yang telah ia lalui bersama Seung Hyun,namun sekarang semuanya terasa semakin sulit.
Sekarang kesuksesan Big Bang tidak dapat dibendung lagi.
Hampir setiap hari tabloid-tabloid memuat berita tentang berita.
Wajah-wajah mereka pun semakin sering mucul di acara-acara televisi.
Min Young hanya dapat berpura-pura diam dan berusaha untuk tidak mengenal wajah-wajah mereka lagi.

Hari ini Min Young tidak sengaja melihat kalender yang tertempel di dinding kamarnya.
4 November 2009
Air matanya kembali meleleh.
Ia ingat apa yang terjadi pada tanggal 4 November dua tahun yang lalu.
Sebuah gambaran yang tak akan pernah ia bisa lupakan untuk selama.

Flashback
Seung Hyun dan Min Young berjalan perlahan menuju sebuah komedi putar,semua pengunjung sudah pulang jadi hanya mereka berdualah yang ada di tempat itu.
Namun tiba-tiba seluruh lampu di taman ria itu padam.
Seung Hyun yang kaget menggenggam tangan Min Young lebih kuat.

“Saengil chukahamnida…. saengil chukahamnida…..”
Suara itu terdengar samar-samar di tengah kegelapan malam ini.
Tiba-tiba Min Young menarik tangan Seung Hyun ke bawah dan membisikkan sesuatu.
“Saengil Chukahamnida,Oppa…” bisiknya.
Seung Hyun tersenyum bahagia.

“Ya! Chingu,keluar kalian!” teriak Seung Hyun.
Kemudian lampu komedi putar yang terang itu menyala kembali dan terlihat Ji Yong,Young Bae,Dae Sung,dan Seung Ri keluar dari tempat persembunyian mereka.
Seung Hyun yang sangat senang langsung berlari ke arah mereka dan memeluk mereka.
“Gomapta,chingu ya…” katanya sambil berteriak.
--------------------------------------------
”Min Young,gomapta karena telah membuat hari ini sangat berarti dan sekarang aku mau bertanya sesuatu kepadamu,”kata-kata Seung Hyun mengehentikan langkah Min Young.
“Apa,Oppa?” Min Young penasaran.
“Maukah kau menjadi pacarku?” tanya Seung Hyun.
End of Flashback

Kenangan indah itu kembali mengisi kepala Min Young dan menimbulkan rasa penyesalan di hatinya.
Bagaimana pun walau Seung Hyun sudah berpisah dengan dirinya,tetapi perasaan itu masih saja memenuhi hatinya.
Walaupun ia mencoba untuk memungkiri itu semua,tetapi itu semua malah akan menjadi suatu kesia-siaan belaka.
-------------------------------------------
Malam ini seperti malam-malam biasanya.
Min Young berkutat dengan buku-buku pelajarannya dengan ditemani remangan cahaya lampu meja belajar.
Namun konsentrasi belajarnya tiba-tiba terpecah karena getaran handphone yang diletakkannya di atas kasur.

“Yeoboseyo...”
Min Young mengangkat handphonenya dengan bermalas-malas.
“Min Young~a!”
“Seung Ri?”
Min Young terkaget saat mendengar suara dari sang penelepon barusan.
Sudah lama rasanya ia tidak mendengar suara itu,suara yang akrab di telinganya.

“Min Young~a! Cepat ke rumah sakit?”
“Ye?”
“Seung Hyun Hyung dirawat!”
“Mwo?”
“Sudahlah...jangan banyak tanya lagi...kau bisa pergi sekarang kan? Kurasa ia membutuhkan dirimu.”

Min Young menutup handphone flip-nya.

‘Sebenarnya apa yang terjadi pada Seung Hyun?’
Hanya pertanyaan itu saja yang dapat muncul di otaknya.
Ia mengigit bibir bawahnya dan menimbang-nimbang semuanya.

Min Young POV
Aish,mengapa ini semua dapat terjadi?
Apa yang harus kulakukan?
Apakah aku harus pergi? Atau aku mau menipu rasa khawatirku berapa lama lagi?

Sudahlah..
Aku memutuskan untuk pergi ke sana.
Aku tidak mau menyimpan kekhawatiran ini hanya di hatiku.
-----------------------------------------------
Aku tidak mempedulikan dinginnya udara malam menjelas musim dingin ini.
Aku terus berlari menuju rumah sakit.
Saat aku tiba di sana Ji Yong,Seung Ri,Young Bae,Dae Sung,dan seorang perempuan sudah berada di lorong depan kamar Seung Hyun.
“Min Young...” Seung Ri memanggilku dan aku pun berjalan mendekat.
“Seung Ri~a,sebenarnya apa yang telah terjadi?” tanyaku penuh penasaran.
“Sebenarnya Hyung tidak parah,tetapi sebaiknya ia dirawat karena dirinya mengalami stres berat.”
Lidahku terasa kelu dan mematung sehingga tidak dapat berkata apa-apa.
“Setiap hari kerjaannya hanya pergi ke club dan minum-minum,” jelas Seung Ri.
Omona! Apa ini semua karena aku?
Aku yang membuatnya begitu?

“Boleh menjenguknya?” tanyaku pelan.
Ji Yong mempersilahkanku untuk masuk dan menutup pintu dari luar.
Kulangkahkan kakiku perlahan agar Seung Hyun tidak terbangun karena kehadiranku ini.
Aku tidak ingin ia sedih kembali jika melihat kehadiranku ini.

Aku berjalan mendekati dirinya terbaring lemah di tempat tidur itu.
Wajahnya pucat dan peluh membasahi dahinya.
Aku melihatnya lebih dekat kemudian menyentuh pipinya yang dingin itu.
“Oppa..mianhae,karena diriku kau menjadi seperti ini,” bisikku pelan sambil mengelap peluh di dahinya itu.
Hatiku kembali merasa bersalah saat melihatnya diam tak bergeming.
Aku tidak sanggup membendung air mataku ini.
Aku mencoba mengalihkan pandangan ke arah lain,namun sebuah tangan dingin sudah terlebih dahulu menghapus air mataku.
Aku menoleh.
Seung Hyun tersenyum ke arahku.
“Sebenarnya apa yang kau tangisi?” tanyanya ketus.
Aku hanya menggeleng dan menghapus air mataku.
“Gojimal,” ucapnya pelan.
Ia kembali tersenyum ke arahku,tetapi aku hanya menatapnya nanar.
Tak tahu harus membalas perlakuannya dengan sikap apa.
Rasa canggung yang bercampur dengan rasa bersalah memerintahkan kakiku langkah menjauhi tempat tidurnya,tetapi di luar dugaanku ia malah menahan tanganku.
“Min Young~a,kumohon jangan tinggalkan aku lagi.”
Ucapan yang begitu tulus dan tak berdaya itu terlontar dari mulutnya.
Tubuhku terasa membeku dan tidak tahu harus membalas kata-kata itu dengan apa.
Aku hanya diam membiarkan tanganku ditahan olehnya,namun tiba-tiba ia terduduk di atas tempat tidurnya dan menarik tanganku sehingga aku ikut menduduki tempat tidurnya.
“Oppa,geumane,” protesku pelan.
Aku menjadi semakin tidak rela meninggalkan dirinya jika ia bersikap begitu terhadapku.
Akan tetapi bukannya melepaskan diriku,ia malah memeluk pinggangku dari belakang.
Aku kaget dan sempat memberontak,tetapi ia memelukku semakin erat.
End of Min Young POV
---------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Kupeluk dirinya yang hangat ini.
Merasakan setiap rambutnya yang menyentuh wajahku.
Rasa yang sudah lama tidak kurasakan ini.
Aku rindu akan senyuman dan segala tentangnya.
“Min Young~a,mianhae...”
Hanya kata-kata itulah yang dapat kuucapkan dan tidak akan pernah berhenti kurenungkan.
Aku telah menyia-nyiakan kebaikkan hati dan pengertian darinya.
Aku terus memeluknya seakan-akan aku tidak mau kehilangan dirinya untuk kedua kalinya.
Kurasakan setiap tetes air matanya membasahi lengan bajuku,namun aku hanya dapat memeluknya lebih erat.
Aku tidak ingin menyia-nyiakan kembali orang dipelukkanku ini.
Dirinya terlalu berharga untukku bahkan lebih berharga dibandingkan pekerjaanku.
End of Seung Hyun POV
--------------------------------------------------
Keesokkan harinya...

Seung Hyun mendapati kursi di samping tempat tidurnya telah kosong.
Wajahnya yang tersenyum cerah tadi malam kembali lesu seperti hari-hari sebelumnya.
Dengan semangat yang padam akhirnya Seung Hyun memutuskan untuk merebahkan tubuhnya itu di atas tempat tidur.
--------------------------------------------------
Min Young berjalan sambil menunduk di taman rumah sakit.
Sekilas matanya memandang lurus ke depan tanpa emosi.
Pandangannya kosong.
Berbagai pemikiran telah membutakan semuanya.

“Min Young-sshi?”
Min Young baru sadar bahwa ada seseorang yang memanggilnya.
“Ye?” Min Young berbalik.
Nyalinya langsung ciut saat mengetahui orang yang memanggil namanya.
“Kang Hyo Jin imnida.”
Wanita yang bernama Hyo Jin itu mengulurkan tangannya ke hadapan Min Young.
Min Young terpaksa mengulurkan tangan dan menjabat tangan Hyo Jin.
“Naneun Kim Min Young imnida..”
“Ye,aku sudah mengenalmu sejak lama,walaupun aku tidak pernah bertemu denganmu,tetapi Seung Hyun sering bercerita tentangmu kepadaku.”
Wajah Min Young langsung pucat saat mendengar ucapan Hyo Jin itu.
“Mian,mungkin karena akulah hubunganmu dengan Seung Hyun menjadi seperti ini,tetapi cobalah untuk memaafkannya,ia masih membutuhkanmu dan aku tahu kau juga masih membutuhkannya kan?”
Pertanyaan itu seolah-olah membongkar semua apa yang telah disembunyikan Min Young,namun ia hanya diam tak bergeming membiarkan pertanyaan itu berlalu begitu saja.
Akan tetapi,Hyo Jin hanya tersenyum saat melihat respon Min Young diam membeku itu.
“Ya sudahlah,pikirkan semuanya baik-baik,pikirkan semua kenangan yang pernah kalian buat dan jangan pernah kau katakan penyesalan jika kau tidak mau mencoba untuk mengampuninya.”
Hyo Jin menepuk bahu Min Young dan meninggalkan dirinya sendiri.

Min Young POV
Aku mencoba mengenang semuanya.
Mengenang kembali saat yang telah aku lalui bersamanya dulu.
Aku ingat saat ia berkelahi dengan Dong Wook Oppa.
Aku ingat saat ia mengampuniku walaupun aku telah berkata mianhae berpuluh-puluh dan telah menyakiti hatinya berulang-ulang kali.

Kenangan yang terakhir itu seolah-olah menyadarkanku dari tidur panjangku.
Menyadarkanku agar penyesalan yang terasa di dalam hatiku sekarang.
Aku sadar bahwa seharusnya aku malu.
Malu karena aku tidak dapat membalas semua pengampunan yang ia berikan kepadaku dulu.

Aku berlari menuju kamar Seung Hyun.
Terus berlari tanpa mempedulikan apa pun.
Aku ingin segera memeluknya dan berkata “mianhae” di telinganya.
‘Mianhae...Oppa....aku menyesal....’
End of Min Young POV
---------------------------------------------------------
Min Young terlambat sampai di kamar inap Seung Hyun.
Tempat tidur yang tadinya ditempati sekarang sudah tertata rapi.
Min Young hanya dapat memandang sebuah ruangan kosong tanpa penghuni,namun ia menyadari bahwa ada sebuah amplop yang tertinggal di atas meja.

Min Young membuka amplop itu dan mendapati sebuah tiket konser di dalamnya.

BIG BANG
BIG SHOW CONCERT 2008

Melihat tulisan itu,tanpa berpikir dua kali,Min Young segera berlari keluar rumah sakit dan pergi menuju konser itu.
---------------------------------------------------
Min Young memasuki gedung konser dengan nafas terengah-engah,yang terdengar olehnya hanyalah gemuruh tepuk tangan V.I.P disusul nada lagu Lies yang sudah hampir berakhir itu.
Ia menengok ke arah panggung.
Ia kaget melihat Seung Hyun sudah berdiri di sana dengan member lainnya.
Yang ia rasakan sekarang hanya lah rasa khawatir sekaligus bahagia.
Entah mengapa ia senang melihat Seung Hyun yang terbaring lemah tadi malam dapat kembali ceria seperti yang ada di atas panggung sana.

“Min Young~a!”
Suara orang yang dikenalnya membuat Min Young berbalik dan tersadar akan lamunannya.
“Onnie!” panggil Min Young sambil tersenyum.
Hee Sung yang memanggil namanya tadi ikut tersenyum rindu.
Mereka berdua berdiri di antara V.I.P lainnya dan menikmati konser pada hari itu.
“Onnie,konser kali ini benar-benar ramai..” seru Min Young yang tiba-tiba membuka topik pembicaraan.
“Ye,mereka memang benar-benar sudah sukses sekarang,” ujar Hee Sung.

Namun,belum lama mereka berbicara sang MC sudah terlebih dahulu membuat mata mereka memandangi panggung.
“Oke,beri tepuk tangan untuk Big Bang!” teriaknya.
“Sekarang mari kita bertanya kepada para member mengenai konser pada malam ini…”
“Malam ini adalah malam yang paling menyenangkan,jika kami mengingat masa-masa kami sebelum debut,semuanya terasa tidak nyata,” aku Ji Yong.
“Oke,jawaban itu sudah mewakilinya,dan untuk TOP,menurutmu apa yang paling penting dalam konser kali ini?” tanya MC lagi.
Seung Hyun hanya diam saja saat disuguhi pertanyaan itu,namun matanya melihat ke sekeliling.
Ia mencari seseorang di bangku penonton.
Kemudian ia menunjuknya.

Mata Min Young membelalak tak percaya.
“Onnie,ottoke? Seung Hyun menunjuk ke arahku? Sebenarnya apa yang hendak ia lakukan?” Min Young bertanya dengan panik ke Hee Sung yang ada di sebelahnya.
Hee Sung hanya tersenyum tak peduli.
“Oke,Nona yang di sebelah sana bisa tolong maju ke depan!”
Kali ini keadaan menjadi semakin parah.
Min Young hanya membeku di tempat dan melirik Hee Sung dengan pandangan penuh harapan.
Namun bukannya membantu,Hee Sung malah mendorong badan Min Young agar menuruti perintah sang MC.
Akhirnya karena teriakkan V.I.P di sekitar,Min Young memberanikan dirinya untuk naik ke atas panggung.

Min Young POV
Kulihat beratus-ratus V.I.P atau mungkin beribu-ribu orang memandang ke arahku di atas panggung ini.
Aku hanya bisa menunduk malu untuk meredam rasa gugupku.

Sebenarnya apa yang hendak dilakukan Seung Hyun?
Apa maksudnya dengan menunjukku tadi?

Tiba-tiba MC mengajukkan pertanyaan lagi.
“Sebenarnya siapakah agasshi ini?”
Aku hanya memandang ke arah Seung Hyun yang berdiri di sampingku.
Ia tersenyum ke arahku sebelum menjawab pertanyaan itu.
“Ia adalah kunci keberhasilanku,” katanya.

Aku terharu mendengar kata-katanya itu.
Namun tiba-tiba saat aku merasa kegugupanku berakhir,Seung Hyun menciumku.
Ia menciumku di depan beribu-ribu V.I.P dan sekarang yang dapat kulakukan hanya lah menutup mata.
Menerima segalanya.

Air mataku kembali mengalir.
Merasakan semuanya tidak pantas untukku.
Aku belum meminta maaf kepadanya.

Seung Hyun melepaskan ciumannya.
Ia memandangku lekat.
“Mianhae...aku tidak akan meninggalkanmu lagi kunciku..karena tanpa dirimu...walaupun sesukses apapun diriku,tetapi aku tidak akan dapat membuka gerbang kebahagiaan.”
Ia membisikkan kalimat indah itu di telingaku dan mengalungiku sebuah kalung kunci.
Kalung yang memang terlihat biasa,tetapi sangat berarti bagiku dan aku berjanji tidak akan pernah melepasnya.
End of Min Young POV
------------------------------------------------------------

Label: ,


Jumat, 30 Oktober 2009

Annyeong yorobun~
Akhirnya gw bisa nge-post chapter 15 dari fic gw yang satu ini...
Chapter 15 berarti udah tamat deh haha..
Tapi gw mau kasih bocoran kalo ntar fic ini bakalan ada special editionnya dalam bentuk ff one shot..
Umm...kira'' bakal gw post pas utlahnya si Seung Hyun..
Tanggal 4 November besok...so....tunggu ye...
Lagi dalem proses pengetikan soalnya...

Ya udah..jangan lupa komen di chapter ye...
komennya sangat ditunggu lho....

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
-Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Young Bae (Tae Yang) : temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Yong (G Dragon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang
-Choi Dong Wook : pacar Min Young semasa SMP yang masih memegang janjinya

Chapter 15

Sinar matahari menyilaukan mata Hee Sung yang sedang terpejam itu.
Perlahan-lahan mata kantuknya itu terbuka dan melihat segalanya dengan jelas.
Ternyata dirinya tertidur di sofa semalaman.
Setelah menyadari segalanya kemudian ia melihat ke arah sofa di hadapannya itu,terlihat Seung Ri masih tertidur pulas di sana.

Hee Sung berjalan sedikit mengendap-endap menuju pintu.
Ia tidak ingin membangunkan Seung Ri yang masih tertidur itu.

Saat hendak membuka pintu,Hee Sung tidak sengaja menginjak sesuatu di bawah kakinya.
‘Ige mwoya?’ tanya dalam hati sambil mengangkat barang itu dan membacanya.

Hee Sung~a,
Gomawo telah menjadi tetangga yang baik selama ini...
Waktuku di Korea sebentar lagi akan habis...
Tolong berikan surat itu kepada Min Young...

Seung Hyun

------------------------------------------------------------
Hee Sung POV
Sebenarnya apa maksud dari kata-kata itu?
Apa mungkin Seung Hyun mau meninggalkan Korea? Tetapi mengapa begitu mendadak?
Lalu sebenarnya apa isi surat ini?
Sepertinya aku sudah ketinggalan berita selama ini...

Awalnya aku memang bertujuan untuk tidak membangunkan Seung Ri,tetapi setelah membaca notes dari Seung Hyun ini,rasanya aku harus membangunkannya.
Aku sangat penasaran sekali dengan maksud surat dan notes itu.

“Seung Ri...Seung Ri~a...Pali irona!” teriakku sambil berusaha membangunkan Seung Ri yang sedang tertidur pulas itu.
“Hee Sung~a...biarkan aku tidur lagi,” katanya.
Aku memang tidak tega membangunkannya,tetapi apa boleh buat,sekarang aku benar-benar membutuhkan bantuannya.
“Ayolah...Pali!” kataku lagi.
Akhirnya walaupun masih setengah sadar,Seung Ri mencoba untuk duduk dan mendengarkanku.
“Seung Ri~a...”
“Mmm..”
“Kau tahu apa maksud ini semua?” kataku sambil menunjukkan notes dan surat yang kutemukan di dekat pintu tadi.
Seung Ri membacanya.
Awalnya mimik wajahnya biasa saja,namun lama kelamaan aku dapat melihat perasaan kaget tersirat di wajahnya itu.

“Kau tahu maksud dari notes ini kan? Apakah Seung Hyun akan meninggalkan Korea?” aku mencoba bertanya.
----------------------------------------------------------
Seung Ri POV
“Kau tahu maksud dari notes ini kan? Apakah Seung Hyun akan meninggalkan Korea?” tanya Hee Sung.
Aku sudah mengira bahwa ia akan bertanya soal itu,tetapi aku tidak tahu harus menjawab pertanyaan itu dengan jawaban apa.
Padahal kemarin Hyung bilang bahwa rencana kepergiannya ke Jepang itu merupakan suatu rahasia,namun mengapa sekarang ia malah menitipkan notes dan surat ini kepada Hee Sung.
Apakah aku boleh memberitahukan soal rahasia ini kepada Hee Sung?

“Ya! Sebenarnya kau tahu akan hal ini kan?!”
“Mmm...aku....aku....”
“Kau menutupi sesuatu dariku kan? Seung Ri...cepat katakan apa itu!”
“Seung Hyun Hyung akan pergi ke Jepang hari ini,” jawabku dengan singkat.

Akhirnya dengan terpaksa aku mengatakan juga rahasia itu.
Aku pikir cepat lambat semuanya pasti akan mengetahui rencananya itu.
Selain itu,aku ingin agar ada orang yang dapat membantuku untuk mencegah rencananya itu karena aku dan lainnya masih membutuhkan kehadirannya.

“Mwo?! Jinja?! Kau pasti berbohong kan?” tanyanya tidak percaya.
“Anio...Jinja...kemarin Hyung bercerita soal itu denganku,” aku mencoba meyakinkannya.
“Andwe,bagaimana dengan Min Young? Dia pasti masih membutuhkannya.”
Aku lupa bahwa Hee Sung tidak tahu tentang masalah yang terjadi di antara mereka berdua.
“Seung Ri~a,kau harus mencegahnya,” katanya lagi.
“Molla....aku tidak tahu harus mencegahnya dengan cara apa,kemarin ia berkata bahwa tujuannya ke Jepang adalah untuk melupakan kenangannya bersama Min Young,” jelasku.
“Mwo? Hubungan mereka sudah putus?”
Akhirnya aku menjelaskan masalah yang telah terjadi di antara Min Young dan Hyung itu.
-------------------------------------------------------
Hee Sung POV
Seung Ri menjelaskan mengenai masalah yang membuat berakhirnya hubungan Seung Hyun dan Min Young itu.
Rasanya aku menjadi ikut sedih mendengar semua itu.

“Hee Sung~a,kau mempunyai cara untuk mencegahnya ke Jepang?” Seung Ri bertanya sesudah seleasai bercerita.
Aku berpikir sejenak...dan aku mempunyai ide brilian untuk mencegah kepergian Seung Hyun itu.
“Seung Ri...” aku membisikan ideku di telinganya.
Ia hanya tersenyum dan mengangguk pelan setelah mendengarkan semuanya.
“Arseo...idemu itu keren,ya sudah sekarang kita harus bersiap-siap pergi ke rumahku untuk menghadap Omma,” ajaknya.
Awalnya aku sudah merasa puas karena dapat melalui malam bersamanya,tetapi setelah mendengarkan ajakannya itu,semua semangatku seakan lenyap.
Namun,apa boleh buat semuanya ini harus segera diakhiri.
---------------------------------------------------------
Pagi itu Min Young merasa tidak enak badan.
Semalaman dirinya tidak bisa berhenti memikirkan Seung Hyun.
Seakan-akan ada sebuah perasaan tidak enak yang terus menghantuinya.

“Min Young~a,irona..” Omma Min Young membangunkannya.
“Mmm....”
Min Young menggeliat di atas tempat tidurnya.
Omma yang merasa ada yang tidak beres dengan anaknya segera menyentuh dahi Min Young.
“Min Young~a! Gwenchana? Sepertinya badanmu terkena demam,” kata Omma.
Min Young yang tidak menanggapi hal itu malah memilih untuk meringkuk kembali di bawah selimutnya.
“Sudahlah,hari ini kau istirahat saja di rumah,” perintah Omma yang lalu meninggalkan Min Young untuk beristirahat.
---------------------------------------------------------
“Seung Ri~a,apa tidak apa-apa jika kita hanya meninggalkan surat ini di kotak pos rumahnya?” tanya Hee Sung yang sekarang sudah berada di depan rumah Min Young.
“Sudahlah...letakkan saja di sana,” suruh Seung Ri sambil menunjuk kotak pos.
“Tapi...aku tidak tega melihat Min Young menangis saat membacanya,” ulur Hee Sung.
“Memang aku juga tega membayangkan perasaan Min Young,tetapi jika kita menyampaikannya dengan cara seperti ini mungkin rencana kita akan berhasil,” hibur Seung Ri.
“Baiklah!”
Akhirnya Hee Sung meletakkan surat itu di kotak pos dan melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Seung Ri.
--------------------------------------------------------
Seung Ri membuka pagar rumahnya.
“Ayo masuk,” kata Seung Ri sambil mempersilahkan Hee Sung masuk.
Hee Sung yang tadinya ceria saat di perjalanan langsung tegang dan membeku.
“Waeyo?” tanya Seung Ri.
“Anio...hanya saja aku...” jawab Hee Sung.
“Tanganmu dingin....kau tegang? Sudahlah,santai saja...kita pasti bisa melewati ini semua,” hibur Seung Ri sambil memegang kedua tangan Hee Sung.
Setelah menimbang-nimbang Hee Sung akhirnya memutuskan untuk mempercayai kata-kata Seung Ri barusan.

“Omma!” panggil Seung Ri sambil membuka pintu rumahnya itu.
“Seung Ri~a...tadi malam kau ke mana?!” teriakkan Omma Seung Ri yang khawatir itu segera menyapa mereka.
Namun setelah Omma melihat siapa yang telah dibawa Seung Ri ke rumahnya itu,wajah Omma langsung mengeras.
Perasaan benci dan tidak suka langsung tersirat di wajahnya.
“Buat apa kau bawa dia ke sini?!” bentak Omma.
“Omma tenang dulu..” kata Seung Ri.
“Pergi sana!” teriakkan Omma semakin keras.
Hee Sung sudah mengira bahwa dirinya akan diperlakukan seperti itu,namun ia mencoba untuk bertahan demi orang yang ada di sebelahnya itu.
“Ahjumma,mianhae...” Hee Sung kembali mengucapkan kata-kata itu dan tanpa sadar ia menangis.
“Mianhae...Jeongmal mianhae....aku yang salah,Ahjumma....” lanjut Hee Sung dengan suara bergetar.
“Kalau kau tahu bahwa dirimu bersalah,lalu mengapa kau berani mendekati Seung Ri lagi?!”
Hee Sung hanya terdiam saat mendengar kalimat itu.
‘Aku yang salah...aku tidak patut berada di sini,’ katanya dalam hati.
Akhirnya rasa bersalah Hee Sung kembali menguasai lagi dirinya sendiri.
Ia sudah tidak kuat menahan ini semua.
Hee Sung berniat meninggalkan rumah Seung Ri.
Namun saat hendak membuka pagar rumah,tiba-tiba sebuah tangan menarik tangannya.
“Changkaman!” teriak Seung Ri.
“Kau berjanji tidak akan menjauhiku lagi jadi tolong bertahanlah sebentar,” bujuknya.
“Tapi...”
“Mianhae...tadi aku tidak membantumu saat kau diomeli oleh Omma,tapi kali ini aku yang akan berbicara dengan Omma dan kau hanya perlu berada di sampingku,bagaimana?”
Hee Sung akhirnya mengangguk dan mengikuti Seung Ri yang menarik tangannya itu.

“Omma...kali ini aku yang akan menjelaskan yang sesungguhnya terjadi,” kata Seung Ri.
“Memang apa yang perlu dijelaskan?” balas Omma.
“Omma jangan lagi menyalahkan Hee Sung,semua yang kualami ini bukan karena dirinya...semuanya itu hanya kecelakaan saja...”
“Sudahlah...Omma tidak mau mendengar penjelasanmu itu!”
“Omma! Dengarkan aku! Aku tahu Omma sayang padaku,aku tahu Omma merasa sedih saat aku mengalami kecelakaan itu,tetapi Omma jangan menyalahkan Hee Sung! Dia adalah orang yang sebenarnya menyelamatkanku!”
“Ia hanya mencelakakanmu saja!”
Hee Sung yang mendengar perdebatan Seung Ri dan Omma yang hanya dapat menangis namun tangan Seung Ri menggenggam tangannya semakin kuat.
“Omma...tolong mengertilah....aku mencintainya...aku ingin melindunginya...saat itu aku ditusuk karena aku tidak berhati-hati,tetapi bukan karena Hee Sung....Jika Omma yang berada di situ dan aku yang diganggu oleh preman,Omma pasti akan melindungiku kan? Omma pasti rela mengorbankan nyawa demi orang yang Omma sayang kan?”
Omma tertegun dengan kata-kata yang barusan diucapkan Seung Ri.
“Omma...tolong mengertilah...saat itu aku sendiri yang rela mengorbankan nyawaku demi menyelamatkan Hee Sung.”
Akhirnya hati Omma tersentuh dan memeluk Seung Ri sambil menangis.
“Mianhae..Seung Ri~a...Omma baru sadar dengan apa yang Omma salahkan selama ini,” kata Omma.
“Omma...jadi Omma mau menerima Hee Sung?” tanya Seung Ri.
Omma hanya menangguk lemah lalu memeluk Hee Sung yang berada di sampingnya.
“Mianhae..Hee Sung~a....selama ini Ahjumma hanya menyalahkanmu saja.”
Hee Sung hanya bisa menangis bahagia karena akhirnya dirinya diterima kembali oleh Omma Seung Ri.
--------------------------------------------------------
Min Young POV
Kepalaku sakit sekali.
Badanku terasa lemas dan tidak bertenaga,walaupun sejak tadi pagi aku hanya tidur di kamar,tetapi itu semua tidak membuatku merasa baik.
Hatiku masih saja tidak tenang dan badanku masih saja tidak enak.
Namun,aku merasa bosan melalui hari ini hanya dengan beristirahat di kamar saja.

Aku melihat ke arah jendela di kamarku dan aku baru menyadari bahwa sekarang hari sudah menjelang sore.
Kemudian aku mulai bangkit dari tempat tidurku lalu melangkah keluar kamar dan menuruni tangga.
Saat aku melewati ruang makan,aku melihat sebuah kertas di atas meja makan.
Karena penasaran akhirnya mendekati meja makan.
Ternyata di amplopnya tertulis namaku,aku membuka surat itu dan membaca isinya.

Min Young,
Gomawo karena telah berada di sisiku selama ini...
Gomawo karena telah membuatku merasakan apa rasanya mencintai dan dicintai...
Aku tahu,selama di sisiku kau selalu merasa tersiksa dengan sikapku ini.
Mianhae karena tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Walaupun sekarang aku sudah tidak memilikimu,tetapi aku akan bahagia jika melihatmu bahagia, sekalipun jika kau bahagia bersama dengan orang lain.

Mianhae jika aku memberitahu ini dengan terlambat.
Hari di saat kau membaca surat ini merupakan hari terakhir di mana aku berada di Korea.
Aku sudah memikirkan semuanya dengan baik.
Hari ini aku akan pergi ke Jepang.
Aku harap kau bahagia walaupun tidak ada diriku yang kau anggap sebagai Oppamu ini.
Aku akan selalu mengingatmu sebagai kunci dari rahasia-rahasiaku selama ini.


Seung Hyun


Air mataku bercucuran saat membaca setiap kata yang tertulis di surat itu.
Aku tidak menyangka Seung Hyun akan pergi ke Jepang tanpa sepengetahuanku.
Aku masih membutuhkan dirinya.
Walaupun sudah seminggu ini kami tidak saling bicara,tetapi aku masih ingin melihat wajahnya karena sampai kapan pun aku tidak akan melupakan wajahnya.

Tanpa memperhatikan kesehatanku,aku berlari ke luar rumah.
Mungkin jika aku pergi ke airport sekarang,aku masih bisa mencegah kepergiannya.

‘Seung Hyun~a,kumohon jangan pergi!’
---------------------------------------------------------------
Di saat yang sama Seung Hyun sedang duduk di salah satu kursi ruang tunggu di airport.
Keberangkatannya ke Jepang tinggal sebentar lagi.

Seung Hyun POV
Suasana aiport sore ini sangat ramai.
Aku melihat ke sekitarku sambil mencoba menghilangkan rasa jenuhku.
Namun,tiba-tiba seseorang menempati kursi di sebelahku.
Aku tidak memperhatikan siapa yang menempatinya.
“Seung Hyun!”
Aku kaget bahwa orang di sebelahku itu dapat mengetahui namaku.
Aku pun menoleh.
“Dong Wook!” aku menjadi tambah terkejut saat melihat orang yang duduk di sebelahku itu.
‘Mengapa ia bisa berada di sini? Memang dia mau pergi ke mana? Bukannya ia seharusnya bersama dengan Min Young?’ tanyaku dalam hati.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya.
“Aku hendak pergi ke Jepang,” jawabku singkat.
Walaupun aku sudah merelakan semuanya,tetapi tetap saja aku merasa kesal saat melihat wajahnya.
“Mwo? Bagaimana dengan Min Young?” tanyanya lagi.
“Ia...ia sudah memilih orang lain.”
“Nugu?”
‘Kau ini pura-pura bodoh?’ ejekku dalam hati.
Aku masih tidak mengerti mengapa ia masih saja pura-pura tidak merasa bersalah.
“Sudahlah...kau mau mengetes aku? Orangnya kau tahu!” jawabku kesal.
Ia malah tertawa mendengar jawaban itu.
“Waeyo? Kau seharusnya bahagia bukan?” tantangku yang merasa tidak puas.
“Seung Hyun~a...ia tidak memilihku,kau salah sangka...ia sudah memilih orang lain yang katanya lebih penting dari pada diriku.”
“Mwo? Nugu?!” sekarang giliran diriku yang panik.
‘Jangan-jangan orang itu...’ aku mencoba meneraka di dalam pikiranku.
“Orang itu adalah dirimu!” teriaknya sambil sedikit tertawa.
Perasaanku tercampur aduk saat mendengar itu.
Sebagian diriku merasa tidak percaya dan senang,tetapi sebagian diriku lagi merasa sudah terlambat dan tertipu.
“Mwo? Bagaimana bisa..? Saat itu aku melihat kau dan dia...”
“Berpelukkan?” potongnya.
Aku hanya menangguk tidak percaya.
“Kau ini benar-benar bodoh! Saat itu aku hendak berpamitan dengannya,awalnya aku mengajaknya untuk memilihku,namun ia menolakku hanya demi dirimu.”
Ucapan Dong Wook barusan membuat diriku beku dalam sekejap.
Aku tidak tahu harus berkata dan melakukan apa sekarang.
“Ya! Kau jangan meninggalkannya! Kalau tidak kau akan berurusan denganku!”
Saat mendengar kata-katanya itu seakan-akan tubuhku bergerak sendiri dan memerintahkan kakiku untuk pergi menemui Min Young.
---------------------------------------------------------
Min Young POV
‘Semoga aku masih belum terlambat,’ kataku dalam hati.
Akhirnya aku sampai juga di airport,tanpa menghiraukan apa-apa lagi aku berlari ke dalam.
Aku melihat ke sekeliling dan suasana menjadi sangat ramai.
Sangat sulit mencari Seung Hyun di tengah-tengah keramaian seperti ini.
“Oppa! Oppa!” kata itu sudah berkali-kali kuteriakkan namun aku masih saja tidak dapat menemukan dirinya.
Aku merasa sangat lelah dan lemas.
Namun,tiba-tiba handphone ku berdering.

“Yeoboseyo?”
“Min Young~a...”
“Seung Ri~a...Oppa...Oppa meninggalkanku,”kataku sambil menangis.
Aku kira ia akan panik juga sepertiku,tetapi ia malah berkata,”Min Young,sekarang kau harus pergi ke gudang!”
Belum sempat aku bertanya untuk apa aku harus ke sana,namun ia sudah keburu menutup teleponnya.

Aku masih menangis karena tidak bisa menemukan Seung Hyun,mungkin saja ia sudah pergi dan aku terlalu terlambat untuk semuanya.
Tetapi aku masih memutuskan untuk pergi ke gudang.
Mungkin jika aku bercerita kepada yang lain,hatiku akan merasa lebih baik.
------------------------------------------------------------
Nafas Seung Hyun terengah-engah saat sampai depan rumah Min Young.
Ia merasa bersalah telah salah paham dengan apa yang sebenarnya terjadi dan ia ingin menjelaskan segalanya kepada Min Young.

Tok....Tok....Tok....Tok.....Tok.....Tok....
Tangan Seung Hyun tak hentinya mengetuk pintu.
“Changkaman!” suara Omma Min Young terdengar dari luar pintu.
Kreek...
Pintu dibuka.
“Ahjumma...apa saya bisa bertemu dengan Min Young?” tanya Seung hyun dengan terengah-engah.
“Oh,Min Young sedang sakit...tetapi jika penting,Ahjumma akan panggilkan dia sebentar.”
Omma Min Young berlari ke dalam untuk memanggil Min Young.
Namun saat ia kembali,wajahnya berubah menjadi pucat.
“Min Young...Min Young pergi....ia sedang sakit...”
Kepanikkan segera menyelimuti Omma dan Seung Hyun.
“Ahjumma,biar saya yang cari dia,” kata Seung Hyun.
----------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Min Young...Babo Ya!
Mengapa kau pergi?
Sebenarnya apa yang ada di pikiranmu? Mengapa kau tidak memikirkan kesehatanmu sendiri?
Ke mana aku harus mencarimu?

Aku terus berlari tanpa arah sambil memikirkan wajahnya.
Tiba-tiba handphone di sakuku berdering.
“Yeoboseyo?”
“Hyung,cepat ke gudang sekarang!”
Hanya kalimat itu yang kudengar,setelah itu Seung Ri segera menutup teleponnya.
‘Menagapa hari benar-benar membingungkan? Mulai dari Min Young sampai Seung Ri,semuanya membuatku bingung,’ protesku dalam hati sambil berlari menuju gudang.
----------------------------------------------------
“Seung Ri~a!” teriak Min Young seraya membuka pintu gudang.
“Seung Ri! Seung Ri!” teriak Min Young berulang-ulang kali sambil mengintari gudang.
Ia melihat ke sekitar.
Semuanya sepi dan tidak ada orang di sana.
‘Sebenarnya di mana Seung Ri? Mengapa ia menyuruhku untuk datang ke sini?’ tanya Min Young dalam hati.
Walaupun masih tidak dapat menemukan Seung Ri di sana,tetapi ia masih ingin duduk sejenak di gudang.

Min Young POV
‘Sudah lama aku tidak masuk ke dalam sini lagi,rasanya rindu sekali dapat melihat semua ini lagi..’
Aku duduk di sofa yang biasa aku tempati jika sedang menunggu Seung Hyun latihan.
Mengingat namanya membuatku ingin menangis lagi,tetapi semua air mata yang aku cucurkan itu hanya sia-sia saja karena semuanya itu sudah terlambat.
Awalnya aku hanya duduk dan melihat ke sekitar ruangan,namun lama-kelamaan tubuhku rasanya lemas dan ingin sekali beristirahat.
Akhirnya aku berebahkan diriku di tengah empuknya sofa itu.

“Min Young...Min Young...”
Sebuah suara mengganggu tidurku,namun setelah itu bisa kurasakan ada seserang yang menyentuh pipiku.
Sentuhan dan suara ini seperti pernah terjadi di masa lalu,namun pastilah itu semua hanya mimpi.
-------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Aku sampai di gudang dengan nafas terengah-engah.
Aku masih mencoba untuk berlari ke dalam untuk mencari Seung Ri dan yang lain.
Namun,sebelum itu aku masih sempat melirik jam tanganku yang menunjukkan pukul lima sore itu.
“Seung Ri..”
Aku mencoba mencari Seung Ri dan melihat ke sekeliling gudang.
Bukannya menemukan Seung Ri,tetapi aku melihat Min Young yang sedang tertidur di sofa.
Aku mencoba menghampirinya.
“Min Young.....Min Young....” kupanggil namanya berkali-kali untuk membangunkannya.
Namun,ia masih saja menghiraukan semua itu.
Aku mencoba menyentuh pipinya.
‘Omona....panas sekali tubuhnya,’ kagetku dalam hati.
Ia sedang terserang demam,tetapi mengapa ia masih saja memaksakan dirinya untuk datang ke sini.
“Min Young~a...irona...” kataku sambil menggoncang tubuhnya pelan.
“Hmmm...nanti aku masih mau..”
Awalnya ia menggeliat ingin melanjutkan tidurnya,namun tiba-tiba ia membuka matanya lebar-lebar dan berhenti berbicara.
“Oppa!” teriaknya dengan suara bergetar.
Ia memelukku seketika dan aku tidak tahu harus berbuat apa,namun akhirnya aku mencoba membalas pelukkannya.
“Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!” teriaknya.
Aku hanya dapat memeluknya lebih erat dan membiarkan dirinya menangis di pelukkanku.
“Mianhae...karena aku tidak memberitahuku tentang itu semua...” kataku pelan.
“Aku memang bodoh karena tidak mau mendengarkan penjelasanmu waktu itu...tadi aku baru bertemu dengan Dong Wook di aiport dan ia menceritakan semuanya,” aku mengatakan semua itu dengan perasaan sedih sekaligus lega karena telah mengetahui kebenarannya.
“Mian...karena aku mengira dirimu lebih memilih Dong Wook daripada diriku.”
Ia melepaskan pelukkan dariku seketika.
Ia menatapku lekat-lekat.
Lalu menempelkan bibir kecilnya itu ke bibirku.
Aku membalas ciumannya itu.
Namun saat aku melakukan hal itu,aku merasakan perasaan bersalah.
Aku terlalu mudah untuk tidak mempercayai dirinya.
“Oppa...kau jangan pergi...” mohonnya.
Hatiku sakit melihat matanya yang berkaca-kaca itu,namun rencanaku ini tidak dapat dibatalkan lagi.
Appa ingin aku pergi ke Jepang karena ia ingin aku sukses dan tidak hanya mengurusi bandku yang ia anggap tidak membuahkan kesuksesan itu.
“Anio...mianhae...aku benar-benar harus pergi,” kataku pelan.
--------------------------------------------------------
Ruangan itu menjadi sangat sunyi setelah Seung Hyun mengatakan kata-kata itu,yang terdengar hanyalah isak tangis Min Young yang tak ada hentinya.
“Oppa...jangan pergi...aku mohon,” Min Young kembali memeluk Seung Hyun.
Namun tiba-tiba pintu gudang terbuka.
Seung Hyun dan Min Young juga ikut kaget dan melihat ke arah pintu.
“Hyung! Kau tidak bisa pergi!” cegah Seung Ri.
“Seung Ri~a,kau ini bercanda...aku benar-benar harus pergi,” tolak Seung Hyun.
“Kami punya alasan..” tambah Ji Yong yang berdiri di sebelah Seung Ri.
“Memangnya alasan apa?”
“Ini,” Young Bae memberikan selembar kertas kepada Seung Hyun.

KONTRAK REKAMAN

Judulnya berbunyi seperti itu.
Wajah Seung Hyun langsung kaget melihatnya.
“Jinja?” tanya Seung Hyun tidak percaya.
“Jadi...Hyung tidak jadi pergi ke Jepang kan?” tanya Dae Sung yang ingin memastikan.
Seung Hyun hanya diam saja namun wajahnya mengembangkan senyum seulas.
Melihat hal itu,Min Young langsung memeluknya dan menangis bahagia.
---------------------------------------------------------
Hee Sung yang melihat kejadian itu dari luar pintu gudang juga ikut bahagia karena idenya berhasil membuat semuanya berakhir dengan bahagia.
“Noona!” panggil Seung Ri yang tiba-tiba ada di sebelah Hee Sung.
“Seung Ri~a,berhentilah memanggilku ‘Noona’,aku risih mendengarnya,” kata Hee Sung.
Seung Ri hanya tertawa melihat wajah Hee Sung yang cemberut itu.
“Araseo,” jawab Seung Ri yang kemudian mencium Hee Sung.
Wajah Hee Sung langsung memerah.
“Nommu kyopta,” goda Seung Ri.
“Kau ini benar-benar...” tangan Hee Sung sudah siap-siap memukul langan Seung Ri,tetapi Seung Ri malah melarikan diri dengan masuk ke dalam gudang.
--------------------------------------------------------

Epilogue
Dua tahun kemudian....

Suara teriakan para V.I.P membuka konser Big Bang.

(yeah) love is pain
Dedicated to all my broken-hearted people
One's old a flame... just scream my name
And i'm so sick of love songs (yeah)
I hate them damn love songs... moment of ours

(geo-jis-mar)
Neuj-eun bam bi-ga nae-ryeo-wa neor de-ryeo-wa
Jeoj-eun gi-eog kkeut-e dwi-cheog-yeo na
Neo eobs-i jar sar su iss-da-go
Da-jim hae-bwa-do eo-jjeor su eobs-da-go
Mos-ha-neun sur-do ma-si-go
Sog-ta-neun mam bam-sae chae-wo-bwa-dosirh-eo neo eobs-neun ha-ru-neun gir-eo bir-eo
Je-bar ij-ge hae-dar-ra-go (-geo-jis-mar-i-ya)
………………………………..

Lagu Lies ciptaan Ji Yong seolah-olah telah menghipnotis para V.I.P yang datang ke acara itu.
“Onnie,konser kali ini benar-benar ramai..” seru Min Young yang berdiri di antara para V.I.P lainnya.
“De,mereka memang benar-benar sudah sukses sekarang,” ujar Hee Sung.

“Oke,beri tepuk tangan untuk Big Bang!” teriak MC pada malam itu.
“Sekarang mari kita bertanya kepada para member mengenai konser pada malam ini…”
“Malam ini adalah malam yang paling menyenangkan,jika kami mengingat masa-masa kami sebelum debut,semuanya terasa tidak nyata,” aku Ji Yong.
“Oke,jawaban itu sudah mewakilinya,dan untuk TOP,menurutmu apa yang paling penting dalam konser kali ini?” tanya MC lagi.
Seung Hyun hanya diam saja saat ditanyain pertanyaan itu,namun matanya melihat ke sekeliling.
Ia mencari seseorang di bangku penonton.
Kemudian ia menunjuknya.

Min Young POV
“Onnie,ottoke? Seung Hyun menunjuk ke arahku? Sebenarnya apa yang hendak ia lakukan?”
Aku panik saat Seung Hyun melakukan hal itu,namun Hee Sung Onnie di sebelahku hanya tertawa.
‘Oh tidak! Omona!’ jantungku semakin berderup kencang karena semua orang melihat ke arahku.
“Oke,Nona yang di sebelah sana bisa tolong maju ke depan,” ajak MC.
Oh tidak….bagaiamana ini….???
Badanku terus didorong oleh Onnie dari belakang,tetapi aku berusaha untuk menahannya.
Akhirnya teriakan para V.I.P memaksaku untuk maju ke panggung.
Tanganku dingin karena gugup.
Setelah aku naik ke atas panggung,MC bertanya,”sebenarnya siapakah Nona ini?”
Aku hanya terdiam saja sambil terpaksa tersenyum.
Tiba-tiba Seung Hyun yang berada di sebelahku berkata,”dia adalah kunci keberhasilanku.”
Setelah itu ia menciumku di depan semua orang.
‘Sudahlah…aku tidak dapat membayangkan apa yang terjadi,aku hanya dapat memejamkan mataku rapat-rapat.’
----------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Aku harap kau bahagia berada di sisiku.
Kau adalah kunci segala rahasia dan keberhasilanku.
Segala rintangan yang kita hadapi ini telah merubah sikapku dan membuatku belajar akan banyak hal.
Oleh karena itu…gomawo Min Young~a….
---------------------------------------------------
THE END

Label:


Jumat, 23 Oktober 2009

Ya udah akhirnya setelah seminggu berlalu gw post lanjutannya...
Gw ga bisa banyak pesen soal gw terhimpit oleh waktu yang benar'' sempit..*geje dah*

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
-Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Young Bae (Tae Yang) : temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Yong (G Dragon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang
-Eun Hye : teman baru Min Young yang hobinya baca ramalan bintang


Chapter 13

“Seung Ri~a,chukahae...hari ini kau boleh pulang,” kata Young Bae senang.
Seung Ri memang bahagia dirinya sudah diperbolehkan pulang.
Tetapi,sebenarnya di dalam benaknya ia masih saja memikirkan Hee Sung.
-----------------------------------------
Seung Ri POV
‘Hee Sung~a,aku hari ini sudah boleh pulang...dengan begitu aku akan segera bertemu denganmu dan akan segera menjelaskan tentang semua ini,’ kataku dalam hati.

Semua orang hari ini berbahagia,tetapi aku tidak.
Bagiku jika tidak ada kehadiaran Hee Sung di sini rasanya menjadi hampa.
Dari sejak aku siuman kemarin,aku terus bertanya-tanya mengenai dirinya ke semua orang dan dari cerita mereka aku mengetahui bahwa sepertinya ia juga merasakan perasaan yang sama dengan yang kurasakan sekarang.
Aku ingin minta maaf kepadanya.
Selama aku tidak sadarkan diri,ia selalu menyalahkan dirinya atas insiden ini.
Tetapi,sesungguhnya ini bukan kesalahannya,namun ini adalah sebuah kecelakaan.
Lagipula jika semua orang mau menyalahkan.
Semuanya bisa menyalahkan diriku saja,karena aku tidak berhati-hati waktu itu.
-------------------------------------------
Di waktu yang sama...
Hee Sung berjalan dengan kepala tertunduk.
Kemarin saat ia bertemu dengan Seung Hyun,Seung Hyun memberitahu bahwa hari ini Seung Ri sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Hee Sung POV
Kerjaanku belakangan ini memang banyak.
Banyak orang yang memesan baju kepadaku.
Tetapi,dibalik kesibukan itu semua aku masih teringat pada Seung Ri.
Hari ini rasanya aku ingin sekali melihat dirinya keluar dari rumah sakit.

‘Apa sebaiknya aku kunjungi saja dia secara diam-diam?’
---------------------------------------------
Dari kemarin keinginan itu terus menghantui Hee Sung.
Akhirnya pada hari ini dia tidak dapat membendung semua keinginan itu.
Ia berlari ke rumah sakit.
Ia berharap agar Seung Ri belum meninggalkan ruangannya pagi ini.
------------------------------------------------
Nafas Hee Sung terengah-engah saat tiba di pintu utama rumah sakit.
‘Seung Ri~a,semoga diriku tidak terlambat,’ gumamnya pelan.
Hee Sung menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang membuatnya teringat akan peristiwa itu.
Rasanya sudah beberapa hari ia tidak melihat pemandangan itu di mata,namun sebenarnya pemandangan itu masih saja tidak dapat hilang dari pikirannya.
Hee Sung akhirnya sampai di depan kamar yang ditempati Seung Ri.
Ia masih dapat mendengar suara-suara ceria dari orang-orang yang dikenalinya selama ini.
‘Syukurlah,aku belum terlambat,’ Hee Sung mencoba mengintip dari kaca di pintu.
Padahal sebenarnya Hee Sung berniat untuk mendorong pintu itu.
Namun,tiba-tiba terlihat Omma Seung Ri sedang membereskan barang-barangnya.
Oleh karena itu keinginannya kembali diurungkan.
Saat ia melihat wajah Omma,Hee Sung menjadi mengingat-ingat akan rasa bersalahnya.

Setelah lama melihat keadaan Seung Ri secara diam-diam,tidak sengaja ia melihat mata Seung Ri menatapnya.
“Omona! Ottoke?” Hee Sung menjadi panik dan memutuskan untuk berlari menjauhi kamar itu.

Hee Sung POV
Mianhae,Seung Ri..
Sekarang aku hanya dapat melihatmu dari jauh saja,namun itu semua sudah membuatku lega.
Saat kau sekarat waktu itu,aku selalu yakin kau dapat sembuh kembali dan kau sekarang telah membuktikannya padaku.
Gomapta,Seung Ri~a....
------------------------------------------------
“Seung Ri~a,besok kita latihan bersama lagi,araseo?!” teriak Ji Yong bahagia.
“Araseo,tetapi aku merasa lebih asyik menonton TV di rumah daripada latihan,sudah lama tidak latihan aku menjadi malas jadinya,” Seung Ri memberi alasan sambil tersenyum.
“Ahh~ dasar kau ini,mentang-mentang baru sembuh..jangan menjadi pemalas!” ejek Young Bae.
Seung Ri membalasnya dengan muka cemberut.
Sementara yang lain masih saja melanjutkan candaan mereka,Seung Ri tidak sengaja melihat ke arah jendala di pintu.
Ia menangkap sebuah bayangan yang selama ini ingin sekali dilihatnya.
Karena merasa tidak percaya,maka ia memutuskan untuk turun dari tempat duduk yang didudukinya itu dan berlari keluar.
Namun,saat ia mencoba untuk menangkap bayangan itu,sayangnya bayangan itu telah pergi meninggalkannya lagi.

Seung Ri POV
Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan diriku?
Apakah itu semua hanya khayalanku atau semuanya itu nyata?
Mengapa tiba-tiba aku melihat bayangan Hee Sung dari balik kaca itu?
Apakah ia benar-benar datang ke sini atau itu hanya halusinasiku belaka?
Tetapi,sesungguhnya aku ingin sekali dia berada di sampingku sekarang.
------------------------------------------------
Keadaaan hubungan Min Young dan Seung Hyun yang sudah berakhir membuat diri Seung Hyun berubah drastis.
Seung Hyun menjadi kembali pada dirinya yang dulu.
Seung Hyun yang sekarang sudah mulai berubah,kini kembali lagi pada sifat berandalannya yang dulu.

“Min Young~a,sebenarnya apa yang terjadi di antara kau dan Seung Hyun Oppa?” tanya Eun Hye tiba-tiba.
Min Young yang sejak tiga hari yang lalu selalu murung hanya dapat menarik nafas panjang setelah mendengar pertanyaan itu.
“Bukannya,kau sudah menjadi yoja chingu nya?” tanya Eun Hye yang terus mengoceh.
“Sudahlah,ini semua sudah berakhir,jadi kau tidak perlu mengungkit-ungkit itu lagi,” protes Min Young.
“Tetapi,kau tidak lihat perubahan drastisnya itu kan?”
Min Young wajar tidak tahu mengenai hal itu karena sejak hubungannya dengan Seung Hyun berakhir,ia selalu diam di kelas dan memasang wajah murung.
“Memang apa yang dilakukannya?” tanya Min Young yang terdengar agak penasaran.
“Kemarin kudengar dari teman-teman yang lain,ia mulai bolos lagi seperti dulu,” jelas Eun Hye.
Min Young yang mendengar itu pura-pura tidak tertarik dan kembali membendamkan wajah di balik kedua lengannya itu.
---------------------------------------------------
Min Young POV
Mendengar berita dari Eun Hye,aku sedikit terkejut.
Walaupun aku tadi pura-pura tidak menanggapinya,tetapi sebetulnya aku peduli akan hal itu.
Aku masih tidak percaya Seung Hyun yang pertama kali aku lihat itu kembali lagi.
Seung Hyun~a,mengapa kau kembali lagi ke jalan yang salah?
Apa karena waktu itu kau hanya berubah untukku saja?
Tetapi,aku ingin kau berubah untuk selamanya.
Aku ingin sifat-sifat yang aku lihat saat bersamamu tidak menjadi hilang begitu saja.
Tanpaku juga,kau bisa berubah demi kebaikanmu sendiri.

Aku sudah tahu,ia akan membolos ke mana.
Walaupun kemarin aku sengaja tidak datang bimbel karena hatiku sedang kacau.
Tetapi,hari ini aku memberanikan diri untuk datang kembali.

Seperti biasanya,aku menyusuri lorong yang biasa aku susuri sambil membawa buku-buku tebal yang aku biasa bawa.
Namun,hari ini hatiku agar berdebar-debar.
Tidak tahu mengapa aku takut bertemu dengannya karena aku merasa tidak pantas lagi untuk berdiri di hadapannya.

Kubuka pintu kelasnya...hatiku berdebar semakin kencang..
Kemudian aku mengalahkah masuk dengan wajah tertunduk.
Padahal tadi aku dengan beraninya mencoba untuk datang ke kelas ini,tetapi aku malah berkata dalam hati,’Tuhan,semoga hari ini Seung Hyun membolos.’
-------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Hari ini benar-benar sepi tanpanya,tapi apa boleh buat semuanya memang harus berakhir di sini.
Walaupun hubunganku telah berakhir,namun aku masih ingin melihat wajahnya.
Saat aku menatap ruang kelasku yang sepi ini,aku selalu mengingat-ingat saat bimbel bersamanya.
Saat kami tertawa bersama,saat aku menggodanya,dan saat aku mempertahankan hubunganku dengannya di hadapan Dong Wook.
Rasanya aku merindukan itu semua.

Krek…
Seseorang membuka pintu.
‘Siapa yang akan datang sesore ini,sekarang kan waktunya pulang sekolah,’ pikirku.
Namun,saat aku berbalik ingin mengetahui siapa kah wajah yang muncul.
“Oppa!” teriaknya.
“Min Young~a,buat apa kau datang ke sini?” aku berteriak galak.
Padahal aku tidak mau melakukan semua ini.
‘Mianhae,Min Young~a aku harus bersikap kasar terhadapmu,’ kataku dalam hati.
“Aku…aku hanya…”
“Sudahlah,aku sudah memutuskan tidak mengikuti bimbel lagi,jadi tidak perlu datang ke sini lagi!”
“Hajiman….”
“Sudahlah aku mau pulang!”
Aku mengambil tas ranselku di atas meja lalu meninggalkannya sendirian.
Aku dapat melihat wajahnya itu,ia terlihat sedih dan lesu,ia tidak terlihat seperti Min Young yang seperti biasanya.
Tetapi,aku berpikir mungkin jika ia bersamanya ia akan lebih bahagia daripada bersamaku.
--------------------------------------------------
Min Young hanya dapat terpaku saat Seung Hyun berkata dengan nada seperti itu terhadapnya.
Saat Seung Hyun meninggalkannya sendiri,ia hanya dapat diam dan tidak berkata-kata.
‘Eun Hye memang benar,dirinya yang dulu sudah kembali…tetapi mengapa? Mengapa ia berubah begitu cepat? Aku ingin sekali melihat Seung Hyun yang biasa aku panggil Oppa muncul kembali…Seung Hyun yang memiliki sifat jauh dari pikiran orang selama ini.’
Kata-kata itu tidak henti-hentinya diteriakan Min Young dalam hati.
Setelah Seung Hyun pergi,ia tidak langsung pulang,namun ia masih terus menatap ruang kelas dengan tatapan yang kosong sambil menangis.
--------------------------------------------------
Keesokkan harinya,Seung Ri yang sudah keluar dari rumah sakit masih saja dilarang Ommanya untuk masuk sekolah jadi akibatnya ia merasa bosan dengan aktfitas di rumahnya.

Seung Ri POV
Hari ini benar-benar membosankan.
Seharian aku dikurung di rumah,sementara yang lainnya dapat bersenang-senang di luar sana.
Aku ingin sekali berjalan-jalan di luar.
Sudah cukup kebosanan terus meliputiku saat di rumah sakit dan sekarang saatnya aku merasakan kebebasan lagi.
Lagipula Omma memang ada-ada saja,keadaanku sekarang sudah benar-benar baik jadi tidak perlu mengkhawatirkanku.
--------------------------------------------------
Seung Ri mengendap-endap keluar dari kamarnya.
Ia menengok keadaan di kanan dan kiri.
Ia takut Ommanya mengetahui niatnya untuk kabur.
Setelah keadaan aman,ia mulai keluar rumah dan berlari sekencang-kencangnya.

‘Untung saja Omma tidak di rumah dan akhirnya aku bisa menghirup kebebasan lagi,’ kata Seung Ri dalam hati.
Pada awalnya ia hanya berniat berjalan-jalan di dekat sekolahnya.
Sudah rindu rasanya tidak melihat bangunan itu,namun ia hanya dapat melihat dari luar saja karena sekarang akitifitas di dalamnya masih berjalan.
‘Sebaiknya ke mana aku harus pergi?’ tanyanya dalam hati.
Setelah berpikir agak lama akhirnya ia ingat kembali akan tujuannya kemarin.
-------------------------------------------------
Seung Ri POV
Akhirnya aku bisa datang ke bangunan ini lagi.
Aku sudah tidak sabar melihat wajah dan senyumannya itu.
Aku berlari menuju lantai dua,dan segera mengetuk pintu kamar di sebelah kamar Seung Hyun Hyung.
“Hee Sung~a!” kuketuk berkali-kali pintu itu sambil berteriak.
“Nuguseo?!” teriak seseorang dari dalam.
Aku tidak menjawab pertanyaan itu karena aku ingin kedatanganku di sini menjadi suatu kejutan untuk dirinya.
Kemudian pintu pun dibuka,aku melihat seorang wanita yang terlihat pekerjaannya.
Ia mengalungi meteran baju dan kain-kain di lehernya.
Namun,melihat hal itu aku hanya tersenyum dan langsung memeluknya.
Aku dapat melihat wajah kagetnya saat aku berlaku begitu kepadanya.
Aku berharap ia membalas pelukanku ini,tetapi semua itu lain.
“Ya! Lepaskan aku!” teriaknya sambil memukul punggungku.
Aku melepaskannya dan bertanya,”waeyo? Kau tidak kangen padaku?”
“Anio!” katanya galak.
“Sudah pergi sana! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi!”
Aku belum sempat memberi penjelasan,tetapi Hee Sung sudah membanting pintu dengan keras.

Rasanya semua usahaku sia-sia belaka.
Demi datang ke sini padahal aku harus menerima caci maki dari Omma,tetapi aku tidak akan menyerah begitu saja.
Aku harus bisa mengembalikan sifatnya yang dulu.
-----------------------------------------------------
Di balik pintu,Hee Sung langsung terduduk di lantai dan menangis sejadi-jadinya sambil berkata-kata kepada dirinya sendiri.
“Seung Ri~a,mengapa kau datang ke sini?” katanya parau.
“Aku sudah berusaha untuk melupakanmu,tetapi mengapa kau datang lagi ke sini dan membuatku ingat akan dirimu lagi.”
“Aku tidak pantas berada di dekatmu,karena aku ini sumber kesialan atas dirimu,jika kau dekat-dekat denganku maka kau akan tertimpa bencana lagi.”
Hee Sung masih tidak sanggup bangkit berdiri,ia masih saja terus menyalahkan dirinya terhadap semua kecelakaan itu.
--------------------------------------------------------
Sementara,Seung Ri dengan wajah kecewa menuruni anak tangga.
Kepalanya tertunduk lesu.
“Ya! Seung Ri!” teriak seseorang.
Seung Ri yang mendengar panggilan itu segera menoleh dan menyahut,”Hyung!”
Kedua orang ini sama-sama kaget.
Seung Hyun kaget akan kedatangan Seung Ri di apartemennya karena setahunya Seung Ri seharusnya masih berada di rumah dan masih harus beristirahat.
Sedangkan,Seung Ri terkejut dengan kedatangan Seung Hyun karena walaupun ini merupakan apartemennya,tetapi saat ini masih jam sekolah oleh karena itu seharusnya Seung Hyun masih berada di sekolah.
“Hyung mengapa sudah pulang?” tanya Seung Ri penasaran.
Seung Hyun malah tidak menjawab pertanyaan itu dan balik bertanya,”kau sendiri bukannya baru sembuh jadi mengapa kau bisa pergi ke sini?”
Seung Hyun juga tidak menjawab,namun Seung Ri sudah tahu alasannya.
“Kau membolos lagi,Hyung?” tanya Seung Ri.
“Bisa dibilang iya,aku sedang tidak ada semangat,” jawab Seung Hyun santai.
“Tumben,biasanya kau sangat semangat ingin pergi ke sekolah,agar bisa bertemu dengan Min Young,benar kan?” goda Seung Ri.
“Sudahlah,kau jangan pernah sebut nama itu lagi,hubungan kami sudah berakhir,” jelas Seung Hyun.
“Mwo? Waeyo?” Seugn Ri kaget begitu mendengar penjelasan itu.
“Bukan karena apa-apa,tetapi demi kebaikanku dan Min Young,” kata Seung Hyun singkat.
“Hyung~a,aku boleh mampir ke apartemenmu tidak?” tanya Seung Ri.
“Silahkan saja,aku tahu pasti kau takut pulang ke rumah kan?” goda Seung Hyun.
Seung Ri yang tahu rahasianya terbongkar hanya bisa tertawa malu.
------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Kebetulan Seung Ri mampir,aku akhirnya dapat bercerita dengannya.
Mungkin aku juga akan bercerita tentang keputusan terakhirku.
Aku juga mengetahui masalahnya dengan Hee Sung dan aku rasa perjuangannya lebih berat dibandingkan perjuanganku dulu mendapatkan Min Young.
------------------------------------------------------
Seung Hyun mempersilahkan Seung Ri duduk di sofa,sembari ia meletakkan ranselnya.
“Hyung~a,sebenarnya kau ada masalah apa dengan Min Young?” tanya Seung Ri yang masih juga penasaran.
“Kau sendiri sekarang masih ditolak oleh Hee Sung?” Seung Hyun malah bertanya balik dan mengalihkan pembicaraan.
“Iya begitulah…aku bingung dengannya,padahal waktu itu ia yang mencegahku untuk pergi,tetapi saat aku kunjungi dia,dia malah menyuruhku untuk menjauhinya,” kata Seung Ri lesu.
“Maksudmu? Memang kapan ia mencegahmu pergi?”
Akhirnya Seung Ri menceritakan tentang mimpi yang dialaminya itu,sebuah mimpi yang merupakan penentuan antara kehidupan dan kematian.

“Aku rasa Hee Sung hanya menipu perasaannya sendiri,aku yakin ia juga memiliki perasaan terhadapmu,tetapi mungkin karena Omma mu itu,” Seung Hyun memberikan semangat.
Seung Ri berpikir sejenak mengenai kata-kata Hyungnya itu.
‘Mungkin kata-kata Hyung benar,aku harus berusaha menunjukan cintaku sekali lagi padanya agar ia mengakuinya,’ pikir Seung Ri dalam hati.
“Seung Ri~a,aku rasa saat kau bisa mendapatkan hatinya,kau juga harus bisa menghadapi Omma mu itu,ia salah paham atas Hee Sung selama ini,” lanjut Seung Hyun.
“Baiklah Hyung,nasihatmu itu sungguh keren haha…” balas Seung Ri.
“Oh yah,ngomong-ngomong Hyung sebenarnya ada masalah apa dengan Min Young? Bukankah hubungan kalian waktu itu masih baik-baik saja?” tanya Seung Ri lagi.
Kali ini Seung Hyun tidak dapat mengelak lagi.
“Min Young….Min Young sudah dapat laki-laki yang lebih baik daripada diriku,” kata Seung Hyun pelan.
“Lebih baik ia memiliki pengganti yang benar-benar menyayanginya itu daripada ia terus-terusan bersamaku,” Seung Hyun masih saja menyalahkan dirinya.
“Sudahlah Hyung,” Seung Ri mencoba menghibur.
“Seung Ri~a,kau adalah satu-satunya orang yang kuberitahu mengenai rencanaku ini,” kata Seung Hyun.
“Kemarin Omma meneleponku dan memberitahuku bahwa Appaku mengirimku ke Jepang.”
“Mwo?! Hyung~a! Jinja?”
------------------------------------------------------------

Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
-Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Young Bae (Tae Yang) : temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Yong (G Dragon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang


Chapter 14

“Kemarin Omma meneleponku dan memberitahuku bahwa Appaku mengirimku ke Jepang.”
“Mwo?! Hyung~a! Jinja?” tanya Seung Ri yang kaget dengan apa yang barusan diucapkan oleh Seung Hyun.
Seung Hyun hanya menunduk dan terlihat frustasi.
“Hyung!” bentak Seung Ri.
“Kau tidak bisa bertindak begitu,di sini masih banyak yang masih membutuhkanmu,” lanjutnya.
“Aku tahu akan hal itu,tetapi sebaiknya aku pergi..aku ingin melupakannya,siapa tahu jika aku tidak melihatnya dalam jangka waktu yang lama,aku akan bisa melupakannya,” jawab Seung Hyun lemah.
Seung Ri tidak bisa membalas kata-kata Seung Hyun setelah mendengarkan alasan darinya.
“Hyung,memang kapan kau akan berangkat?” tanya Seung Ri.
“Mungkin hari Sabtu,” balas Seung Hyun.
“Omona,cepat sekali? Kau hanya memiliki waktu dua hari lagi?” tanya Seung Ri kaget.
Seung Hyun hanya diam sambil memikirkan kembali keputusan yang diambilnya ini.
---------------------------------------------
Ting...Tong...Ting...Tong....
Bel tanda berakhirnya sekolah telah berkumandang.
Min Young terlihat berbeda,apalagi sejak dirinya kemarin bertemu lagi dengan Seung Hyun.
Namun,sifat penasaran dan ingin tahunya sama sekali tidak berubah.
Walaupun Seung Hyun sudah menolak kehadirannya kemarin,tetapi hari ini ia ingin sekali melihat wajahnya.

Min Young POV
Aku berjalan menyusuri lorong yang kemarin aku susuri.
Walaupun kemarin dirinya melarangku untuk datang ke tempat itu,namun hatiku rasanya tidak tenang.
Aku merasa masih membutuhkan dirinya.
Sekarang walaupun ia sudah tidak menjadi milikku lagi,tetapi rasanya aku masih belum sanggup kehilangan dirinya.

Kelasnya tampak hening seperti biasanya.
Namun saat kubuka,aku tidak lagi melihat seseorang yang ingin kulihat.
Aku tidak lagi seseorang yang selalu bermalas-malasan di meja dekat jendela itu.
Aku hanya tertegun dan mengerti bahwa pasti hari ini Seung Hyun membolos lagi.
--------------------------------------------------------------
Keesokkan harinya Hee Sung masih saja berkutat dengan pekerjaannya.
Selama dirinya menjaga Seung Ri waktu itu,banyak sekali pekerjaannya yang terbengkalai.

Kring....Kring...
Telepon di apartemen Hee Sung berdering.
“Yeoboseyo?” tanya Hee Sung.
“De,Mr.Kim saya akan segera menyelesaikan pesanan Anda besok,” lanjutnya.
Ternyata Hee Sung mendapatkan telepon dari pelanggan setianya.
Sudah seminggu ini Hee Sung dibanjiri pesanan pelanggan.
-------------------------------------------------------------
Sementara itu,Seung Ri berhasil memaksa Ommanya untuk mengizinkannya sekolah hari ini.
Namun,selama di sekolah dirinya sama sekali tidak dapat berkonsentrasi.
Seung Ri selalu saja memikirkan tentang keadaan Hee Sung yang kemarin mengusir dirinya dari apartemen.

Seung Ri POV
Mengapa Hee Sung masih menolakku?
Mungkin benar apa kata Hyung,mungkin saja Hee Sung hanya menipu perasaannya sendiri.
Tetapi,bagaiamana cara untuk membuktikan semua kebenaran itu?
Apa aku harus menunjukkan terlebih dahulu perasaanku terhadap dirinya?
------------------------------------------------------------
Hari sudah sangat malam,tetapi Hee Sung belum juga berhenti menyelesaikan pesanan pelanggannya itu.
“Ottoke?” tanya Hee Sung kepada dirinya yang sudah agak panik.
Kepanikan Hee Sung bertambah saat melihat bahan kain yang ia gunakan untuk membuat pesanan baju pelanggannya sudah tidak mencukupi.
Dengan segera Hee Sung mengganti bajunya dan pergi ke toko tempat biasanya ia membeli kain.

Setelah berjalan cukup jauh dari apartemennya,akhirnya ia sampai di sebuah pusat perbelanjaan.
‘Untung saja belum tutup!’ seru Hee Sung dalam hatinya.
Hee Sung segera melangkahkan kakinya ke dalam gedung pertokoan yang terlihat sudah agak sepi itu.
------------------------------------------------------------
Di saat yang sama...
Seung Ri sedang berjalan-jalan sebentar di sekitar rumahnya,tetapi tidak sengaja Seung Ri melewati sebuah gedung pertokoan sepi dan tiba-tiba ia menangkap sosok Hee Sung yang sedang memasuki gedung pertokoan tersebut.
Akan tetapi,Seung Ri yang tidak mengira akan bertemu dengan Hee Sung hanya dapat terpaku di tempatnya.

Seung Ri POV
‘Buat apa Hee Sung pergi ke tempat ini malam-malam begini?’ tanyaku dalam hati.
Tetapi,di sisi lain hatiku aku bertanya-tanya,’mungkinkah ini saatnya aku membuatnya dekat kembali denganku?’
Pertanyaan itu terus saja memenuhi kepalaku sejak tadi siang.

Dengan segenap keberanian yang kukumpulkan akhirnya aku mencoba menuruti keinginanku itu.
Aku mengikuti Hee Sung masuk ke dalam gedung pertokoan itu.
Aku hanya dapat melihatnya dari jauh dan bersembunyi di pilar-pilar gedung.
Hee Sung nampaknya benar-benar kelelahan akan pekerjaannya.
Wajahnya sudah tidak secerah dulu saat kami pertama kali bertemu,ia terlihat pucat sekarang.

Setelah selesai berbelanja,Hee Sung membawa banyak kain sambil membaca selebaran.
Melihat kain-kain itu,aku menjadi ingin membantunya.
Tetapi aku bertanya kepada diriku,‘apakah ia akan menerima semua bantuanku dengan tulus seperti dulu?’
Sekejap pertanyaan itu muncul,aku baru ingat kalau tujuanku belum tercapai.
Akan tetapi,Hee Sung sudah keburu menekan tombol turun lift.
Aku hanya melihatnya dari kejauhan,dadaku rasanya ingin meledak dan ingin mengatakan semuanya,tetapi mengapa semuanya itu justru sulit sekali untuk diucapkan.

Saat Hee Sung hendak memasuki lift,tiba-tiba aku melihat suatu kejanggalan.
Bilik lift itu belum sampai di atas,tetapi pintu lift sudah terbuka.
Akan tetapi,Hee Sung masih terus berkonsentrasi membaca selebaran di tangannya dan hendak melangkah maju memasuki lift tanpa bilik itu.
“Hee Sung! Hee Sung!” sudah kuteriakkan namanya berkali-kali tetapi ia tidak mendengarnya.

BRAKK....
“TOLONG! TOLONG!” teriaknya dari dalam lorong lift.
Ia terjatuh dan sekarang berada di atas permukaan bilik lift yang tersangkut itu.
Aku segera berlari menghampiri lift yang pintunya masih terbuka itu.
Aku menengok dan melihat keadaannya.
“Hee Sung~a! Aku akan menolongmu! Changkaman!” teriakku.
“Seung Ri~a! Jangan tinggalkan aku lagi!” katanya dan aku tahu dari suaranya bahwa ia mulai menangis.
“De! Aku berjanji,tetapi tunggulah sebentar! Aku akan mencari bantuan!”
Aku melihat ke sekitar tempat itu,tetapi semuanya tidak ada orang.
Aku berlari sedikit untuk mencari bantuan,tetapi terlambat,toko-toko di sini semuanya sudah keburu tutup.
Akhirnya tanpa berpikir lagi aku memegang tali lift itu dan turun ke bawah untuk menolongnya.
Memang aku merasakan rasa perih dan panas yang amat sangat di kedua telapak tanganku itu,tetapi untukku itu bukan masalah demi menolongnya.
-----------------------------------------------------------
Seung Hyun berjalan menyusuri jalan dengan kepala tertunduk.
Ia kembali merenungkan keputusannya itu.
Sejenak Seung Hyun menatap langit di atasnya dan bertanya dalam hati.
‘Min Young~a,mengapa aku tidak dapat melupakanmu?’
Walaupun beratus-ratus kali pertanyaan itu muncul di kepalanya,tetapi kemudian Seung Hyun melanjutkan kembali perjalanan tanpa arah itu.
Sampai akhirnya ia berhenti dan menyadari tempat yang berada di hadapannya sekarang.
Tempat tersebut mungkin hanya sebuah rumah dan tempat yang sekarang dipijaknya itu memang hanya sebuah jalan sempit.
Bagi semua orang mungkin tempat itu hanya sebuah tempat yang tidak penting karena semuanya itu hanya biasa-biasa saja,tetapi bagi Seung Hyun tempat itu adalah kenangannya yang indah.
Namun,walaupun begitu Seung Hyun hanya dapat menyesali semuanya itu sekarang.
---------------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Mengapa aku berhenti di tempat ini?
Sebenarnya apa yang aku pikirkan?
Aku memang rindu sekali dengan tempat ini.
Tempat yang dulu aku gunakan tertawa dan bercanda bersamanya,tempat yang aku gunakan untuk menangis dan menceritakan semua rahasiaku kepada dirinya.
Dan tempat ini juga yang aku gunakan untuk menyatakan perasaanku terhadapnya.
Rasanya ingin sekali memutar waktu untuk terakhir kalinya dan melihat semua itu.
Rasanya aku ingin kembali ke masa-masa itu,masa di mana aku merasa ada yang selalu membuat hidupku ini berarti,masa di mana akau merasa bahwa ada seseorang yang mengisi kehidupanku yang biasa-biasa saja ini.
Tetapi,pemutar waktu itu hanya khayalanku belaka.
Semuanya kenangan itu hanya dapat kusimpan dan kusesali saja.
--------------------------------------------------------------
Min Young POV
Entah mengapa saat kubuka jendelaku tadi aku melihat sosok Seung Hyun di depan rumahku?
Apakah itu semua hanya halusinasiku saja?
Mungkin aku terlalu rindu akan dirinya.
Hari ini aku sudah tidak melihat wajahnya lagi di sekolah,ia kembali membolos seperti kebiasaanya yang lalu itu.
Tetapi,mengapa aku memiliki perasaan bahwa aku tidak akan melihat wajahnya lagi?
--------------------------------------------------------------
Seung Ri akhirnya berhasil mengeluarkan Hee Sung dari lorong lift itu.
Sekarang Hee Sung mengulurkan tangannya.
Lalu Seung Ri dengan menahan rasa sakit di telapak tangannya itu akhirnya menggapai tangan Hee Sung.

Hee Sung POV
Tanpa sadar aku memeluk Seung Ri saat diri berhasil keluar setelah menolongku.
Aku menangis di pelukannya yang hangat itu.
“Hee Sung,gwenchana?” tanyanya.
Aku hanya menjawab pertanyaan itu dengan sebuah gelengan lemah dan air mata.
“Hee Sung~a,sudah...kita sudah selamat,” katanya mencoba menenangkan diriku.
Mendengar hal itu,pikiran dan hatiku menjadi lebih tenang.
“Seung Ri~a,gamsahaeyo...” kataku lirih.
Ia memelukku lebih erat.
“Aku akan melakukan segalanya untukmu karena aku sudah berjanji padamu sebelumnya bahwa aku tidak akan meninggalkanmu dalam kondisi apapun,” katanya.
Aku memang tidak pernah mendengarkan janji seperti itu dari mulutnya,tetapi aku tahu bahwa ia sangat mencintaiku.
‘Saranghaeyo,’ kata itu kembali kuucapkan tetapi hanya di dalam hati.
Melihat apa yang dilakukannya barusan,aku menjadi teringat akan peristiwa mengerikan yang disebabkan oleh diriku dan itu semua yang membuatku hanya dapat mengucapkan kata itu dalam hati.

Seung Ri membantuku berdiri.
Aku menggapai tangan yang ia ulurkan itu,namun saat kutarik kembali tanganku darinya.
Aku melihat bercak darah di telapak tanganku ini,tetapi anehnya tanganku sama sekali tidak merasa sakit.
Kemudian aku melihat ke arah Seung Ri,lalu aku mengarahkan pandanganku ke arah tangannya.
“Omona! Seung Ri!”
Aku mengangkat telapak tangannya itu.
Banyak sekali luka-luka dan darah yang sudah menodainya.
Ia mencoba menarik kembali tangannya yang kuperhatikan itu.
“Gwenchana,Hee Sung~a..”
“Gojimal! Kau ini benar-benar....”
“Sudahlah,ayo kita pulang..lupakan hal itu Hee Sung,luka-luka itu tidak terlalu parah.”
Seung Ri mengambil plastik belanjaan yang ada di sebelahku sambil agak meringis dan dapat kulihat bahwa sebenarnya ia mencoba menyembunyikan rasa sakit itu di depanku.
“Terserah kau mau menyembunyikan rasa sakit itu di depanku atau tidak...tetapi pokoknya kau harus mampir ke apartemenku dulu hari ini,” jelasku.
Akhirnya kami bahu-membahu membawa belanjaan yang banyak itu menuju apartemenku.
------------------------------------------------------------
Jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul dua belas malam,namun Seung Hyun masih saja berkutat dengan selembar kertas dan pena yang tertata di hadapannya.
‘Mengapa untuk mengucapkan sebuah kalimat perpisahan itu sangat sulit,’ tanyanya dalam hati.
Seung Hyun mulai menulis kembali.
Ia bingung harus menulis dari mana.
Ia juga sebenarnya tidak rela meninggalkan kenangan-kenangan yang ditulisnya itu.

Seung Hyun POV
Aku merasa hari ini berlalu dengan sangat cepat.
Rasanya baru tadi aku berjalan di depan rumahnya dan meningat segala sesuatu tentang dirinya,tetapi entah mengapa sekarang aku harus segera melupakan dan meninggalkannya.
Tetapi,itulah kenyataannya dan semuanya memang harus terjadi.

Kulipat surat itu dan kumasukan ke dalam sebuah amplop putih yang bertuliskan namanya.
‘Min Young,aku harap kau menerima surat ini dengan bahagia karena aku ingin melihatmu bahagia seperti sebelum kau bertemu denganku dulu,’ aku kembali bergumam sambil menutup amplop itu.

Aku berencana untuk menitipkannya pada Hee Sung,walaupun ia sering bertemu dengan Min Young.
Tetapi,setidaknya hubungan mereka masih baik-baik saja dan aku yakin ia pasti mau membantuku untuk memberikan surat itu kepada Min Young.

Tok....Tok....Tok......
“Hee Sung~a!” aku berteriak memanggil namanya,tetapi sepertinya ia sedang keluar mungkin.
Tetapi,jarang-jarang ia keluar pada saat tengah malam begini.

Ya sudahlah,lebih baik aku membuat notes untuknya dan memasukkan surat ini di bawah lubang pintunya.
-----------------------------------------------------------
“Seung Ri,pali!” Hee Sung menaiki anak tangga di apartemennya dengan lincah.
Sementara Seung Ri yang tertinggal agak jauh di belakang hanya tertawa sambil menahan rasa sakit di kedua telapak tangannya itu.

Kreekk.....
Pintu apartemen Hee Sung terbuka.
‘Omona! Aku baru menyadari bahwa selama ini aku membiarkan apartemenku dalam keadaan kotor seperti ini,’ gumam Hee Sung.
“Hee Sung~a,waeyo? Ayo masuk,” ajak Seung Ri.
“De,mianhae kalau kondisinya tidak seperti yang kau harapkan,” Hee Sung hanya dapat mengatakan kata maaf sambil tersenyum atas keadaan apartemennya itu.
“Gwenchana,oh yah....barang-barang ini harus kuletakkan di mana?” tanya Seung Ri.
“Oh...di sini saja,” Hee Sung menunjukkan meja kerjanya yang berantakan itu.
“Arasseo,” jawab Seung Ri.
“Oke,aku pulang dulu,” pamit Seung Ri.
“Mwo? Changkaman! Kau harus duduk di sana,” perintah Hee Sung sambil mengambil kotak obatnya.
Seung Ri dengan terpaksa akhirnya duduk di sofa ruang tengah.
“Mana tanganmu? Sini,mau aku obati.”
“Hee Sung~a,gwenchana..aku bisa melakukannya sendiri kok.”
“Pali!”
Akhirnya Hee Sung menarik tangan Seung Ri dan membersihkan lukannya itu.
Seung Ri yang awalnya menolak,akhirnya hanya bisa diam dan tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Hee Sung itu.
“Seung Ri~a,sebenarnya apa yang kau lakukan tadi? Jangan-jangan kau mengikuti aku secara diam-diam lagi seperti dulu? Benar kan?” tanya Hee Sung sambil mengobati luka Seung Ri.
Seung Ri hanya tersenyum mendengar pertanyaan Hee Sung barusan.
“Kau mau tahu mengapa aku melakukan semua itu?”
“Memang karena apa?”
“Karena....Noona....”
“Hah?”
Belum sempat Hee Sung melanjutkan kata-katanya,tetapi bibir Seung Ri sudah terlebih dulu menempel pada bibirnya.

Hee Sung POV
“Kau mau tahu mengapa aku melakukan semua itu?”
“Memang karena apa?”
“Karena....Noona....”
“Hah?”
Tiba-tiba bibir Seung Ri menempel pada bibirku.
Aku begitu kaget,tetapi kali ini anehnya aku tidak mau menolak semuanya itu.
Aku justru menerimanya,tetapi saat aku merasakan bibrnya yang hangat itu,aku mulai meneteskan air mataku lagi.
Aku dorong badannya menjauhi diriku.
“Cukup,Seung Ri...aku akan merasa bersalah melakukan hal ini,” teriakku.
“Hee Sung~a,sebenarnya apa yang kau pikirkan? Kau memiliki perasaan yang sama terhadapku juga kan?”
Aku hanya diam mendengar kata-katanya itu.
“Tetapi aku yang salah,aku yang membuatmu celaka waktu itu,” aku membantahnya dan menangis.
“Sudahlah,semua itu adalah kecelakaan dan itu bukan salahmu,” ia memelukku lagi.
“Dan lagipula...kau yang menyelamatkanku sebenarnya,” bisiknya.
“Saat aku hendak menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan dunia ini,kau yang memanggilku dan saat itu pula aku berjanji tidak akan meninggalkan dirimu lagi,” jelasnya.
Begitu mendengarkan penjelasannya itu,aku menjadi mengerti akan kata-kata yang diucapkannya di lift dan aku terharu dengan kesetiaannya itu.
“Seung Ri~a,saranghae,” bisikku.
Tanpa kusadari,kata-kata itu keluar dari mulutku,tetapi aku senang.
“Na do saranghae,Hee Sung~a,” balasnya.
Ia berniat menciumku kembali tetapi aku malah menahannya dengan sebuah pertanyaan konyol.
“Aku takut akan Omma mu itu,waktu itu aku berjanji kepadanya bahwa aku tidak akan mendekatimu lagi,tetapi sekarang bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?” tanya Hee Sung.
“Aku akan menjelaskan semua ini kepada Omma,tetapi kau harus percaya kepadaku bahwa semua ini pasti akan kita lewati,dan satu lagi....kau jangan pernah menjauhi diriku lagi,” katanya.
----------------------------------------------------------

Label:


Sabtu, 17 Oktober 2009

Gw balik lagi...haha...membawa chapter 10-12 dari You're the Key of My Secret...
Ini buat gw post khusus temen'' gw yang pada penasaran ntuh...
Apalagi buat temen gw yang maksa gw tiap hari buat ngepost lagi lanjutannya haha...
Ya udah dari pada gw banyak ngomong en ditumpuk orang gara'' ga jelas jadi mending...cekidot aje dah...
Tapi jangan lupa komen ye...aye tunggu loch...

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
- Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Cho Kyu Hyun : mantan pacar Min Hee Sung
-Choi Dong Wook : pacar Min Young semasa SMP yang masih memegang janjinya


Chapter 10

Hee Sung dengan panik menghubungi Seung Hyun dengan handphonenya.
Nada sambung sudah lama terdengar di telinganya namun suara yang ditunggunya masih belum terdengar.
“Seung Hyun! Kau ke mana sih?” protesnya sendiri.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanyanya sambil mondar-mandir di depan kamar Seung Ri dirawat.
Keadaan Seung Ri sudah semakin sekarat,jantungnya sudah tidak berdenyut tetapi dokter sedang berusaha untuk memancingnya kembali.
Hee Sung yang tidak tahu harus menghubungi siapa lagi akhirnya menghubungi Young Bae dan member Big Bang lainnya.
Teleponnya memang diangkat,namun mereka memberi tahu bahwa mereka akan datang agak lama karena mereka terjebak macet di jalan.
------------------------------------------
Di saat yang sama Seung Hyun tidak mengetahui bahwa handphone di tasnya berbunyi.
Seung Hyun masih terkapar di lantai,keadaannya setengah sadar.
“Oppa! Oppa! Gwenchana?” tanya Min Young yang masih duduk di sebelah Seung Hyun.
Seung Hyun tidak menjawab pertanyaannya itu,matanya masih terpejam.
“Oppa!” teriak Min Young yang panik sambil mengoncang-goncang badan Seung Hyun.
Mata Min Young sudah basah karena air mata.
“Oppa! Irona!” teriak Min Young yang semakin panik.
Tangisannya semakin keras dan histeris.
Ia tidak memperhatikan Seung Hyun lagi,namun tiba-tiba Seung Hyun membuka mata dan menghapus air mata di pipi Min Young dengan tangannya.
Min Young tersontak kaget.
“Oppa! Gwenchana?” tanya Min Young yang kaget sekaligus bahagia.
“Gwenchana,” balas Seung Hyun sambil tertawa.
“Kau lucu sekali...hahaha....mengapa menangis?” lanjutnya sambil tertawa semakin keras.
Min Young bukannya berhenti menangis namun ia menangis semakin keras.
Seung Hyun yang bingung otomatis memeluknya.
“Sudah berhentilah menangis,aku kan sudah bangun...kenapa malah menangis semakin keras?” tanya Seung Hyun sambil berusaha menenangkan Min Young.
“Oppa,jinja....keterlaluan sekali,” Min Young memukul badan Seung Hyun.
“Mian,mian...jeongmal mianhe....aku janji tidak akan melakukannya lagi,” janji Seung Hyun sambil tersenyum.
“Baiklah,ayo berdiri...kita ke UKS saja,siapa tahu belum dikunci,” ajak Seung Hyun sambil mengulurkan tangannya ke arah Min Young yang masih belum bangkit dari tempatnya.
Min Young menarik tangan Seung Hyun dan berusaha untuk bangkit tetapi tidak bisa.
“Ya sudah,mari kugendong,” Seung Hyun menggendong Min Young menuju UKS.
--------------------------------------
Min Young POV
Bercandanya barusan benar-benar keterlaluan!
Bagaimana kalau dia benar-benar tidak sadarkan diri?
Untungnya hal itu tidak terjadi.
Aku tidak dapat membayangkannya apabila itu benar-benar terjadi.
Tetapi,aku benar-benar senang bisa melindunginya tadi,walaupun aku sekarang tidak bisa berjalan namun di gendongannya ini aku merasa aman.
Andaikan aku bisa merasakan perasaan ini setiap hari.
--------------------------------------
“Joesong-hamnida,kami sudah berusaha semampu kami untuk menyelamatkannya,nam....”
Perkataan dokter tiba-tiba terpotong oleh kata-kata Hee Sung yang semakin panik.
“Bohong!” Hee Sung berteriak dan menerobos masuk ke ruang inap Seung Ri.
“Seung Ri! Pali irona! Irona!” teriak Hee Sung yang histeris sambil mengoncang-goncangkan tubuh Seung Ri yang sudah terbaring tak bernyawa itu.
“Tenang,ahgeussi...relakan saja kepergiannya,” suster mencoba untuk menenangkan Hee Sung.
Namun,tetap saja Hee Sung menangis lebih keras lagi.
Ia menyesal atas apa yang telah ia lakukan selama ini kepada Seung Ri.
--------------------------------------
Seung Ri POV
Aku memandang ke sekelilingku.
Keadaannya sangat ramai dan berisik,namun...
Semua orang mengenakan baju berwarna putih dan mengantri untuk naik ke sebuah kapal.
Aku melihat diriku sendiri,aku juga mengenakan baju putih lalu bertanya dalam hati,’apakah aku harus mengantri juga? Sebenarnya ke manakah kapal itu akan membawaku?’
Tiba-tiba seorang ahjussi yang tidak kukenal menarik tanganku dan berkata,”kau jangan bingung...mengantrilah dengan rapi.”
Aku yang tidak tahu harus melakukan apa akhirnya menuruti perintah itu,namun aku masih juga bingung dengan tujuan dari kapal yang akan aku tumpangi nantinya.
“Memang kapal ini aku membawaku ke mana?” tanyaku sambil menunjuk salah satu kapal.
“Kapal itu akan membawamu ke tempat yang indah dan kau akan merasakan kebahagiaan selamanya,” jawab ahjussi itu.
Aku hanya termanggut-manggut dengan jawabannya itu.
Aku mengingat-ingat kejadian kemarin saat Hee Sung menolakku dan memilih laki-laki yang bernama Kyu Hyun itu.
Rasanya sakit dan perih.
Mungkin dengan aku pergi ke tempat tujuan kapal itu,aku akan bisa melupakannya dan merasakan kebahagiaan kembali.

Orang yang ingin naik kapal itu semakin banyak,walaupun begitu aku tetap mengantrinya dengan sabar.
Setelah lama mengantri akhirnya aku dapat naik ke atas kapal.
Aku melihat keramaian di atas kapal itu,namun tiba-tiba aku melihat sesuatu yang berbeda di antara warna putih itu.
Ada seorang gadis yang mengenakan baju berwarna merah cerah dan berteriak-teriak memanggil namaku.
Aku penasaran melihat gadis itu,lalu aku memperhatikannya agar dapat melihat wajahnya.
Aku kaget saat mengetahui bahwa gadis itu adalah Hee Sung,aku segera berlari menuruni tangga kapal dan mendekatinya.
“Noona! Buat apa kau datang ke sini?” tanyaku.
“Jangan panggil aku Noona lagi,panggil aku Hee Sung,” jawabnya.
Aku bingung dengan jawabannya itu,ia sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.
Aku ingin bertanya lagi namun ia sudah memelukku duluan.
“Ya! Seung Ri! Mengapa kau meninggalkan aku?” tanyanya.
Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya itu,hatiku terlalu sakit untuk melihat dirinya bersama laki-laki itu.
“Jangan tinggalkan aku! Aku masih membutuhkanmu! Jangan pergi!” teriaknya sambil menangis di pelukkanku.
Aku bingung harus menjawab apa,akhirnya aku hanya dapat mengelus-ngelus rambutnya itu.
“Baiklah,aku tidak akan pergi,tapi kau jangan menangis,” pancingku.
“Saranghae,Seung Ri,” Hee Sung melepaskan pelukkannya.
-----------------------------------------------
Hee Sung tidak henti-hentinya menangis di sebelah tempat tidur Seung Ri.
Namun,tiba-tiba ada suara yang muncul dan mengejutkan semua orang.
Tut...Tut....Tut....Tut....
Suara alat pencatat detak jantung Seung Ri kembali berbunyi.
Hee Sung dan dokter di ruangan itu diam seribu kata melihat apa yang telah terjadi.
“Sillyehamnida,saya perlu mengadakan pengecekan sekali lagi terhadap pasien,” kata dokter.
Hee Sung akhirnya keluar kamar dan merasa lega terhadap apa yang telah terjadi barusan.
Handphonenya kembali berbunyi dan ia segera mengangkatnya.
“Yeoboseyo?”
“Hee Sung,ada apa tadi menelepon? Bagaimana dengan Seung Ri? Mian,barusan aku tidak mengangkat telepon darimu,” Seung Hyun meminta maaf.
“Ya! Seung Hyun,barusan terjadi hal yang menakutkan,tiba-tiba detak jantung Seung Ri berhenti berdetak,tetapi sekarang ia sudah kembali lagi,” kata Hee Sung lemah.
“Bagaimana itu bisa terjadi? Baiklah aku akan ke sana sekarang bersama Min Young,” lanjut Seung Hyun panik dengan apa yang barusan ia dengar.
“Oh yah,kemarin aku sudah menelepon Ommanya Seung Ri dan ia berkata akan datang hari ini,” lanjut Seung Hyun yang kemudian menyudahi pembicaraannya.
----------------------------------------------
Hee Sung POV
Orang tuanya akan datang?
Apa yang harus aku katakan kepada mereka dan mungkin aku tidak akan dimaafkan oleh mereka?
Apakah aku harus berkata jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi?
----------------------------------------------
“Ayo,kita ke rumah sakit sekarang...Seung Ri dalam situasi kritis,” ajak Seung Hyun.
“Araso,ayo kita pergi tetapi jangan berjalan terlalu cepat karena aku belum bisa berjalan dengan normal,” Min Young berusaha untuk bangkit dari tempat duduknya.
“Sudahlah,kau kugendong lagi saja,bagaimana? Kita harus segera sampai di sana,” kata Seung Hyun sambil bersiap-siap untuk mengendong Min Young.
“Tidak perlu Oppa,aku bisa berjalan sendiri,” protes Min Young.
“Baiklah,tidak ada pilihan lain,” Seung Hyun segera menggendong Min Young.
“Ya! Oppa! Turunkan aku!” teriak Min Young yang meronta-ronta.
Seung Hyun tidak menghiraukan teriakkan Min Young.
Akhirnya Min Young menyerah dan berkata,”baiklah Oppa,aku mau digendong tapi jangan dengan cara yang ini.”
Seung Hyun menurunkan Min Young.
“Baiklah,aku gendong kau di belakang saja,” kata Seung Hyun.
Min Young yang mendengar itu langsung tersenyum.
----------------------------------------------
“Noona,bagaimana keadaan Seung Ri?” kata Young Bae yang baru saja tiba di rumah sakit.
“Sekarang keadaannya sudah mulai membaik dan tinggal menunggu dia siuman saja,” Hee Sung memberi penjelasan.
“Jadi sekarang kita boleh menjenguk Seung Ri?” tanya Ji Yong.
“Boleh,ayo masuk,” Hee Sung membukakan pintu.
---------------------------------------------
Saat Young Bae dan member lainnya menjenguk Seung Ri,Hee Sung berjaga di luar untuk menunggu kedatangan Seung Hyun.
“Mereka lama sekali,ke mana saja mereka?” gumam Hee Sung.
Terlihat dari kejauhan ada orang yang datang,namun orang itu bukan Seung Hyun dan Min Young.
Ia mendekat dan bertanya kepada Hee Sung,”apakah ini benar kamar pasien yang bernama Seung Ri?”
“De,ini memang kamarnya...kalau boleh tahu Anda ini siapa?” tanya Hee Sung.
“Saya ini Ommanya,jeoneun Lee Young Na imnida,” Omma Seung Ri memperkenalkan diri.
“Oh,baiklah mari masuk Ahjumma,” kata Hee Sung.
----------------------------------------------
Kedatangan Omma Seung Ri sangat disambut oleh member semua Big Bang.
Bagi Omma Seung Ri mereka ini sudah merupakan anak-anak sendiri.
Namun dengan Hee Sung,jantungnya berdetak semakin cepat.
Ia merasa bersalah sekali dengan Omma Seung Ri,ia merasa ia yang membuat Seung Ri terbaring lemah di rumah sakit seperti ini.
“Oh yah,tadi kita belum sempat berkenalan,” kata Omma Seung Ri.
“Oh,jeoneun Min Hee Sung imnida,” jawab Hee Sung dengan perlahan.
“Jadi kau yang bernama Hee Sung,mengapa kau datang ke sini?” tanya Omma.
Hee Sung bingung apa yang harus dia katakan.
Ia hanya dapat berkata,”mianhe,jeongmal mianhe,saya memang yang membuat Seung Ri terbaring sekarat.”
Semua yang ada di kamar itu terkejut dengan apa yang dikatakan Omma Seung Ri kepada Hee Sung.
Semua hanya diam dan tidak berani berkomentar.
“Sekarang kau keluar! Kau tidak pantas berada di tempat ini!” teriaknya sambil menunjuk ke arah pintu.
Hee Sung yang tidak sadar sudah menangis cepat-cepat keluar dari ruangan itu.
-----------------------------------------
Hee Sung POV
Tidak salah jika Ahjumma bersikap seperti itu kepadaku.
Aku memang yang salah,aku memang tidak pantas menemani Seung Ri.
Aku yang membuatnya merasakan sakit,bukan hanya di tubuhnya namun di hatinya juga.
-----------------------------------------
Hee Sung berjalan lunglai tanpa arah dan tujuan.
Tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
“Hee Sung! Hee Sung! Changkaman!”
Ternyata orang yang memanggilnya itu adalah Kyu Hyun.
“Buat apa kau mencariku?” tanya Hee Sung.
“Aku hanya berjalan-jalan di sekitar sini dan tidak sengaja melihatmu,maka aku menyapamu,” jawab Kyu Hyun santai.
Hee Sung tidak menanggapi alasan Kyu Hyun itu karena ia sekarang sedang tidak ingin melihat wajahnya lagi.
“Oh yah,mana pacarmu yang bernama Seung Ri itu? Bukannya ia bilang akan selalu bersamamu?” sindir Kyu Hyun.
“Sudahlah,itu bukan urusanmu! Urus saja isterimu sendiri! Jangan ikuta campur masalahku!” bentak Hee Sung.
“Kau masih marah denganku? Kalau begitu mianhe,tapi aku benar-benar ingin tahu kabar pacarmu itu,” jawab Kyu Hyun.
“Dia bukan pacarku,” bantah Hee Sung dengan wajah yang murung.
“Baiklah,dongsengmu kalau begitu? Benar tidak?” tanya Kyu Hyun memastikan.
“Terserah mau menganggap dia apa,” jawab Hee Sung singkat dan berniat untuk pergi.
Namun Kyu Hyun menarik tangannya dan menahannya untuk pergi.
“Ya! Lepaskan aku! Aku mau pergi sekarang!” teriak Hee Sung.
“Jangan terburu-buru,aku masih ingin mengobrol denganmu boleh kan?” tanya Kyu Hyun.
Akhirnya Hee Sung menurut dan mengangguk.
Mereka berdua duduk di bangku taman yang ada di sekitar jalanan itu.
Bersama Kyu Hyun memang Hee Sung merasa tidak kesepian dan rasanya seperti kembali ke masa-masa dulu saat mereka masih bersama,namun bedanya sekarang Kyu Hyun bukan miliknya lagi,ia sudah dimiliki orang lain.
“Ya! Kenapa bengong?” tanya Kyu Hyun sambil mengagetkan Hee Sung.
“Gwenchana? Kau sepertinya memiliki masalah,” lanjut Kyu Hyun.
“Oh yah,dari tadi aku yang bercerita dan sekarang ini giliranmu bercerita,kau boleh bercerita tentang pacarmu itu,aku benar-benar penasaran dengan hubungan kalian,” Kyu Hyun membuka topik baru untuk Hee Sung.
“Sudah kubilang dia itu bukan pacarku,namanya Seung Ri dan ia…” belum sempat ia melanjutkan kata-katanya,Hee Sung sudah tidak dapat menahan air matanya untuk keluar.
Sudah berpuluh-puluh kali mungkin ia meneteskan air matanya untuk Seung Ri hari ini.
“Benar kan kau memiliki memiliki masalah?” Kyu Hyun mencoba menenangkan Hee Sung.
“Aku dan dia memang tidak berpacaran….tetapi ia mencintaiku,namun aku tidak mencintainya,dan hari itu…” kata-kata Hee Sung terputus dengan tangisannya yang semakin keras.
“Hari itu ia rela menyerahkan nyawanya demi menolongku,” Hee Sung melanjutkan kata-katanya dengan sesegukkan.
“Sudahlah,namun seharusnya kau bisa menerima cintanya itu karena ia benar-benar sayang padamu,” Kyu Hyun member saran.
Mendengar saran itu Hee Sung hanya bisa menyesali perbuatannya saat itu.
Mengapa ia rela menolak seorang yang baik seperti Seung Ri?
Hanya karena ia tidak dapat melupakan Kyu Hyun kah?
Tetapi sampai kapan ia ingin terus terbayangi oleh kenangan masa lalunya itu?
-----------------------------------------------
Hari yang baru pun dimulai namun Seung Ri masih belum sadar juga dari komanya.
Seperti biasanya Min Young dan Seung Hyun berniat untuk menjenguknya sepulang sekolah,namun lain dengan hari ini,hari ini Seung Hyun masih ada urusan dengan member Big Bang lainnya oleh karena itu Min Young pergi sendiri ke rumah sakit.

Min Young POV
Ke mana sih Seung Hyun?
Sebenarnya mereka ada latihan apa sih?
Masa Seung Ri sakit,latihan masih saja tetap berjalan?
Benar-benar keterlaluan.
Lagian hari ini benar-benar menyusahkan.
Seluruh tubuhku sakit semua rasanya,apalagi pinggangku…membuatku tidak bisa berjalan normal.
Aku rasanya butuh bantu Seung Hyun lagi seperti kemarin?
Tetapi ke mana ia sekarang?

Aku berjalan menyusuri jalanan menuju rumah sakit namun tiba-tiba ada sebuah mobil mengahalangi jalanku.
Aku memperhatikan mobil itu,rasanya aku kenal dengan mobil ini…
Jangan-jangan mobil ini milik..
Tebakanku benar Dong Wook Oppa keluar dari mobil itu.
“Min Young~a,mau ke mana?” tanyanya.
Aku bingung harus bersikap apa kepadanya?
Kemarin aku jelas-jelas membela Seung Hyun dihadapanya.
“Aku mau jalan-jalan saja,” jawabku singkat.
“Oh begitu,” Dong Wook menarik tanganku.
--------------------------------------------
Dong Wook POV
Hari ini tumben sekali Min Young tidak bersama Seung Hyun.
Ini merupakan kesempatan bagiku untuk merebutnya kembali.
Tanpa basa-basi aku langsung menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam mobil.
“Ya! Oppa! Apa yang kau lakukan? Kau mau membawaku ke mana?” tanyanya dengan suara yang keras.
Namun halangannya itu tidak kugubris,segera saja aku duduk di kursi kemudi dan menancapkan gas.
-----------------------------------------------

Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
-Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Cho Kyu Hyun : mantan pacar Min Hee Sung
-Choi Dong Wook : pacar Min Young semasa SMP yang masih memegang janjinya


Chapter 11

Seung Ri POV
Hee Sung mengajakku ke sebuah tempat.
Tempat ini penuh dengan bunga,tetapi tetap saja semuanya berwarna putih.
“Sekarang buka matamu! Aku mau kau benar-benar sadar!,” perintahnya.
Aku benar-benar bingung dengan maskud perintahnya barusan.
Bukannya aku sudah membuka mataku?
Sekarang aku pun sudah sadar,lalu mengapa ia menyuruhku untuk sadar?
Namun tiba-tiba cahaya yang sangat terang bersinar di hadapanku.

Aku melihat diriku ada di sebuah ruangan.
Sepertinya ini rumah sakit?
Dan semua teman-temanku juga berkumpul di sini.
“Kau sudah sadar?” tanya Ji Yong yang mendadak ada di dekatku.
“Ya! Chingu! Seung Ri sudah sadar!” teriaknya lagi.
Aku coba mengangkat kepalaku,namun kepalaku terasa sangat berat.
“Sudah kau istirahat saja dahulu,” kata Young Bae yang mencegahku untuk bangun.
Aku hanya menuruti kata-katanya karena kata-katanya memang benar.
Namun,ada satu kata yang ingin kutanyakan dari tadi.
“Hee Sung?” tanyaku pelan.
Young Bae dan yang lainnya tidak menjawab.
Aku mengetahui mereka pasti sedang memikirkan jawaban dari pertanyaanku ini,dan dari situ juga aku mengetahui pasti ada yang buruk terjadi kepadanya.
“Hee Sung? Ke mana dia?” tanyaku sekali lagi.
“Ia pergi sebentar kok,” Dae Sung menjawab pertanyaanku.
Aku yang mendengar jawaban itu langsung merasa tenang.
-----------------------------------------------------
“Oppa! Sebenarnya mau membawaku ke mana?!” Min Young bertanya dengan suara yang sedikit membentak.
Dong Wook menghiraukan pertanyaan itu.
“Oppa! Aku ada urusan! Aku tidak bisa menemanimu sekarang!” Min Young berniat membuka pintu mobil.
Namun belum sampai ia berhasil membukannya,tangan Dong Wook sudah mengahalangi niatnya itu.
“Bisakah kau menemaniku kali ini saja?” tanya Dong Wook sambil menatap Min Young.
Min Young hanya pasrah begitu mendengar kata-kata itu.
-----------------------------------------------------------
Di saat yang sama Seung Hyun berlari sekencang yang ia bisa menuju rumah sakit tempat Seung Ri dirawat.
“Seung Ri? Kau sudah sadar?” tanya Seung Hyun kaget sambil membuka pintu.
Seung Ri hanya tersenyum ke arahnya.
“Kau ini benar-benar membuat orang khawatir,” Seung Hyun mendekati Seung Ri.
“Aku baik-baik saja kok,” aku Seung Ri.
“Apa yang baik-baik saja! Kau sudah hampir pergi tahu! Untung ada Hee Sung yang menyelamatkanmu!” kata Seung Hyun.
Mendengar ucapan Seung Hyun yang barusan Young Bae dan yang lainnya sudah mulai agak panik lagi mendengar nama itu disebut.
Akan tetapi,Seung Hyun yang tidak mengetahui kejadian antara Hee Sung dengan Umma Seung Ri hanya berkata dengan santainya.
“Memang apa yang ia lakukan?” tanya Seung Ri penasaran.
“Aku juga kurang tahu,tapi setahuku mungkin teriakan dan isak tangisnya yang memanggilmu kembali,” jelas Seung Hyun.
Di benak Seung Ri hal itu hanya bisa ia bayangkan saat Hee Sung mencegahnya pergi dari dermaga itu.
-------------------------------------------------------------
Seung Ri POV
Hee Sung menangis untukku?
Mungkinkah sekarang ia sudah berubah?
Aku sudah tidak sabar melihat wajahnya itu.
Benar kata Seung Hyun Hyung,kalau tidak ada dia yang waktu itu mencegahku mungkin aku akan pergi selama-lamanya.
------------------------------------------------------------
“Oh iya,ke mana Min Young?” tanya Seung Hyun kepada teman-temannya.
“Ia belum datang dari tadi,” celetuk Ji Yong.
‘Ia ke mana? Bukannya ia berkata akan bertemu di sini,’ kata Seung Hyun dalam hati.
-------------------------------------------------------------
“Min Young,apakah kau masih mengingat danau ini?” tanya Dong Wook.
Min Young hanya diam saja.
Namun,di dalam hati sebenarnya ia mau menangis melihat kembali tempat ini.
Danau itu merupakan tempat dulu mereka mengikrarkan janji mereka agar tetap bersama selamanya,namun sekarang Min Young sudah mengingkari janji yang dulu dibuatnya di tempat itu.
Perasaan bersalah menyelimutinya.
“Oppa,jeongmal mianhe...aku memang orang yang benar-benar jahat,” Min Young tidak sadar sudah berlinang air mata.
“Seharusnya aku yang minta maaf kepadamu karena aku telah meninggalkanmu selama ini,” Dong Wook memeluk Min Young dari belakang.
“Oppa,mianhe..” Min Young cepat-cepat melepaskan pelukan Dong Wook.
-------------------------------------------------------------------
Dong Wook POV
Mengapa cara ini tidak berhasil?
Apa yang harus kulakukan?
Padahal aku sudah berjanji akan selalu berada di sampingmu jika kau mau menerimaku kembali,aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi seperti itu.
Saat aku berada jauh denganmu dulu,aku selalu merindukan wajah ceriamu yang selalu mengisi hari-hariku itu.
Sekarang aku ingin sekali memilikimu sekali lagi,namun apa yang harus aku lakukan?
Tolonglah,kembali lagi di sisiku..
------------------------------------------------------------------
Min Young POV
Oppa,aku merasa sangat bersalah melihat ini semua.
Aku sudah tidak layak lagi datang ke tempat ini.
Aku sudah mengingkari janji ini.
Oppa...sekarang aku sudah tidak dapat menerimamu kembali karena aku sudah menjadi milik orang lain.
Jeongmal mianhe,Oppa...
-------------------------------------------------------------------
Seung Hyun menghubungi handphone Min Young.
“Ke mana dia? Mengapa tidak diangkat?” umpat Seung Hyun.
Karena tidak diangkat maka Seung Hyun menutup handphone flipnya dengan kasar.
“Ada apa,Hyung?” tanya Dae Sung.
“Min Young..ke mana dia? Padahal tadi kami berjanji untuk bertemu di rumah sakit,” jelas Seung Hyun.
Seung Hyun sudah mulai khawatir dengan keberadaan Min Young sekarang.
“Sudahlah,Hyung..sebentar lagi mungkin dia akan datang,” Dae Sung mencoba menenangkan keadaan Seung Hyun.
Seung Hyun hanya dapat berpura-pura tenang di depan Dae Sung,namun di dalam hatinya ia masih tidak henti-hentinya khawatir dengan keberadaan Min Young sekarang ini.
“Sekarang aku sebaiknya jalan-jalan sebentar untuk menghilangkan rasa khawatir ini,” pamit Seung Hyun kepada Dae Sung.
“Araseo,hati-hati Hyung!” balas Dae Sung.
--------------------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Min Young?
Di mana dirimu sekarang?
Padahal kau sudah berangkat sejak tadi namun mengapa belum sampai juga?

Aku mencoba menghubungi handphone Min Young kembali sambil berjalan keluar rumah sakit,namun sekarang hasilnya lebih parah dari yang tadi.
Sekarang ia malah meng-non aktifkan handphone nya.
Karena kesal,maka kututup handphone flipku dengan kasar.
Sebenarnya apa yang berada di pikirannya sekarang?
Apa dia pikir dengan menghilang begitu saja,maka tidak akan ada yang mengkhawatirkan dirinya.
Terkadang aku kesal dengan sifatnya yang seperti itu,yang terkadang hanya memikirkan dirinya sendiri.
Namun tidak tahu mengapa di balik semua kebiasaan buruknya itu,ia memiliki sifat yang membuatku begitu mencintainya.

Kuhubungi nomornya sambil berjalan di tengah keramaian,namun hasil yang kudapat sama saja,yaitu ia masih saja mengnon-aktifkan handphone.
Tetapi,kali ini tiba-tiba aku merasa ingin mengunjungi gudang tempat latihan bandku itu.
‘Mungkin saja ia berada di sana karena ia sering meminjam lirik tanpa sepengtahuanku,’ gumamku dalam hati.
-------------------------------------------------------------------
“Ini tempat terakhir yang kita kunjungi,” kata Dong Wook sambil membukakan pintu mobil untuk Min Young.
Tanpa dijelaskan oleh Dong Wook,Min Young sudah mengetahui tempat itu.
Tempat itu adalah gedung SMP lamanya.
“Sudah lama kita tidak pergi ke tempat ini...mengingatkanku pada masa-masa dulu saja,” Dong Wook mencoba basa-basi dan kemudian mengajak Min Young untuk masuk ke dalam gedung.
--------------------------------------------------------------------
Min Young POV
Mengapa sekarang aku harus memasuki gedung ini lagi?
Melihat gedung ini,hanya mengingatkanku akan Seung Hyun.
Ia pasti khawatir dengan keberadaanku sekarang.
Namun,aku harus bagaimana lagi.
Mau memberitahunya,namun sudah terlambat.
Baterai hadphoneku mendadak habis.
Aku yakin ia akan memarahiku nantinya.

Dong Wook Oppa masih saja mengoceh tentang kenanganku dengannya saat SMP.
Aku tidak sanggup mendengarkan ocehannya terus-menerus.
Semakin mendengar hatiku semakin merasa bersalah.
Aku memang telah membuatnya terluka,namun apa yang bisa aku lakukan sekarang untuk mengobatinya.
Aku sudah terlanjur memilih orang lain sekarang.
Aku sudah bukan miliknya seperti yang dulu.

Kami berjalan-jalan melihat kelas-kelas kenangan kami dulu.
Aku masih ingat kejadian-kejadian lucu yang kami lalui di kelas-kelas itu.
Dan akhirnya perjalanan kami berakhir pada suatu kodior yang aku tahu di dekat sana ada sebuah gudang rahasia yang merupakan kenangan baruku dengan Seung Hyun.

“Min Young,perjalanan kita hari ini sudah selesai,” ucapnya sambil mengahadap ke arahku.
“Min Young~a,aku mempunyai pertanyaan untukmu,untuk sekali ini jawablah pertanyaanku,” lanjutnya.
Aku medengarkan baik-baik kata-katanya itu dan penasaran akan maksudnya.
“Min Young,ini hari terakhir aku akan berada di hadapanmu,” katanya.
Aku kaget mendengar kata-kata itu.
Perasaanku terbagi menjadi dua,ada perasaan sedih ada juga perasaan lega.
Aku tidak menyangka Oppa akan secepat itu meninggalkan diriku lagi,namun di lain bagian aku merasa lega bahwa tidak akan ada lagi yang akan mengganggu hubunganku dengan Seung Hyun.
“Tetapi,jika kau mau menjadi milikku untuk sekali lagi,aku akan rela menentang keinginan keluargaku untuk tetap di sampingmu,” Oppa mengenggam tanganku.
“Oppa,jangan berbuat sampai seperti itu,aku sudah menjadi milik orang lain sekarang dan sudah tidak layak lagi untuk bersamamu seperti dulu,” aku mencoba menolaknya secara halus.
“Aku mengerti keadaanmu sekarang,sekarang kau sudah milik orang lain…dan walaupun kau menolakku,tetapi jangan pernah merasa bersalah akan dirimu sendiri karena semua ini adalah salahku,aku yang meninggalkan dirimu…jika saat itu aku tetap bersamamu maka aku yakin kau pasti masih menjadi milikiku sampai hari ini,” Ia terus menyalahkan dirinya.
“Oppa,sudah hentikan!” teriakku sambil refleks memeluk Oppa.
“Selamat tinggal,Min Young…” bisiknya pelan.
------------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Aku segera berlari menuju gudang rahasiaku.
Namun,pemandangan yang menyakitkan tiba-tiba terlihat olehku di depan gudang.
Min Young yang dari tadi kukhawatirkan ternyata sedang asyik berpelukan bersama Dong Wook.
Pemandangan itu terasa begitu menyakitkan kembali.
Rasanya seperti telah ditipu.
Aku tidak menyangka ia akan kembali memilih Dong Wook dan tidak memikirkan perasaanku.
------------------------------------------------------------

Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
-Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Young Bae (Tae Yang) : temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Yong (G Dragon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang


Chapter 12

Seung Hyun POV
Apa yang kulihat barusan terasa tidak nyata bagiku.
Aku melihat orang yang kusayangi selama ini memeluk orang lain.
Aku mengerti perasaannya terhadap orang itu.
Aku mengerti bahwa mereka memang sebelumnya memiliki hubungan spesial,tetapi bisakah satu kali saja ia memikirkan perasaanku?

‘Min Young~a,berkali-kali aku memaafkan segala kesalahanmu dan berkali-kali juga kau membuat kesalahan itu lalu membuat hatiku menjadi terluka....kali ini,maafkan aku karena tidak dapat memaafkanmu lagi...’
--------------------------------------------
“Oppa,selamat jalan,semoga kau bisa mendapatkan orang lebih baik daripada diriku,” bisik Min Young.
“Aku memang akan meninggalkanmu,tetapi aku tidak akan melupakan semua kebaikanmu selama ini dan mungkin akan sulit kutemukan penggantinya,” Dong Wook melepaskan pelukan Min Young.
“Aku hanya mau berpesan,tetaplah bersama orang yang kau sayangi karena berada di dekatnya merupakan suatu anugerah dan kebahagiaan,” lanjutnya.
Hari itu merupakan hari perpisahan Dong Wook dengan Min Young untuk kedua kalinya,tetapi kali ini Dong Wook sudah menyudahi perjanjian mereka.
Min Young lega mendapati semua itu telah terjadi,namun sebenarnya dibalik semua itu ia mendapatkan masalah baru karena sebuah kesalahpahaman.
---------------------------------------------
“Seung Ri~a!” teriak Omma Seung Ri yang telah melihat anaknya sudah sadar dari komanya.
“Omma! Mengapa Omma bisa di sini?” tanya Seung Ri yang juga kaget dengan kehadiran Ommanya yang sangat tiba-tiba.
“Waeyo?” tanya Omma.
“Anio,bukannya kemarin Omma berada di...”
“Sudahlah Nak,Omma pasti akan datang jika keadaanmu seperti ini.”
Belum sempat Seung Ri melanjutkan omongannya,namun kata-katanya sudah keburu dipotong oleh Omma.
“Oh yah,di mana Hee Sung? Katanya ia pergi sebentar,mengapa sampai sekarang ia belum juga kembali?” tanya Seung Ri kepada teman-temannya yang masih ada di ruangan itu.
Wajah Ji Yong yang tadinya tersenyum bahagia langsung padam,ia bingung mau menjawab pertanyaan itu dengan kebohongan apalagi.
Bukan hanya dirinya saja,tetapi Young Bae dan Dae Sung juga mengalami hal yang sama.
Omma yang tidak suka nama itu disebut-sebut oleh Seung Ri langsung berkata,”buat apa kau sebut-sebut nama itu lagi? Nama itulah yang membuat dirimu menjadi begini,Nak...jadi buat ap...”
“Cukup Omma!”Seung Ri berteriak.
Semua orang di ruangan itu menegang.
“Omma! Buat apa kau ejek-ejek Hee Sung?!” lanjut Seung Ri.
“Ia yang sudah membuatmu begini,Nak! Buat apa kau membelanya?!”kata Omma yang bersikeras.
“Tapi ia yang...”
“Seung Ri sudahlah,sekarang kau baru belum sembuh,lebih baik kau jangan marah-marah dahulu,” Young Bae mencoba untuk menghentikan perdebatan.
Seung Ri yang juga kesal dengan sikap Ommanya barusan,langsung berbalik dan mencoba untuk tidur kembali.
------------------------------------------------------
“Oppa!” Min Young memanggil Young Bae.
“Min Young~a! Ke mana saja kau? Dari tadi Seung Hyun mencarimu ke mana-mana,” balas Young Bae.
“Mian Oppa,tadi aku ada sedikit urusan.”
“Oh,seharusnya kau memberitahu Seung Hyun tadi,ia tampaknya sangat khawatir.”
“Jinja? Aiish...aku ini benar-benar bodoh! Oppa,ke mana Seung Hyun Oppa?”
“Molla..tadi katanya ia ingin mencarimu keluar,tetapi ia sampai sekarang tidak kembali juga.”
“Oh,baiklah sebaiknya kutelepon saja.”
--------------------------------------------------------
Tut...tut..tut..tut....
Bunyi itu sudah berpuluh-puluh Min Young dengarkan dari handphonenya.
Sejak tadi di rumah sakit sampai ia tiba di rumah,Seung Hyun tetap saja menolak untuk menerima telepon dari Min Young.
--------------------------------------------------------
Min Young POV
Seung Hyun~a...
Ada di mana dirimu sekarang?
Mianhe...jeongmal mianhe kalau tadi aku benar membuatmu khawatir.
Tetapi,mengapa sekarang kau malah membalasnya?
Tolong jangan siksa diriku seperti ini.
-------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Sudah berpuluh-puluh kali handphone di sebelahku ini bergetar.
Namun,aku tetap menghiraukannya.
Aku tahu siapa yang menelpon dan justru itulah sebabnya mengapa aku menolak untuk mengangkatnya.

Langit malam ini sangat cerah.
Aku berbaring sendirian di lantai atas gedung apartemen.
Biasanya tempat ini digunakan orang untuk menjemur pakaian mereka,tetapi bagiku ini adalah tempat di mana aku memikirkan semua masalahku.

Sejenak aku bertanya dalam hatiku,’Min Young~a,apakah kau bahagia bersamanya?’
Pertanyaan itu tanpa hentinya kupikirkan.
Aku merasa diriku bukan orang yang cocok untuk dirinya.
Mungkinkah setiap harinya ia merasa tersiksa denganku?
Apakah karena alasan itulah ia kembali berpaling kepada janji lamanya?
Namun sebenarnya aku sangat menyayanginya,aku akan rela melepaskan dirinya demi kebahagiaanya.
--------------------------------------------------------
Keesokkan harinya Seung Ri mendapatkan berita yang membahagiakan.
“Seung Ri~a,kata dokter kau bisa pulang tiga hari lagi,” kata Dae Sung bersemangat.
Namun,kabar itu sama sekali tidak membahagiakan bagi Seung Ri.
“Seung Ri,waeyo?” tanya Dae Sung lagi.
“Anio,Hyung..” kata Seung Ri yang mencoba untuk menutupi sesuatu.
“Aku tahu,kau pasti sedang memikirkan Hee Sung,” Dae Sung menebak.
“Ke mana Hee Sung belakangan ini?” Seung Ri menunduk tak bersemangat.
Dae Sung sebenarnya tahu akan apa yang telah terjadi,tetapi ia bingung apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Seung Ri atau tidak.
“Hyung~a,sebenarnya saat aku tidak sadar..apakah Hee Sung berada di sini?”
“De,ia selalu berada di sini,ia sampai rela meninggalkan perkerjaannya untuk sementara waktu demi menemanimu.”
Mendengar kata Dae Sung,Seung Ri langsung menyimak dengan seksama.
“Sepertinya ia sangat menyayangimu,setiap hari ia selalu diselimuti perasaan bersalah...ia selalu menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi padamu ini.”
“Lalu mengapa sekarang ia pergi?”
“Karena...karena....Ommamu itu.”
Akhirnya dengan terpaksa Dae Sung ‘membuka kartu’.
Ia merasa terlalu kejam untuk menimpan semua fakta ini di belakang Seung Ri.
--------------------------------------------------------------
Seung Ri POV
Jadi dari kemarin semuanya telah membohongi diriku.
Sebenarnya Hee Sung diusir oleh Omma.
Omma benar-benar keterlaluan,padahal jika tidak ada dirinya mungkin sekarang aku tidak akan bisa sadar seperti ini.
Saat aku memutuskan meninggalkan semuanya.
Saat aku menyerah untuk menghadapi semua masalah.
Dialah yang memanggilku dan mencegahku untuk pergi,ia memberitahuku agar aku tetap bertahan karena ia membutuhkanku.
Namun sekarang apa balasan yang dapat aku berikan kepadanya.
Saat ia berkata bahwa ia membutuhkanku,aku berjanji untuk tidak meninggalkannya.
Akan tetapi,kata-kata Omma begitu menyakitkan di hatinya.
Aku benar-benar tidak dapat menepati janjiku untuk selalu ada saat ia membutuhkan.
Mianhae,Hee Sung~a...
Aku berjanji akan menepati janji yang aku katakan saat di mimpiku itu.
--------------------------------------------------------------
Pada hari yang sama,Min Young masuk sekolah dengan perasaan yang tidak tenang.
Ia tidak sabar melihat wajah yang ia rindukan dari sejak kemarin.
“Oppa!” teriak Min Young dari kejauhan saat melihat Seung Hyun.
Seung Hyun tahu bahwa Min Young memanggilnya.
Namun ia memilih untuk diam dan pura-pura tidak melihat.
“Oppa!” Min Young berteriak lagi sambil melambai.
Seung Hyun sudah jelas-jelas melihat Min Young di depan matanya,namun ia memilih untuk menghiraukan hal itu.
Lalu ia memunggungi Min Young dan mengambil langkah menuju kelasnya.
Min Young yang melihat reaksi aneh dari Seung Hyun otomatis berniat untuk mendekatinya.
Akan tetapi,niatnya itu segera padam karena bel masuk sekolah tiba-tiba berbunyi.
--------------------------------------------------------------
Min Young POV
Seung Hyun~a...
Apa yang terjadi padamu hari ini?
Padahal tadi aku sudah memanggilmu berkali-kali,tetapi mengapa kau tidak meresponnya?
Apakah kau marah denganku?
Soal kejadian kemarin itu,aku memang yang bersalah.
Tetapi,hari ini aku benar-benar ingin minta maaf padamu.
Jeongmal mianhae,Seung Hyun~a...
Bisakah aku menanggapiku sekali saja?
Aku benar-benar ingin mengatakan hal itu.
---------------------------------------------------------------
“Seung Hyun~a,kemarin kau ke mana saja?” tanya Young Bae yang sedang santai di depan kelasnya.
“Oh,aku hanya jalan-jalan sebentar saja,” Seung Hyun menjawab dengan muka masam.
“Kemarin Min Young mencarimu,ia datang ke rumah sakit,tetapi sayangnya kau sudah pergi,” jelas Young Bae.
“Oh,terserahlah...aku malas mendengarnya,” Seung Hyun berniat menghindari pembicaraan itu.
“Ya! Kau sedang ada masalah? Sebenarnya apa yang sedang terjadi di antara kalian?” Young Bae mencoba mencari tahu.
“Anio,” jawab Seung Hyun singkat.
“Kalian ini benar-benar aneh...selalu saja bermasalah,” kata Young Bae.
“Tenang saja,sekarang masalah itu tidak akan datang lagi,” balas Seung Hyun.
“Maksudmu itu apa?!”
Belum sempat Young Bae mengetahui maksud dari perkataan itu,tetapi Seung Hyun sudah melangkah pergi.
--------------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Saat bimbel sudah tiba.
Ini mungkin saat yang tepat untuk mengatakan semuanya.
--------------------------------------------------------------
Min Young kali ini berlari menuju ruang kelas Seung Hyun.
Ia tidak sabar mengatakan semuanya.
“Oppa,” panggil Min Young sambil terengah-engah karena berlari.
Min Young masuk ke dalam ruang kelas.
Tetapi,Seung Hyun masih saja memungginya.
Seperti yang biasa ia lakukan,ia melihat ke jendela luar.
“Oppa!” teriak Min Young.
Seung Hyun masih juga tidak menanggapi itu.
Akhirnya Min Young berlari mendekati Seung Hyun dan memeluknya dari belakang.
“Oppa! Waeyo?” tanya pelan.
“Mengapa kau hari ini menganggapku tidak ada?” lanjutnya.
Seung Hyun hanya mendesah pelan,tetapi tetap saja ia tidak menjawab semua pertanyaan itu.
“Oppa,jeongmal mianhae...kemarin aku sudah membuat Oppa khawatir,tetapi tolong jangan hukum aku seperti ini,” pipi Min Young sudah mulai basah karena air matanya.
“Jangan Oppa anggap aku ini tidak ada!” Min Young berteriak.
Akhirnya Seung Hyun berbalik dan menghapus air mata di pipi Min Young.
“Min Young~a,aku selalu menganggapmu ada...kau selalu ada di pikiran dan hatiku,namun mianhae...hatiku terlalu sakit untuk mengampunimu,” kata Seung Hyun.
Mendengar kata-kata itu,Min Young langsung tertegun.
“Sudah terlalu banyak kata ‘mianhae’ yang kau katakan dan untuk yang terakhir ini aku benar-benar tidak dapat menerimanya,” lanjut Seung Hyun.
“Waeyo? Waeyo,Oppa?” Min Young masih kaget dengan kata-kata Seung Hyun barusan,ia tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
“Kau tahu alasannya sendiri....Min Young~a,aku rasa hubungan kita sampai di sini saja,” Seung Hyun mengambil ranselnya kemudian pergi meninggalkan Min Young sendirian di ruangan itu.
---------------------------------------------------------
Min Young POV
Apa yang barusan Seung Hyun katakan?
Aku benar-benar tidak percaya ia berkata seperti itu.
Namun,karena kata-katanya itu aku sadar akan satu hal.
Dari awal aku sebenarnya tidak pantas mendapatkan dirinya,ia terlau baik untukku.
Kata-katanya itu benar,sudah terlalu banyak kata ‘mianhae’ yang keluar dari mulutku dan sudah terlalu banyak juga pengampunan yang ia berikan untukku.
Kalau seandainya dia yang mengatakan beribu-ribu kata ‘mianhae’ kepadaku,aku belum tentu dapat mengampuninya sama seperti ia mengampuni aku.
Ia terlalu baik untukku.
Namun,walaupun ia sudah mengakhiri hubungan kami ini,tetapi aku masih tidak dapat melupakannya,karena..
aku masih cinta kepadanya.
---------------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Min Young~a...
Mianhae...
Kesabaranku sudah habis.
Hatiku sudah terlalu sakit untuk melihatmu pergi dan bersama dengannya.
Aku pikir menyudahi hubungan kita ini adalah cara yang terbaik dan aku harap kau bisa bahagia bersamanya.
Mianhae,kalau selama ini kau merasa rebebani dan tersiksa jika bersama denganku.
Tetapi,di mana pun aku berada,kapan pun,dan apa pun yang sedang kulakukan..
Aku akan selalu mengingat kenangan kita ini.
Saranghae,Min Young~a...
Yonghwoni saranghae...
----------------------------------------------------------------

Label: