<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7457634820015561536\x26blogName\x3dBehind+the+Scene+of+My+Life\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://chingzz-daily.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://chingzz-daily.blogspot.com/\x26vt\x3d8905673666798861662', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Welcome

I've already left this blog but I will be happy if you still take a look on my old fan fiction :D

The Princess
Add your profile goes here.
Hi and Hello!
Let me introduce my name then~ Ching Ching is speakin' here! Scream out loud and be ready for the rockin' blog YEAH! This is the second blog I got here, the first is on LiveJournal, and I used that as my fan fiction park ♥♥ I'm Chinese who live in country named Indonesia, so I usually speak in Bahasa. I love lurking around at SOOMPI, check the request thread and help them all that had a problem about NG and GASOO poster. And by the way, I had a Tumblr. I use that page as my poster and banner gallery. So please welcome then~ I'll be glad to know that someone has visited it. I would to tell about my emptiness, problems and experiences on here.. So, just shut up and listen then! *LMFAO*.

Links
Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here

Archives
September 2009
Oktober 2009
November 2009

Layout ©

ME. kynzgerl
CODES. manikka
BRUSHES. 1 2
IMAGES. 1 2
The 2 paper heart: moargh.de
SOURCE. BLOGGER BLOGSKINS IMAGESHACK
Rabu, 30 September 2009

Ga tau kenapa minggu ini gw pengen terus ngeshare fan fic (FF) gw di sini haha...
Tapi yang kali ini cuma one shot dulu yah...itung'' buat selingan sama yang chaptered *digeplak sama yang nungguin*...
Oke,gw mau cerita sedikit tentang FF yang ini...
FF One Shot ini sebenernya tuh FF One Shot yang pertama gw buat jadi maaf maklum yang soal bahasa en ke-geje-an dari ceritanya haha,,,apa lagi endingnya..*mau tau..??* *makanya baca* *maksa*
Idenya ga tau dapet dari mana..padahal banyak yang bilang dapet idenya dari DBSK Banjun Drama,tapi sebenernya bukan siyh...
Tapi kayaknya gw dapet idenya dari filmnya si Jay Chou yang judulnya Secret ntuh tuh..*tau ga?* *ahh..masa ga tau* *gaul dikit dong makanya* *dilempar sepatu sama yang baca*
Ya udah deh..selamat membaca en jangan lupa komen...*boleh di chatbox..ato boleh di wall FB gw*
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Unforgettable


Minggu ini jadwal manggung DBSK sedang senggang,semua membernya sedang bersiap-siap untuk pergi dan bersenang sejenak,ada yang mau pergi kel uar kota untuk berlibur tapi ada juga yang memutuskan untuk tetap tinggal di Seoul.
Itu lah rencana liburan yang diambil oleh Yoo Cheon,walaupun semua teman-temannya telah mengajaknya untuk liburan bersama,tetapi ia tetap memutuskan untuk tinggal.
---------------------
Yoo Cheon POV
“Ya,Hyung mau liburan bersama kami?” tanya Chang Min yang sedang membereskan barang-barangnya untuk liburan besok.
“Malas ahh~ aku sekarang sedang mau menikmati pemandangan kota Seoul,” tolakku sambil bercanda.
Memang aku sekarang sedang bosan dan malas untuk pergi-pergi.
Sejak DBSK jadi terkenal dan jadwal di Jepang menjadi padat,jarang sekali aku dapat berjalan-jalan lagi di kota Seoul ini.
“Ya! Aku pergi dulu yah...mau cari angin di luar,” pamitku pada Chang Min yang masih sibuk dengan perlengkapannya itu.
End of Yoo Cheon POV
---------------------
Sore itu udara di tengah kota Seoul agak sejuk...
Enak sekali untuk berjalan kaki dan melihat kesibukan yang ada di sana.
Yoo Cheon ingin menikmati kembali pemandangan kota sibuk yang akhir-akhir ini ia tinggalkan.
Ia berjalan di tengah-tengah pertokoan yang tidak terlalu ramai,ia melihat ada toko sepatu,ada cafe yang mulai ramai dikunjungi oleh pengunjung,dan sebuah galeri lukisan.
Pertamanya ia hanya melewati galeri itu,galeri itu terlihat sepi dan sudah tua,tetapi ternyata ada seorang perempuan yang sedang melukis di dalamnya.
----------------------
Yoo Cheon POV
Siapakah perempuan itu?
Kenapa yang melukis hanya dia seorang?
Bukannya ini galeri lukisan yah?
Seharusnya banyak yang melukis dong?
End of Yoo Cheon POV
----------------------
Yoo Cheon yang penasaran akhirnya mendorong pintu.
“Annyeonghaseo,” sapanya.
Min Hee Sung yang sedang serius dengan lukisannya tersebut kaget dengan kehadiran Yoo Cheon.
“Oh,annyeong!” sapa Hee Sung sambil meletakkan kuasnya di atas palet cat.
“Aku hanya ingin melihat-lihat lukisan saja,” jawab Yoo Cheon canggung.
“Oh,silahkan!” balas Hee Sung.
“Tetapi,kenapa hanya Anda seorang diri saja yang berada di sini? Bukannya ini galeri lukisan yah,seharusnya banyak yang datang mengunjungi dong?” tanya Yoo Cheon penasaran.
“Oh,dulu galeri ini memang ramai dikunjungi orang tapi sekarang sudah ditinggalkan orang,katanya siyh karena galeri ini sudah tua,” jawab Hee Sung.
----------------------------
Yoo Cheon POV
Kasihan juga perempuan ini hanya seorang diri mengurus galeri ini.
Oh yah,siapa yah namanya?
Aku lupa bertanya.
“Oh yah,kalau boleh tahus siapa nama Anda?” tanyaku.
“Namaku Hee Sung...Min Hee Sung imnida,” jawabnya.
Namanya lumayan bagus yah...
“Namaku Yoo Cheon...Park Yoo Cheon,” jawabku.
“Kalau boleh tahu,apakah lukisan-lukisan di sini kau yang melukisnya?” tanyaku penasaran soalnya dari tadi yang aku lihat hanya lukisan berwarna hitam putih saja,tidak ada satu pun yang berwarna atau menggambarkan keceriaan.
“Tidak juga siyh,tapi kebanyakan siyh iya karena tidak ada yang mau memamerkan lukisannya di galeri ini sejak dua tahun yang lalu,” akunya.
“Oh begitu...” balasku sambil melihat lukisan-lukisan yang dipajang di dinding.
Aku benar-benar heran padanya,kenapa ada seorang perempuan berani sedirian di galeri tua ini dan lukisan yang dibuatnya itu walaupun indah tapi tidak ada satu pun yang menggambarkan kebahagiaan.
End of Yoo Cheon POV
-----------------------------
Drrrt....Drrrt...Drrt....
Handphone Yoo Cheon bergetar.
“Yeoboseyo?” tanyanya kepada sang penelepon.
“Chang Min a,ada apa?” lanjutnya.
“Hyung,ayo cepat kembali,katanya Yun Ho Hyung mau mentraktir kita malam ini!” seru Chang Min di telepon.
“Araseo,” jawab Yoo Cheon sambil menutup handphonenya itu.
“Hee Sung,mian sekarang aku harus pulang karena ada acara penting,besok aku akan datang lagi ke sini” pamit Yoo Cheon.
“Oh baiklah....” jawab Hee Sung yang kembali melanjutkan lukisannya yang tadi.
--------------------------------
Saat perjalanan pulang ke rumah Yoo Cheon masih berpikir tentang perempuan yang bernama Min Hee Sung itu.
Tentang lukisan-lukisan aneh dan sedih yang dilukisnya tadi,karena hal itu Yoo Cheon bergitu penasaran dengannya dan berencana untuk mencari tahu tentang dirinya lebih jauh lagi.
--------------------------------
“Annyeong!” sapa Yoo Cheon sambil mendorong pintu galeri.
Hari ini ada sesuatu yang berbeda di galeri itu,Hee Sung tidak terlihat dari luar galeri sedang melukis seperti kemarin.
Yoo Cheon yang bingung,mencari Hee Sung ke ruangan-ruangan kecil di galeri itu.
Ternyata Hee Sung sedang menggantung lukisan-lukisan yang baru selesai ia lukis kemarin.
Lagi-lagi lukisan-lukisan hitam putih yang digantungnya.
“Annyeong,” sapa Yoo Cheon.
“Annyeong,mian yah hari ini aku agak sibuk,” balas Hee Sung sambil tersenyum.
“Oh,boleh kah aku membantumu?” Yoo Cheon menawarkan bantuan.
“Tentu saja,” kata Hee Sung sambil memberikan lukisan yang akan digantungnya kepada Yoo Cheon.
Tapi tidak sengaja tangan Hee Sung tersentuh oleh Yoo Cheon.
-------------------------------
Yoo Cheon POV
“Oh,boleh kah aku membantumu?” aku menawarkan bantuan kepadanya.
“Tentu saja,” katanya sambil memberikan lukisan yang akan digantungnya kepadaku.
Tapi tidak sengaja tanganku menyentuh tangannya.
Aku kaget saat merasakan tangannya.
Apa yang terjadi padanya?
Kenapa tangannya dingin sedingin es?
“Hee Sung,apa yang terjadi padamu? Kenapa tanganmu dingin sekali?” tanyaku.
Ia tidak menjawab,ia hanya tersenyum padaku.
“Tenang saja,aku baik-baik saja,ini memang sering terjadi padaku tetapi nanti juga aku akan normal lagi,” jawabnya tanpa ada rasa khawatir sedikitpun.
Aku bingung dengan jawabannya itu.
Bagaimana seorang yang dingin seperti itu baik-baik saja keadaannya?
“Yoo Cheon,kau mau belajar melukis?” ajaknya sambil mengantungkan lukisan-lukisannya.
“Boleh saja,tetapi asal kau tahu aku ini tidak mempunyai bakat sedikit pun dalam melukis,” jawabku sambil tertawa.
“Itu bukan masalah,asal kau mau.....dan kalau kau mau kau bisa datang ke sini tiap hari untuk belajar melukis bersamaku,bagaimana?” ajaknya.
Minggu ini aku memang tidak ada kerjaan di rumah,daripada bosan mending aku belajar melukis.
Ideitu menurutku tidak terlalu buruk.
“Boleh,” jawabku sambil menggantung lukisannya.
End of Yoo Cheon POV
---------------------------------
Karena ajakan Hee Sung itu,maka Yoo Cheon sangat setiap hari datang ke galeri itu untuk belajar melukis.Sampai suatu hari Yoo Cheon bertanya....
“Hee Sung,aku ingin melukis ruangan di galeri ini,tetapi aku ingin melukisnya bersamamu,mau kah kau membantuku?”
Hee Sung tidak menjawab pertanyaannya itu.
“Bagaimana? Boleh yah? Karena hari ini hari libur terakhirku,tolonglah....” kata Yoo Cheon memohon.
“Baiklah,tetapi kali ini aku ingin melukis menggunakan cat warna,” jawab Hee Sung.
“Oke,aku juga sudah bosan melihatmu menggambar hitam-putih terus,” protes Yoo Cheon yang hanya bercanda saja.
“Baiklah,ayo kita mulai sekarang,” kata Hee Sung.
------------------------------------
Yoo Cheon POV
Ada hal aneh yang terjadi padanya hari ini.
Kenapa hari ini ia ingin melukis menggunakan cat warna?
Biasanya ia selalu menolaknya jika aku bertanya atau menawarkan soal hal itu.
Tapi setidaknya aku sudah bahagia ia mau melukis bersamaku.
“Oke,aku akan melukis duluan,tetapi kau duduk di sebelahku saja karena mungkin aku akan membutuhkan bantuanmu,” kataku.
“Baiklah,” jawabnya dan duduk di sebelahku.
--------------------------------------
Sudah dua jam lebih aku menggambar seketsa dari lukisan dan saatnya untuk mengecatnya.
Karena aku ingin Hee Sung yang mewarnainya,maka mememanggilnya tetapi ternyata ia sudah tertidur pulas karena terlalu lama menungguku.
“Hee Sung...Hee Sung...,” aku memanggilnya.
Ia tetap saja tidak mendengarku,aku menyentuh pipinya.
Seperti biasa ia terasa sangat dingin dan pucat.
Karena merasa mimpinya sangat damai,maka aku mengelus-ngelus pipinya itu lalu aku berbisik kepadanya,”Hee Sung,aku pergi membeli makanan dulu yah...”
End of Yoo Cheon POV
--------------------------------------
Yoo Cheon kembali dengan dua buah plastik belanjaan di kedua tangannya.
Saat Yoo Cheon masuk ke dalam galeri ternyata Hee Sung sudah bangun dari tidur nyenyaknya itu.
“Kau baru bangun?” tanya Yoo Cheon sambil meletakan palstik belanjaan di atas meja.
“Tidak juga,aku sudah bangun saat tadi kau pergi,” jawab Hee Sung santai sambil melukis.
“Kalau begitu,kau makan dulu...tadi aku membelikanmu bulgogi,” Yoo Cheon menyerahkan salah satu bungkusan makanan di tangannya.
“Tidak perlu repot,” kata Hee Sung menolak.
“Sudah,ini aku tulus memberinya untukmu...lagian dari tadi kau belum makan dan wajahmu sudah pucat begitu,” paksa Yoo Cheon.
“Tidak,aku tidak butuh apa-apa darimu!” teriak Hee Sung yang kemudian melempar kuas catnya.
Yoo Cheon bingung dengan apa yang telah dilakukan Hee Sung barusan,padahal ia berbicara baik-baik tetapi mengapa Hee Sung menjawabnya dengan kasar.
Hee Sung berjalan menuju jendela besar di galeri,dilihatnya hujan turun dengan derasnya di luar galeri,lama kelamaan ia menangis.
“Hee Sung,sebenarnya kau ini kenapa? Tadi kau membentakku dan sekarang kau malah menangis,” tanya Yoo Cheon bingung.
Hee Sung tidak menjawabnya tapi beberapa saat kemudian Hee Sung membuka suaranya.
“Yoo Cheon,ini permintaanku yang terakhir kalinya,bisakah kau memelukku?” pinta Hee Sung masih tetap melihat ke arah luar jendela.
---------------------------------
Yoo Cheon POV
Permintaannya yang terakhir ini sangat mengejutkanku.
Tapi tangisannya semakin kecang saja,karena tidak tega maka aku mendekatinya kemudian memeluk tubuhnya yang dingin itu dari belakang.
“Yoo Cheon,gomawo karena telah menemaniku minggu ini,” katanya.
“Sama-sama,lagipula aku juga bahagia bersamamu minggu ini,tapi sayangnya besok aku harus kembali ke Jepang untuk konser di sana,” jawabku dengan nada kecewa.
Setelah aku mengatakan seperti itu,ia melepaskan tanganku yang sedang memeluk pinggangnya itu.
“Sudahlah...aku doakan agar konsermu itu dapat berjalan dengan baik,” balasnya sambil tersenyum ke arahku.
Aku terpukau dengan senyumannya itu,lalu menempelkan bibirku ke bibirnya dingin itu.
Ia membalas ciumanku itu dengan hangat.
End of Yoo Cheon POV
--------------------------------
Malam itu,Yoo Cheon merasa mendapatkan kebahagiaan yang indah di minggu liburannya itu.
Keesokan harinya,ia kembali menyempatkan diri untuk mengunjungi Hee Sung terakhir kalinya sebelum ia pergi ke Jepang.
Seperti biasa,dengan wajah berseri-seri karena mengingat kejadian sore kemarin.
“Hee Sung?” tanya Yoo Cheon sambil mendorong pintu galeri.
Tidak ada yang membalas sapaannya itu.
“Hee Sung? Di mana kau?” tanya Yoo Cheon sekali lagi.
Karena tidak dapat menemukan Hee Sung,maka Yoo Cheon mencari ke setiap ruangan di galeri itu.
Sampai akhirnya ia tiba di suatu ruangan yang lukisannya berbeda dari ruangan lainnya.
Di ruangan itu lukisannya berwarna,tidak seperti di ruangan lainnya yang terisi oleh lukisan-lukisan hitam puith yang kusam.
Yoo Cheon melihat lukisan-lukisan itu.
“Sebenarnya kapan ia menggambar ini semua? Dan sekarang ia di mana? Hee Sung?” tanya Yoo Cheon.
Lukisan-lukisan itu menggambarkan saat-saat Yoo Cheon bersama Hee Sung.
Ada lukisan yang menggambarkan Yoo Cheon sedang belajar melukis,ada juga lukisan yang menggambarkan Yoo Cheon yang pertama kali masuk ke galeri dan berkenalan dengan seorang perempuan.
Semuanya itu seperti foto-foto yang menggambarkan kenangannya indahnya bersama Hee Sung.
“Hee Sung?!” teriak Yoo Cheon yang sekarang frustasi karena tidak bisa menemukan Hee Sung.
Yoo Cheon mengelilingi ruangan dan ia melihat selembar kertas di atas meja.
-------------------------------------
Yoo Cheon,gomawo karena telah mau meluangkan minggu liburanmu bersamaku.
Minggu ini aku merasakan kebahagiaan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
Jangan pernah lupakan aku,karena aku pun tidak akan pernah mau melupakanmu sampai kapan pun.

Hee Sung

-------------------------------------
Yoo Cheon POV
Sebenarnya apa maksudnya ia menuliskan ini semua?
Sekarang di mana dia?
End of Yoo Cheon POV
-------------------------------------
Yoo Cheon berlari keluar galeri kemudian pergi menuju toko sepatu di sebelah galeri itu.
“Ajusshi,kau tahu Hee Sung pergi ke mana?” tanya Yoo Cheon.
“Hee Sung,pemilik galeri sebelah?” tanya Ajusshi penjual sepatu.
“De,de,” balas Yoo Cheon.
“Ia sudah meninggal dua tahun yang lalu karena kecelakaan mobil,masa kau tidak tahu? Ngomong-ngomong buat apa kau mencarinya?” jawabnya.
Karena jawaban itu,mata Yoo Cheon langsung melotot kaget.
“Tidak mungkin,kemarin aku baru saja bertemu dengannya,mana mungkin dia sudah menginggal!” teriak Yoo Cheon.
--------------------------------------

Label:


Selasa, 29 September 2009

Hay...what's up?! *teriak geje*
Gw dateng lagi niyh....sekarang gw pengen ngeshare Fan Fic (FF) pertama yang gw buat en belum tamat sampai sekarang haha...sebelumnya ini emang udah dipost di forum *lu tau lah*,tapi gara'' banyak temen gw di kelas yang pengen baca juga *yang merasa orangnya acung tangan*,mungkin gara'' mereka terpesona sama FF One Shot gw haha...*GR amat sih* jadi gw post aja haha...

Oke,kali ini gw bakal ngepost dari chapter 1 sampe 3 dulu...soal takut pada ga minat...hehe...*sok low-profile*
En pesan dari gw adalah..JANGAN LUPA KOMENNYA oke? oke?
Kalo yang ga punya google account,lu tulis aja di chatbox yang di pinggir itu noh...*keliatan kan*
Oke? Oke? Gw tunggu loh..soal kalo lu ga komen,ntar gw ga bakal post yang selanjutnya...*belagu*
Oh yah,kalo ada kata'' bhs Korea yang ga lu ngerti..lu boleh tanya di komen ato ga..boleh tanya di wall FB gw..
ni accountnya...ching-ching_gcv@hotmail.com...
Gw tunggu yah...*digeplak gara'' banyak ngomong en ga ngepost'' ffnya...*
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
You’re The Key of My Secret


Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
- Seung Hyun : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young
-Eun Hye : teman baru Min Young yang hobinya baca ramalan bintang
-Seung Ri : temen baik Seung Hyun yang sekelas sama Min Young


Prologue

“Yey,kita lulus!” kata Min Young sambil memeluk teman baiknya,So Hee.
”Tapi sayang karena sudah lulus jadi kita tidak bisa bertemu lagi deh...”jawab Soo Hee sambil agak menundukkan kepala.
”Tenang sajalah,kita kan masih bisa kontak-kontak lewat telepon”jawab Min Young dengan santai.
Sambil menjawab pertanyaan temannya itu ternyata ia tidak sengaja mendengarkan suara-suara samar dari salah satu gudang sekolah yang kedengaran asyik dibenaknya.
Tapi sayang sebelum dia menelusuri suara yang mencurigakan tersebut,dia sudah keburu diajak pergi oleh Soo Hee untuk merayakan kelulusan mereka.


Chapter 1

“Ya...Min Young,cepat bangun!!Kamu tidak mau sekolah apa??Ini kan hari pertama kamu masuk SMA!”
Suara teriakan yang keras itu berasal dari umma nya Min Young.
Walau pun suaranya sudah sangat keras tetapi respon dari Min Young hanya...”Umma,pagi-pagi kok berisik sekali?Iya,aku bangun.”
Setelah mandi dan memakai seragam barunya,Min Young pergi ke sekolah.
Karena ia baru pindah dari sekolah lamanya jadi ia tidak mempunyai teman satu pun di sekolah barunya ini.
Sebelum berangkat ke sekolah,ia hanya diberitahu bahwa ia nanti akan masuk kelas 10B.Namun sayangnya,ia tidak tahu letak kelasnya itu jadi ia bermaksud untuk bertanya kepada salah satu murid di sekolah itu.
Tiba-tiba muncul seorang murid laki-laki yang kelihatannya berandalan.
Karena terlihat berandalan,Min Young melihat murid itu dengan tatapan sedikit takut.
Tetapi,siapa sangka ternyata murid laki-laki itu melihat respon aneh dari Min Young terhadap dirinya dan berkata dengan galaknya “Heh,anak baru ada apa lihat-lihat?”
Min Young yang agak ketakutan malah menjadi kesal dengan sikap murid yang kesok itu.
---------------------
Min Young POV
Aneh sekali anak itu.Mentang-mentang senior di sini,gayanya sok sekali...
Nanti awas kalau kita ketemu lagi,pasti aku balas sikapnya itu....
---------------------
Seung Hyun POV
Anak di koridor itu lucu sekali sikapnya sepertinya ia kebingungan sambil rada ngeri natap gue,mungkin kayaknya dia anak baru deh...
Gue kan udah terkenal kebadungannya di seantero sekolah,gengsi dong kalau ngebantu anak baru,cewek lagi.
----------------------
Pikiran Min Young tetap saja tertuju kepada rencana pembalasan dendamnya ke murid yang berandalan itu dan tanpa sadar ia menabrak seseorang.
”Aduh!”kata seorang murid permpuan sambil mengusap-ngusap lututnya yang sakit.
Min Young yang juga jatuh karena bertabrakan,segera berdiri danberkata,“jesong-hamnida...jesong-hamnida,gwenchana?” sambil membantunya.
Murid itu menggelengkan kepalanya dan berdiri.
Bukannya marah,tetapi murid itu memperhatikan wajah Min Young yang terlihat asing di sekolah itu dan berkata,”kau murid ya di sini ?”
Min Young yang bingung dengan keanehan sikapnya itu kemudian mengangguk dan menjawab,”yé,aku memang murid baru di sini,namaku Kim Min Young dan aku sekarang sedang mencari kelasku,kau tahu di mana letak kelas 10B?”
“Wah,kau kelas 10B...sama dong aku juga kelas 10B,mari aku antar kau ke kelas.”
Dengan sigap murid itu menarik tangan Min Young untuk mengikuti gerakannya,kemudian ia berkata,”Maaf,aku lupa memperkenalkan namaku,aku Eun Hye...salam kenal.”
-------------------------
Suasana kelas 10B ternyata sangat ramai.
Murid laki-laki banyak yang sedang duduk di atas meja sedangkan murid-murid perempuan membentuk beberapa gerombolan kecil dan mendiskusikan sesuatu.
Min Young yang telah sampai di kelasnya,agak sedikit terkejut dengan suasananya yang jauh dari yang ia bayangkan.
Dia hanya bisa bengong dan berdiri di ambang pintu kelas saja saking terkejutnya,tapi lamunannya diganggu oleh Eun Hye yang berteriak,”ya,ayo masuk jangan berdiri di sana saja.”
Min Young yang kaget,langsung berlari menuju temannya yang memanggil dan meletakkan tasnya di meja kosong di belakang tempat duduk Eun Hye.
Setelah itu Min Young duduk dan berbincang-bincang dengan Eun Hye yang secara tidak langsung sudah menjadi teman baiknya di sekolah itu.
Eun Hye yang pertama membuka topik dengan pertanyaan yang menurut Min Young tidak penting,yaitu “kau lahir di bulan apa?”
Min Young yang sedang rada begong menjawab,”hah?buat apa kau tanya hal-hal yang seperti itu?”
Eun Hye tidak menjawab melainkan menunjuk bagian ramalan bintang yang ada di sebuah majalah remaja.
“Umm,buat itu,”jawab Min Young yang sudah mengerti maksud dari pertanyaan Eun Hye.
“Aku lahir tanggal 4 November,tapi tahunnya rahasia yah...” lanjut Min Young sambil cengengesan.
“Ooo...November awal ya,berarti kamu bintangnya Scorpio dan ramalanmu buat minggu ini lumayan bagus” balas Eun Hye sambil tersenyum.
“Oh yah?” tanya Min Young penasaran.
“Majalah ini bilang kalau kamu akan bertemu dengan laki-laki yang sifatnya tidak kamu sukai,tapi ternyata dia butuh perhatian dari kamu,”jawab Eun Hye.
“Hah?Kok aneh yah ramalannya,”balas Min Young dengan cuek.
------------------------
Min Young POV
Ramalannya kok aneh yah....tapi namanya juga ramalan pasti itu semua bohong.
Lagian siapa laki-laki sedang dekat dengan aku .
Aku kan anak baru di sekolah ini dan masih belum kenal dengan siapa-siapa kecuali dengan Eun Hye.
Sudahlah,namanya juga ramalan...bagaimana aku bisa percaya dengan hal-hal yang tidak nyata seperti itu.
-------------------------
Acara ngobrol-ngobrol Min Young dan Eun Hye tidak sengaja tersela oleh perkenalan seseorang yang datang tiba-tiba di sebelah Eun Hye.
“Hai,”sapanya.
“Kau murid baru ya di sini?”tanyanya ke arah Min Young.
Min Young yang tadi melihat ke arah Eun Hye otomastis kaget dan mengangguk pelan.
Eun Hye yang asyik mengobrol juga kaget dan berteriak “Ya,Seung Ri kau ini bikin kaget saja!”
“Oh,maaf....aku hanya penasaran dengan murid ini,” kata Seung Ri sambil menunjuk ke arah Min Young.
“Iya,aku memang murid baru di sini,namaku Kim Min Young,”jawab Min Young sambil tersenyum.
“Min Young,maafkan sahabatku ini...dia memang hobinya mengagetkan orang saja,” kata Eun Hye sambil meninju lengan Seung Ri dengan pelan.
“Aduh,sakit!” teriaknya sambil meringis.
Min Young hanya tertawa melihat tingkah dua orang sahabat di depannya ini.
“Oh yah,Min Young aku belum memperkenalkan diriku,”kata Seung Ri.
“Namaku Lee Seung Hyun,tapi biasanya aku dipanggil Seung Ri,” lanjutnya dengan bangga.
---------------------------
Ting Tong...Ting Tong...
Suara bel masuk kelas pun berbunyi.
Murid-murid yang tadinya duduk di atas meja atau pun yang tadinya bergerombol otomatis langsung berlari ke tempat duduknya masing-masing.
Mr.Lee pun masuk kelas dan menyapa para murid,”selamat pagi!”
“Ya,hari ini kita kedatangan murid baru yang bernama Kim Min Young,”lanjutnya.
“Min Young,tolong berdiri supaya teman-teman yang lain dapat mengenalimu,” suruh Mr.Lee.
Min Young pun berdiri kemudian ia memperkenalkan dirinya,”annyeonghaseyo,naneun Kim Min Young imnida.”
-------------------------
Pelajaran pun dimulai,pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran matematika yang merupakan pelajaran yang dibenci bagi banyak kelangan orang,tetapi lain dengan Min Young yang sangat menyukai pelajaran tersebut.
Mr.Lee menuliskan beberapa soal di depan dan bertanya,”adakah yang bisa menyelesaikan soal di depan?”
Saat pertanyaan diajukan,banyak murid yang tertarik untuk menjawab karena jika mereka dapat menjawab soal tersbut maka biasanya Mr.Lee akan memberikan nilai tembahan,tetapi lain dengan hari ini karena soal yang diberikan bukan soal yang mudah.Oleh sebab itu,tidak ada satu orang pun yang berminta mengacukan tangan setelah melihat soalnya.Tapi,lain dengan Min Young...
“Saya,Pak!” dengan yakin Min Young menacungkan tangan dan maju ke arah papan tulis untuk mengisi soal tersebut.
Hanya dalam waktu beberapa detik,soal di papan sudah berhasil diisinya dengan mudah.
Karena soal tersebut,Mr.Lee terkesan dengan kemampuan Min Young dalam pelajaran Matematika.
Seketika itu,Mr.Lee berpikir tentang ide yang menurutnya cemerlang.
----------------------
Min Young POV
Sekarang sudah jam istirahat,enaknya ngapain yah?
Ke kantin ahh~....
Umma,benar-benar kejam.Di hari pertama sekolah,masa aku tidak dibawakan bekal,perutku sudah keroncongan begini.
----------------------
“Min Young,jangan bengong dong! “ sahut Eun Hye.
Lamunan Min Young terganggu oleh suara Eun Hye.
“Ayo,kita pergi ke kantin...perutku sudah keroncongan begini,”kata Seung Ri yang tiba-tiba datang sambil memegang perutnya yang kelaparan itu.
“Oke,baiklah,”jawab Min Young sambil tersenyum agak kecut.
-----------------------
Saat di perjalanan menuju kantin,Min Young lagi-lagi bertemu dengan murid laki-laki yang tadi pagi membuat ia jengkel.Karena Min Young sudah berjanji akan membalas sikapnya,maka sekarang Min Young pura-pura membuang muka saat berpapasan.Namun,sayangnya murid laki-laki itu tidak peduli dengan sikap Min Young yang barusan dan terus melanjutkan langkahnya itu.
Setelah murid tersebut sudah menjauh,Min Young bertanya kepada temannya di sampingnya itu,”Hey,kalian tahu tidak siapa murid itu?”
“Murid mana yang kau maksud itu?”tanya Eun Hye.
“Itu,yang tadi barusan lewat,”jawab Min Young sambil menunjuk ke arah murid laki-laki tadi.
“Oh,itu...” balas Seung Ri.
“Namanya Seung Hyun,dia memang kelihatannya berandalan tetapi sebenarnya dia orang yang baik kok,” lanjutnya.
“Ahh~..apanya yang baik,kalau berandalan ya memang berandalan,mana ada sisi baiknya?” balas Eun Hye yang tidak setuju dengan pendapat temannya itu.
“Tapi,dia memang orang yang baik kok,kau saja yang tidak mengenalnya dengan dekat!”jawab Seung Ri yang tidak terima dengan kata-kata Eun Hye.
“Jadi,kau teman baiknya?”tanya Min Young kepada Seung Ri.
“Iya,aku sudah berteman dengannya sejak SMP dan kami sering kumpul bersama,”jawab Seung Ri.
“Oh,”hanya kata oh saja yang bisa dikatakannya karena ia sedikit bingung dengan jawaban Seung Ri yang mengatakan bahwa sebenarnya Seung Hyun itu orang yang baik.
Karena perdebatan mereka tentang orang yang bernama Seung Hyun itu,tak terasa kalau mereka sudah sampai di kantin.
----------------------
“Hey,Min Young kau dipanggil ke kantor guru oleh Mr.Lee,”kata Hyuk Jae yang merupakan teman sekelas Min Young.
“Oke,baiklah aku akan segera ke sana,”jawab Min Young.
Min Young segera berlari menuju kantor guru.Setelah sampai di kantor guru dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Mr.Lee...heh...ada apa memanggil saya?”tanya Min Young.
“Oh,Min Young..kau rupanya sudah datang,”balas Mr.Lee.
“Oh ya,ini Choi Seung Hyun,”lanjutnya sambil memperkenalkan orang di sebelahnya.
Mendengar nama itu,Min Young langsung terkejut setengah mati dan dengan segera ia melihat laki-laki itu.
Namun,Seung Hyun hanya diam saja dan melihatnya dengan tatapan super sinisnya.
“Min Young,kau kan sangat pintar dalam pelajaran Matematika...nah,sekarang ada orang yang butuh bantuanmu,kau mau membantunya kan?” tanya Mr.Lee.
“Boleh,tetapi siapa yang perlu bantunku?” tanya Min Young penasaran.
“Dia,”balas Mr.Lee sambil menunjuk Seung Hyun yang berdiri di sebelahnya itu.
Karena ucapan Mr.Lee itu,maka ada kedua pasang mata yang membelalak karena kaget setengah mati.
“Hah,dia?!” tanya Min Young yang setengah berteriak.
“Iya,dia,”balas Mr.Lee dengan muka yang sangat meyakinkan.
“Tetapi,dia kan murid kelas 2,sedangkan saya itu murid kelas 1 dan lagipula saya juga tidak sudi membantu dia”kata Min Young yang tidak puas dengan keputusan gurunya itu.
“Hey,aku juga tidak sudi dibantu olehmu!” kata Seung Hyun yang akhirnya membukas suara.
“Tapi,ini ada keputusan saya yang sudah tidak dapat diganti-ganti lagi dan kamu,Seung Hyun kamu itu sudah gagal naik kelas ke kelas 3,lalu sekarang ada saya sudah mencarikan orang buatmu untuk membantu kamu tapi sekarang kamu malah menolaknya!” kesabaran Mr.Lee sudah habis karena kebadungan Seung Hyun selama ini.
Setelah Mr.Lee berkata seperti itu,Seung Hyun sudah tidak dapat berkutik lagi dan Min Young pun juga sudah kehabisan kata-kata untuk menolak keputusan tersebut.
Dengan hati yang terpaksa,Min Young menerima keputusan yang membuatnya sangat kesal.
---------------------------
Min Young POV
Mengapa? Mengapa? Mengapa?
Mengapa? Aku harus menolong murid tengik itu,sifatnya saja sudah terlihat berandalan seperti itu.
Aku memang ingin menolong orang,tetapi kenapa orangnya harus Seung Hyun itu.
Tetapi,sudahlah karena aku tidak mau mengecewakan Mr.Lee,aku akan berjuang dan berusaha membuatnya naik kelas.
---------------------------
Seung Hyun POV
Anak itu lagi,anak itu lagi.
Anak yang bernama Min Young itu memang lucu,tetapi aku tidak mau diajar olehnya.
Aku ini sudah lebih tua dari dirinya dua tahun,jadi aku tidak perlu dibantu oleh anak junior seperti dia.Tanpa,bantuannya pun sebenarnya aku akan naik kelas.
Ahh~ sudahlah terserah apa yang mau dia lakukan,tapi pastinya aku akan menolak mentah-mentah bantuannya itu.
-----------------------------



Characters in this Chapter :
-Kim Min Young: murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
- Seung Hyun (TOP): murid “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Eun Hye: teman baru Min Young yang hobinya baca ramalan bintang
-Seung Ri (Victory): temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Young Bae (Tae Yang): temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Young (G Dargon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang


Chapter 2

Min Young POV
Aja aja fighting,Min Young!
Kau pasti akan segera melewati penderitaan ini.
Semoga saja Seung Hyun yang berandalan itu bisa jinak saat aku ajar,kalau tidak nanti aku harus bilang apa ke Mr. Lee
------------------------
Dengan segenap keberanian yang sudah ia kumpulkan,akhirnya Min Young memberanikan dirinya untuk masuk ke ruang kelas 11A yang merupakan ruang kelas Seung Hyun.
Suasana kelas itu sangat sepi karena murid-muridnya sudah pulang,tetapi masih ada satu meja yang terisi.
“Ya,bangun!” teriak Min Young sambil memukul pelan meja berpenghuni tersebut dengan tangannya.
Sang penghuni yang tadinya tidur dengan pulas,sedikit terkejut dengan pukulan barusan.
“Hmm~” hanya itulah jawaban dari Seung Hyun.
“Oh,kau sudah datang...oke,baiklah,” lanjutnya dengan gaya yang setengah malasnya.
“Baiklah kalau kau sudah siap,” balas Min Young sambil meletakan buku-buku soal yang tebalnya setebal buku telefon.
Melihat buku tersebut,Seung Hyun yang tadinya sudah lumayan bersemangat walaupun terpaksa, menjadi malas kembali dan kembali tidur dengan posisinya yang semula.
“Ya! Kau mau belajar atau tidak!” bentak Min Young sekali lagi.
“Hmm~ kau seharusnya memanggil aku Oppa,tau sopan satun tidak?” jawab Seung Hyun santai.
“Oke,Oppa ayo kita mulai bimbelnya...tetapi Oppa harus mengerjakan dulu soal-soal ini,” pinta Min Young setengah memelas.
Seung Hyun bereaksi,ia mencoba melihat soal-soal itu dan kemudian dia berkata,”boleh soalnya diganti?”
“Buat apa? Oppa juga belum tentu bisa menjawab soal-soal itu,” jawab Min Young yang setengah meremehkan dan bercanda.
Tapi tiba-tiba lSeung Hyun,ia bangkit dari tempat duduknya dan menggebrak meja dengan keras dan berkata, “soal lagi! Soal lagi! Aku sudah bisa mengerjakan soal-soal itu! Jadi kalau kau hanya membantuku untuk soal-soal seperti itu,sebaiknya kau tidak perlu membantuku lagi!”
Mata orang di depannya sudah berkaca-kaca karena sebenarnya kata-katanya adalah sebuah candaan,tetapi lain dengan Seung Hyun yang menganggap bahwa itu adalah hal serius .
Emosi Min Young sudah tidak dapat tertahan lagi karena merasa tersinggung dengan kata-kata Seung Hyun barusan.
“Oppa! Aku juga terpaksa melakukan semua ini! Siapa yang mau mengajar anak berandal dan tidak tau rasa terima kasih seperti Oppa ini! Seharusnya Oppa merasa beruntung karena aku masih mau datang ke sini padahal tugasku banyak! Selamat tinggal!” kata Min Young yang emosinya meluap-luap sambil membawa tasnya dan berlari keluar kelas.
---------------------------
Seung Hyun POV
Terserahlah apa yang mau dilakukan anak itu.
Awalnya aku merasa tidak terlalu buruk jika dia yang membantuku dalam bimbel,tapi mengapa soal-soal yang itu lagi yang ia suruh untuk aku kerjakan.
Dia sama saja seperti guru-guru yang menganggap remeh aku,walaupun aku pernah tidak naik kelas tetapi itu bukan berarti aku murid yang bodoh.
---------------------------
Kesesokan paginya Min Young berjalan dengan lantung ke sekolah,kejadian kemarin membuatnya malas untuk bertemu dengan Seung Hyun.
Tapi tiba-tiba kesunyian Min Young diganggu oleh si ratu ramalan alias Eun Hye.
“Min Young! Kenapa kau kelihatan buruk sekali hari ini? Padahal ramalan hari ini sangat baik,lho!” teriak Eun Hye dari kejauhan.
Min Young tidak menanggapi temannya itu.
“Bagaimana bimbelnya kemarin? Sukses?” lanjut Eun Hye sambil mengacungkan jempolnya.
“Apa yang sukses? Semuanya hancur berantakan,aku heran dengan anak berandalan yang nge-sok itu,” balas Min Young.
“Dia sombong sekali dan sangat susah diajar,hari ini sepertinya tidak ada semangat untuk mengajar bimbel,” lanjutnya.
“Lho,bagaimana kau ini! Jadi hari ini kau mau bolos mengajar?” tanya Eun Hye bingung.
“Mungkin...” kata Min Young sambil mengangkat kedua bahunya.
---------------------------------
Ting Tong...Ting Tong...
Suara bel tanda sekolah berakhir pun sudah terdengar,tapi lain untuk Seung Hyun.
Sekarang adalah bel tanda masuk bagi kelas bimbel yang menurutnya paling membosankan sekaligus memuakan.
Seperti kemarin,Seung Hyun hanya duduk di kursi di kelasnya untuk menunggu kedatangan sang “guru”.
Tapi,lama waktu sudah berlalu Seung Hyun menyadari bahwa gurunya itu tidak hadir,maka ia segera bergegas membawa barangnya dan keluar dari kelas.
----------------------------------
Seung Hyun POV
Ada apa dengannya ya hari ini?
Mungkin apakah gara-gara sikapku kemarin,maka Min Young tidak hari pada hari ini?
Tapi memang setelah aku pikir-pikir,sikapku kemarin terlalu kasar denganya.
Kalau sudah begitu,lalu apa yang harus aku lakukan? Masa aku harus minta maaf dengannya.
Ahh~ sudah lah,lupakan saja.
Mungkin besok dia akan datang lagi.
-----------------------------------
“Hey,kenapa kemarin kau tidak datang?” tanya Seung Hyun saat keesokan harinya.
“Itu bukan urusanmu,Oppa dan bukannya kau senang yah kalau tidak ada bimbel,jadi waktumu itu tidak perlu terbuang untuk hal-hal yang tidak penting sepert bimbel contohnya,” balas Min Young dingin.
“Bukan begitu maksudku..” kata Seung Hyun yang merasa sedikit bersalah.
“Sudahlah kemarin aku malas bimbel,tapi mungkin hari ini aku akan mengajar,” potong Min Young yang berlagak cuek.
“Oh,ya sudah,” balas Seung Hyun dan pergi meninggalkan Min Young yang bertampang sedikit bingung dengan sikap Seung Hyun hari ini.
--------------------------------------
Setelah meninggalkan Min Young,Seung Hyun langsung sibuk dengan kesibukannya yang merupakan rahasia bagi semua orang di sekolah.
“Ya,Young Bae bagaimana kabarmu?” tanya Seung Hyun yang setengah berteriak dari kejauhan.
“Ya baiklah,kita kan baru tidak bertemu seminggu,tapi gaya bicaramu seperti kita tidak bertemu bertahun-tahun,” jawab Young Bae.
Seung Hyun tidak membalas melainkan hanya tertawa dengan kata-kata Young Bae.
“Ngomong-ngomong,ke mana saja kau beberapa hari ini? Kenapa tidak ikut latihan?” tanya Young Bae.
“Biasa,aku sekarang harus menjalani ritual tidak penting dengan terpaksa,” jawab Seung Hyun dengan tertawa.
“Ritual apakah itu?”tanya Young Bae penasaran.
“Ahh~ tidak penting,oh yah bagaimana dengan lirik baru untuk band kita? Sudah ketemu?” tanya Seung Hyun sambil mengalihkan pembicaraan Young Bae.
“Belum sepertinya, dan lirik itu bukan urusanku yah,itu urusan Ji Yong,” jawab Young Bae santai.
“Ooh,ya sudah.Oh ya,besok sepertinya aku akan datang latihan lagi,” balas Seung Hyun sambil pergi meninggalkan Young Bae dan menuju kelasnya.
“Baiklah,jangan sampai telat yah,” pesan Young Bae.
Dari kejauhan terlihat Min Young yang menguping pembicaraan antara Young Bae dan Seung Hyun secara diam-diam.
------------------------------
Min Young POV
Sebenarnya ada apa dengan orang yang bernama Seung Hyun itu?
Lalu Young Bae itu juga siapa?
Tapi yang pasti aku sudah mengetahui satu rahasia dari Seung Hyun yang ternyata suka bolos sekolah karena mengurusi bandnya yang tidak penting itu.
Semakin penasaran saja aku dengan anak berandal itu.
-------------------------------
Hari ini bimbel berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan Min Young.
“Min Young,” kata Seung Hyun yang membuka bahan pembicaraan.
“Apa?” jawab Min Young sambil memeriksa soal yang sudah dikerjakan oleh Seung Hyun.
“Besok,kita tidak perlu ada bimbel yah?” tanya Seung Hyun.
“Memang besok,Oppa ada urusan apa sampai-sampai tidak sempat bimbel?”tanya Min Young sambil penasaran dengan tingkah laku Seung Hyun.
“Aku ada urusan,” jawab Seung Hyun.
------------------------------
Min Young POV
Urusan?
Urusan apa?
Pasti urusan dengan bandnya yang tidak penting itu,tetapi aku penasaran sekali dengan rahasianya itu dan sepertinya aku mempunyai ide.
-----------------------------------
“Baiklah,besok kita tidak perlu ada bimbel,” kata Min Young dengan yakin.
Jawaban Min Young itu melegakan sekaligus membuat Seung Hyun bingung dengan sikap Min Young yang hari ini sangat berbeda dengan hari-hari biasanya.
----------------------------------
Ting Tong...Ting Tong...
Bel pulang pun berbunyi,tetapi hari ini berbeda untuk Min Young yang akan menjalankan idenya sebagai ganti dari mengajar bimbel.
“Min Young,mau ke mana kau? Hari ini kan tidak ada bimbel,” tanya Eun Hye yang penasaran dengan tingkah laku Min Young hari ini.
“Oh,hari ini memang tidak ada bimbel,tapi aku sekarang ada urusan jadi aku pergi duluan yah,” jawab Min Young.
Min Young segera berlari menuju kelas Seung Hyun dengan semangat.
Min Young belum terlambat untuk mengikuti jejak Seung Hyun karena sekarang Seung Hyun baru saja bertemu dengan Young Bae dan mereka berdua berjalan sambil bercanda.
Ternyata langkah Seung Hyun dan Young Bae membawa Min Young ke tempat yang dulu selalu ia datangi tiap hari,yaitu gedung SMPnya yang dulu.
Min Young kaget sekaligus bingung karena sebenarnya apa yang dilakukan Seung Hyun dengan bandnya di gedung itu.
Seung Hyun yang tidak sadar bahwa langkahnya diikuti orang,melanjutkan langkahnya masuk ke dalam sebuah gudang.
Min Young yang penasarannya semakin besar,terus mengikuti Seung Hyun tetapi hanya mengintip dari pintu gudang yang tidak sengaja terbuka sedikit.
Ada rasa terkejut juga saat Min Young melihat orang-orang yang ada di dalam gudang itu karena rupanya teman sekelasnya,Seung Ri juga tergabung dalam band itu dan ia tidak pernah bilang kepada Min Young soal hal itu.
----------------------------------
“Ya,T.O.P ke mana saja belakangan ini?” tanya Ji Yong sambil mendorongnya.
“Biasa,ada urusan,”jawab Seung Hyun sambil meletakan tasnya di atas meja.
“Ahh~ kau alasan saja,band kita hampir berantakan karena kau tidak datang latihan terus,” timpal Dae Sung.
“Mianhe,ini juga terpaksa,akhir-akhir ini aku dipaksa mengikuti bimbel,” balas Seung Hyun.
“Ya sudah,bagaimana dengan lirik baru kita?” tanya Young Bae yang membuka topik baru.
“Sudah siap,ini..” kata Ji Young sambil menyerahkan kertas.
Semua langsung berkumpul di sekitar Young Bae yang memegang kertas karena penasaran dengan lirik barunya.
-----------------------------------
Min Young yang mengintip dari celah pintu sesekali tertawa karena kelucuan Seung Hyun dan teman-teman bandnya itu.
Tetapi,tidak terasa sudah hampir 2 jam ia mengintip,dengan begitu latihan Seung Hyun pun sudah selesai.
Para personil bergegas untuk pulang.
Min Young yang mengintip sesegera mungkin bersembunyi agak jauh dari gudang itu.
Namun saat semuanya pulang,Min Young masih saja penasaran dengan guadang yang dijadikan sebagai tempat latihan band itu,jadi ia memutuskan untuk masuk.
Ia menglilingi gudang tersebut sampai ia menemukan beberapa lembar kertas di atas sebuah meja dan setelah ia melihatnya,ia mengetahui bahwa itu adalah lirik lagu.
Ia tidak mengembalikan kertas tersebut ke tempatnya semula,melainkan memasukannya ke dalam tas.
-------------------------------------
Min Young POV
Hari ini rencanaku berhasil dengan baik.
Ternyata Seung Hyun tidak seburuk yang aku kira,ia sebenarnya orang yang lucu,tetapi kenapa jika di sekolah ia menjadi orang yang berbeda apalagi jika terhadapku.
Memang aku telah berbuat apa kepadanya,sampai-sampai aku selalu terlihat buruk di matanya.
Lagu-lagu bandnya juga tidak buruk,malah enak didengar.
-------------------------------------


Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
- Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Young Bae (Tae Yang) : temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Young (G Dargon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang
-Sandara : mantan pacar Seung Hyun

Chapter 3

“Hmm~ Yeoboseyo?” tanya Seung Hyun kepada orang yang membangun tidur nyenyaknya pagi-pagi.
“Seung Hyun,ada kabar buruk!” teriak Young Bae yang terdengar dari telepon.
“Ya! Kau membangunkanku pagi-pagi dengan telepon dan teriakanmu itu! Dan sebenarnya ada apa?” tanya Seung Hyun kesal.
“Ini benar-benar gawat! Lirik lagu terbaru kita hilang!” lanjut Young Bae panik.
“Hah? Bagaimana bisa? Kemarin kan kita tinggalkan di gudang...” balas Seung Hyun yang penasaran.
“Justru itu,kita semua juga bingung....tapi aku menduga ada yang mencurinya karena tidak mungkin kertas-kertas itu jalan sendiri kan,” kata Young Bae.
“Benar juga,tapi siapa yang telah mencurinya? Gudang tempat kita latihan itu kan sudah tidak pernah digunakan lagi selain itu tempatnya juga tersembunyi,jadi mana mungkin ada orang yang bisa masuk ke situ,” balas Seung Hyun heran.
“Ya sudah lah,mau bagaimana lagi...sekarang kita harus membuat lirik baru lagi,tapi kasihan juga Ji Yong yang telah susah membuatnya,” lanjut Young Bae yang kasihan dengan kerja keras kawannya itu.
“Ya sudah,sampai bertemu di sekolah yah....soal lirik mungkin aku akan membantu untuk membuatnya,” Seung Hyun mengakhiri pembicaraannya dengan Young Bae.
Seung Hyun bangkit dari tempat tidur di apartement sederhananya,setelah itu ia langsung menuju kamar mandi dan bergegas untuk ke sekolah.
Begini lah setiap pagi suasana di apartemen Seung Hyun yang sederhana dan sepi itu.Sejak ia memutuskan untuk meninggalkan rumahnya karena orang tuanya tidak tahan dengan sikapnya itu,ia tinggal seorang diri di sebuah apartemen sederhana dekat sekolah.
------------------------
Brrumm.... Brrum......
“Pagi,” sapa tukang pos yang lewat di depan rumah Seung Hyun sambil meletakan surat-surat di kotak.
“Pagi,” balas Seung Hyun sambil melambaikan tangannya.
Tukang pos bergegas melanjutkan tugasnya dan kembali mengendarai motornya.
Seung Hyun mengecek kotak suratnya dan kemudian membaca nama-namanya.
Tetapi,ada sebuah surat yang membuatnya terpaku sekaligus heran.
-----------------------
Seung Hyun POV
Sandara? Mengapa ia mengirim surat,bukankah hubungan kita sudah putus dari 3 bulan lalu?
Aku sudah berusaha melupakannya,tetapi kenapa surat ini datang dan kembali mengingatkanku padanya?
---------------------------
Flash Back
“Seung Hyun,hubungan kita sampai saja yah....” kata Sandara.
“Apa? Kau bercanda kan?” tanya Seung Hyun sambil tertawa.
“Aku serius,” balas Sandara.
Seung Hyun yang kaget dengan ucapan Sandara barusan langsung mengubah posisinya duduknya.
“Kau pasti bercanda kan,hari ini kau mengajakku melihat bintang dan katamu ini sebagai perayaan hari jadian kita yang sudah 2 tahun,tapi apa yang barusan kau katakan itu benar-benar bohong kan?” tanya Seung Hyun sambil memegang kedua bahu Sandara.
Sandara langsung melepakan tangan Seung Hyun dari bahunya.
“Ini serius karena setelah aku pertimbangkan kita berdua ini memang tidak cocok,” lanjut Sandara.
“Apa yang tidak cocok? Setiap hari hubungan kita baik-baik saja,” Seung Hyun membela.
“Sudah lah! Pokoknya aku tidak mau melihat wajahmu lagi,” Sandara berteriak dan menangis kemudian meninggalkan Seung Hyun sendiri.
--------------------------
Seung Hyun membuka surat yang baru ia terima dari seseorang yang berusaha untuk dilupakannya.

Seung Hyun,
Bagaimana kabarmu?
Maafkan aku saat itu,kata-kataku sangat menyakitkan bagimu tapi itu adalah jalan terbaik bagimu...
Karena aku tidak mau kau mempunyai seorang pacar yang berpenyakitan
Maafkan aku Seung Hyun karena tidak memberitahu mu bahwa aku mengidap penyakit kanker darah,saat aku meninggalkanmu aku telah berpikir matang-matang akan akibatnya bagi kita berdua,tapi apa boleh buat....sekarang aku berharap kau menemukan pengganti yang lebih baik dari diriku....
Saat tiga bulan terakhir ini,aku merasa kesepian dan menyadari bahwa kehadiranmu adalah hal yang aku butuhkan,tetapi aku berusaha untuk tidak egois dan membiarkanmu bahagia...
Maafkan aku sekali lagi...
Saat kau menerima surat ini,kau mungkin tidak akan pernah bertemu denganku lagi karena aku telah pergi,tapi aku sangat bahagia karena telah bersama denganmu selama dua tahun ini...
Aku berharap kau bahagia karena jika kau bahagia,aku pun akan bahagia di atas sana....

Sandara


Surat itu benar-benar membuat Seung Hyun tidak dapat membendung air matanya,ia ingat saat-saat ia bersama kekasihnya itu,saat senang dan susah mereka lalui bersama...
Semuanya sudah berakhir dan tidak akan bisa diputar kembali.
-------------------------------
Seung Hyun menemukan selembar kertas dibelakang surat Sandara,itu sebuah lirik.
Lirik yang menggambarkan persaaan hatinya saat menjalani hari-harinya tanpa Seung Hyun.

Tonaga
Finally I realize,that I’m nothing without you
I was so wrong,forgive me

Pado chorom busewejin ne mam
Baram chorom hundur rinun ne mam
Yongi chorom sarajin ne sarang
Munsin chorom jiwe jijiga anha
Hansuman tangi kojira shi jyo
Ne gasum sogen monjiman sah ijyo

Dola bojiman go tonagara to narul chaji malgo saragara
Norul sarang hetgie hu he obgie jo atdon kigoman gajyo gara
Gurok jorok chama bulmane gurok jorok gyon dyo nelmane
Non gurol surok hengbok heya dwe haru haru mudyo jyoga ne~

........................


------------------------------------
“Min Young! Ya Min Young!” teriak Ummanya Min Young sambil menguncang-guncangkan badan Min Young yang sedang tidur.
“Hmm~ ada apa Umma? Biarkan aku tidur lima menit lagi yah...” elak Min Young yang ingin melanjutkan mimpinya itu.
“Tidak bisa,kau harus bangun sekarang! Kau sudah telat!” teriak Umma.
“Apa?!” Min Young kaget dan langsung menuju kamar mandinya.
-----------------------------------
“Min Young?Ada apa denganmu hari ini? Sepertinya kau kurang tidur deh,wajahmu sudah pucat seperti mayat tau,” goda Seung Ri yang datang menghampirinya.
Min Young yang kaget dengan kedatangan temannya,tetapi ia juga merasa sedikit bersalah dan gugup menjawab pertanyaannya,”Hmm~ tadi malam.....tadi malam,aku belajar! Ya belajar untuk mengajar bimbel hari ini.”
Min Young terlihat gugup karena sebenarnya tadi malam ia memang belajar namun yang ia pelajari bukannya bahan untuk bimbel hari ini,tapi lirik lagu band yang ia curi kemarin.
Saat mendengarkan lagunya kemarin secara sembunyi-sembunyi,ia sudah tertarik untuk mempelajari lagu yang menarik tersebut oleh karena itu semalam ia begadang untuk mempelajari lagu itu.
Min Young takut Seung Ri curiga jika ia memberitahunya soal mempelajari lirik,makanya sekarang ia berbohong.
“Ooh,kau belajar...tapi bagaimana pun kesehatanmu itu lebih penting,walau nilaimu bagus tapi kau menjadi sakit,itu jadi tidak berguna,”kata Seung Ri yang menasehati temannya itu.
“Gomawo atas nasihatmu itu,ini juga terpaksa jadi lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi,” jawab Min Young sambil tersenyum.
Ting Tong...Ting Tong...
Suara bel masuk kelas pun telah terdengar,semua murid yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing,segera balik ke tempat duduknya masing-masing.
----------------------------------
Min Young POV
Akhirnya waktunya untuk bimbel datang...
Tapi bagaimana jika ia bertanya-tanya tentang hal itu?
Apa yang harus aku lakukan?
-------------------------------
Min Young berjalan dengan pelan menuju kelas Seung Hyun sambil membawa buku-bukunya,tapi tiba-tiba langkahnya terhenti karena sebuah kertas yang tergeletak di lantai.
Ia penasaran dengan apa isi dari kertas itu dan kemudian membaca isinya.
Di saat yang bersamaan Seung Hyun sedang mengobrak-ngabrik isi tasnya itu.
-------------------------------
Seung Hyun POV
Ke mana lirik itu?
Masa dicuri orang juga seperti lirik yang kemarin?
Tapi lirik yang ini berbeda,ini sangat penting.....siapa yang mencurinya?!
-------------------------------
“Annyeong,Oppa” sapa Min Young sambil membawa buku-bukunya yang berat itu menuju meja Seung Hyun.
Seung Hyun tidak menyapa balik,mukanya terlihat masam.
Min Young bertanya-tanya dalam hatinya,sebenarnya ada masalah apa lagi?
Apa mungkin ia marah jika lirik yang kemarin hilang?
Min Young jadi merasa tidak enak,langsung saja membuka topik baru.
“Oppa,hari ini kita belajar bab ini saja yah!” lanjut Min Young sambil menunjuk satu bagian di bukunya itu.
Seung Hyun melihat bagian yang ditunjuk oleh Min Young itu,tapi tiba-tiba matanya melotot dan menarik kertas yang terselip di antara buku-buku itu.
“Min Young,kau benar-benar pencuri yah!”teriak Seung Hyun sambil memukul meja.
“Hah? Aku tidak mengerti,aku menemukan kertas itu di lantai barusan,” balas Min Young yang bingung dengan sikap Seung Hyun yang tiba-tiba berubah.
“Ahh~ kau tidak perlu berbohong! Dan jangan-jangan lirik kemarin kau yang curi juga!” kemarahan Seung Hyun memuncak.
Mendengar kata-kata Seung Hyun,Min Young sudah tidak bisa mengelak lagi.
“Iya,benar aku mengaku! Kemarin aku yang mencuri lirik itu,tapi kalau yang hari ini aku benar-benar tidak mencurinya!” bela Min Young yang suaranya sudah terdengar bergetar.
“Sudah lah,kau tidak perlu bohong lagi...sekali pencuri memang pencuri!” balas Seung Hyun yang tetap tidak percaya dengan omongan Min Young barusan.
------------------------------
Min Young POV
Sudah lah,pembelaanku tidak akan dipercayai dia lagi....
Hari ini memang hari yang buruk,tapi kenapa tiba-tiba semua di ruangan ini menjadi berputar dan kemudian gelap?
-----------------------------
Seung Hyun yang dari tadi marah dan tidak memikirkan penjelasan Min Young,tidak menyadari bahwa gadis di depannya itu sudah tergeletak di lantai.
Seung Hyun otomatis kaget dan langsung menghampiri Min Young.
“Min Young,Min Young! Ya!” ucap Seung Hyun sambil menggoncang-goncangkan tubuh Min Young yang sudah tidak sadar.
Karena tidak bangun-bangun,Seung Hyun langsung menggendong Min Young dan membawanya pergi.
----------------------------

Label:


Jumat, 25 September 2009

Oke,sekarang gw mau share tentang hobby gw haha..
Ini hobby udah dari kecil....*banyak ngomong*
Oke,hobby gw yang mau gw jabarin *kayak rumus aje* itu hobby ngelukis gw...atau bisa dibilang hobby ngegambar gw haha..
Emang sebenernya bakat gw cuma bisa ngelukis,tapi belakangan ini gw juga lagi nyoba-nyoba belajar gambar manga...*lu tau gak manga? masa ga tau? kuno lu* *dilempar visitor*
Manga itu gambar komik Jepang gitu *semua orang juga tau kali*

Now,gw mau share lukisan gw..
Sorry kalo rada geje haha...


Nah,kalo yang sekarang mau gw share adalah gambar manga yang cacat punya gw..
Tolong dimaklumi kecacatannya..
Karena gw baru belajar haha...
MIAN,GOMEN,DUI BU QI...*lebay*


En pesan terakhir dari gw hari ini adalah...*kayak udah mau koit aje dah*
COMMENT UY haha...

Label:


Kamis, 24 September 2009


Ya...gw datang lagi...ngepost kejadian'' gila, seru plus geje haha...yang terjadi di idup gw belakangan ini...
Yang pertama...
Mau ngucapin dulu SAENGIL CHUKAHAMNIDA buat Ahjumma gw hehe..

Sebenernya siapa siyh Ahjumma itu...
Yak kita mulai sejarahnya...
Gw itu punya temen'' baek lah di sekolah,jumlahnya ada 5 orang (termasuk gw) dan kami...membentuk suatu perkumpulan gitu..sebenernya perkumpulan anak'' penggila K POP ato artis'' Asia lebih tepatnya...
Perkumpulan ini beri nama ChingDeYoReMel haha...atau nama lainnya itu NoHo Dini...
Sebenernya gw juga rada ga tau kenapa nama lainnya bisa kayak gitu...
Tapi yang pasti ada sejarahnya juga...en mungkin lain kali gw bakal cerita lebih lanjut ttg NoHo Dini ini haha...

Ya udah lanjut deh...sebenernya nama lain si Ahjumma tuh Yaohana,tapi gara'' dy yang paling tua di antara kita berlima,jadi kita julukin dy si Ahjumma haha...

Label:



Gw ngepost One Shot Fan Fic lagi...
Tapi yang sekarang atas permintaan Nn Dea haha...alias Han Sang Hee sendiri,dia pengen dibuatin FF ma Lee Jin Ki alias si Onew-nya SHINee,jadi terpaksa deh gw buat *dilempar kuah bakso ma Dea gara'' denger kata terpaksa*...ya udah,yang udah mampir,silahkan membaca sejenak....


Stand by Me


Sang Hee POV
Aku adalah anak tunggal dari sebuah keluarga kaya.
Hidupku selalu lebih dari cukup,tetapi itu semua bukannya membuatku bahagia.
Itu semua membuatku lelah dan sengsara.
Orang tuaku begitu sayang dan melindungiku.
Aku juga menyayangi mereka,namun terkadang aku kesal dan muak dengan cara mereka melindungiku.
Karena terlalu menyayangiku,maka mereka memberikanku sebuah pelayan pribadi yang sebenarnya telah mengacaukan seluruh hidupku.

Flash back
“Sang Hee~a!” Appa memanggilku.
“Ye,Appa!” aku segera berlari ke tempat Appa berdiri.
“Mulai hari ini,Appa berikan pelayang pribadi.”
“Mwo?! Appa,ini semua tidak perlu,aku sudah dewasa sekarang jadi aku tidak perlu pelayan seperti itu.”
“Andwe,walaupun kau sudah dewasa,tetapi kau tidak bisa menolaknya! Atau kau tidak boleh keluar rumah selamanya!”
Mendengar peringatan Appa yang seperti itu,dengan terpaksa aku menerima pelayan itu.

Aku melangakah masuk ke dalam kamar dengan lunglai.
Aku berpikir,’sebenarnya apa yang ada di pikiran Appa? Mengapa aku begitu dilindungi dan tidak bisa bebas seperti anak lainnya?’
Lamunanku tiba-tiba terputus karena sebuah sapaan.
“Annyeong-hasemika,Nona!”
Kulirik orang yang mengagetkanku itu.
“Kau...kau pelayan itu kan?” kataku sok sombong.
“Ye,jeoneun Lee Jin Ki rago haeyo,” katanya sambil menunduk sopan.
Walaupun dirinya sangat sopan kepadaku,tetapi aku sudah terlanjur kesal dengannya.
“Ya sudah,kau pergi sana,aku sedang tidak enak hati,” perintahku dengan kasar.
End of Flashback

Aku tahu memang Lee Jin Ki pelayanku itu memang orang yang baik dan sopan,tetapi aku benar-benar tidak tahan dengan sifat teledor dan suka ingin tahunya itu.
Rasanya aku sudah tidak tahan lagi berada di rumah ini.
End of Sang Hee POV
----------------------------------------------
Malam itu di sekitar rumah Sang Hee sangat sepi karena seluruh penghuninya sudah terlelap.
Namun,ternyata Sang Hee hanya berpura-pura tidur saja.
Setelah menurutnya keadaan sudah aman,Sang Hee memasukkan sedikit baju dan perlengkapan sehari-harinya ke dalam tas.
Kemudian ia meletakkan surat yang telah ia persiapkan untuk kedua orang tuanya.
‘Mianhae...Appa...Mianhae Omma,jeongmal mianhaeyo,’ kata Sang Hee dalam hati sambil membawa tasnya keluar.
Ia mengendap-ngendap menuju pintu keluar.
Ia pikir bahwa semua orang sudah terlelap dan tidak akan ada yang mengetahui kepergiannya.
Namun,ternyata selain dirinya masih ada seorang lagi yang belum tidur.

Jin Ki POV
Aku sedang melakukan kebiasaanku,melihat langit saat malam hari yang indah seperti ini.
Kesunyian ini membuatku nyaman.
Akan tetapi,terdengar seseorang membuka pintu.
Aku berpaling ke arah datangnya suara itu.
‘Sang Hee? Apa yang dilakukan Sang Hee? Seharusnya ia tidur di kamarnya kan?Lalu mengapa ia membawa tas sebesar itu dan mengendap-ngendap?Apa jangan-jangan ia mau..kabur?’ tanyaku dalam hati.
Untungnya ia tidak mengetahui keberadaanku di sini,jadi aku memutuskan untuk mengikutinya.
End of Jin Ki POV
-----------------------------------------------------
Sang Hee POV
‘Akhirnya aku dapat merasakan kebebasan,’ kataku dalam hati sambil melompat kegirangan.
Sekarang aku sudah melangkah di jalan depan rumahku.
Dapat kulihat betapa besarnya rumahku itu.
Namun,sebesar-besarnya rumahku,itu semua bukan merupakan kebahagiaan bagiku.

Belum terlalu jauh aku meninggalkan rumahku,tetapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik tanganku.
“Changkaman!” teriaknya.
Aku menoleh.
“Jin Ki! Lepaskan!” kataku sambil memberontak.
“Sang Hee,mau ke mana kau?” katanya.
“Kau ini benar-benar tidak sopan! Harusnya kau memanggilku ‘Nona’ dan ini juga bukan urusanmu! Jadi sana pergilah!” aku berteriak-teriak memberontak,tetapi tetap saja ia tidak mau melepaskanku.
“Andwe,terlalu bahaya di luar sana!”
“Terserah kau! Ini urusanku! Aku sudah bosan hidup di rumah itu dan selalu dilindungi! Aku ingin merasakan kebebasan!”
Kulihat wajah Jin Ki tertegun saat mendengar kata-kataku.
Ia belum melepaskan tanganku,namun ia menarik tubuhku dalam pelukannya.
Tidak tahu mengapa tubuhku ini malah tidak mau memberontak untuk lepas dari pelukannya.
Tetap aku merasakan rasa hangat dalam pelukannya itu.
“Sang Hee,sekarang kau bukan majikanku,tetapi aku mau menemanimu kabur dari sini,” bisiknya.
‘Apa yang barusan ia katakan? Apa aku tidak salah dengar?’ kataku dalam hati.
“Ya!” aku mendorongnya dan aku pun terlepas dari pelukannya.
“Terserah kau sajalah! Yang penting sekarang aku mau menuju rumah temanku!”
Tanpa peduli kulangkahkan kakiku dan melawati dirinya.
End of Sang Hee POV
--------------------------------------------------
Setelah lama berjalan akhirnya Sang Hee sampai di apartemen salah satu temannya.

Tok..Tok...Tok....
Sang Hee mengetuk pintu.
“Yeon Ri~a....Yeon Ri...” kata Sang Hee pelan sambil terus mengetuk pintu.
“Nuguseo?” tanya orang dari dalam.
“Igeu Sang Hee,” jawab Sang Hee sambil menunggu.
“Sang Hee~a,buat apa kau datang kemari? Sana pergi!”
Wajah Sang Hee yang tadinya ingin memohon langsung berubah,ia kecewa dengan perlakuan teman baiknya.
“Waeyo? Sebenarnya apa yang terjadi? Biasanya kau baik kepadaku? Kita kan sahabat?” tanya Sang Hee bingung.
“Mian,Sang Hee~a,tetapi kemarin Appa mu menelepon agar tidak menerimamu untuk menginap di sini,” Yeon Ri sudah bersiap untuk menutup pintunya kembali.
“Araseo,mian,” kata Sang Hee lesu.

Jin Ki POV
Aku menunggu Sang Hee di luar gedung apartemen.
Namun,setelah ia keluar dari apartemen itu wajahnya tidak secerah sebelumnya.
Wajahnya tertunduk lesu.
“Sang Hee~a,waeyo?” tanyaku.
Ia tetap saja tidak menanggapiku.
Aku tahu,mungkin saja ia kesal karena aku terus mencampuri urusannya.
“Sang Hee~a!” teriakku.
Ia terus berjalan dan menganggapku tidak ada.

Aku terus mengikuti dirinya.
Aku tahu,pasti tadi ia tidak diterima menginap si sana,tetapi mengapa?
Bukankah mereka semua teman baiknya?

Malam sudah semakin dingin dan beberapa rumah temannya kami kunjungi.
Namun,mereka semua menolak kehadirannya.
Saat ia keluar dari rumah yang terakhir,wajahnya kembali menunduk sedih.
“Sang Hee,waeyo? Sebenarnya apa yang terjadi?” tanyaku sekali lagi.
Kali ini ia juga tidak menjawab,namun ia berjongkok dan menangis.
“Sang Hee~a,” kataku mencoba menenangkannya.
“Mereka semua...mereka semua telah diberitahu Appa agar tidak menerimaku menginap di rumah mereka,” katanya parau.
Aku ikut berjongkok di sebelahnya.
“Sudahlah,bagaimana kalau malam ini kau menginap di apartemenku saja,” tawarku.
Memang selama aku berkerja di rumahnya,aku sudah tidak meninggali apartemen itu,tetapi aku pikir mungkin keadaannya masih baik-baik saja.
End of Jin Ki POV
-------------------------------------------------------
Sang Hee POV
“Sudahlah,bagaimana kalau malam ini kau menginap di apartemenku saja,” tawarnya.
Aku bingung harus berkata apa.
Tetapi,jika aku menolaknya,ke mana aku harus menginap malam ini?
“Baiklah,” kataku pelan.
Namun,saat aku hendak berjalan,ia malah merendahkan tubuhnya di depanku.
“Waeyo?” tanyaku.
“Kau tidak lelah berjalan dari tadi?”
“Lalu?”
“sekarang kau aku persilahkan naik ke sini,” katanya sambil menunjuk punggungnya.
“Tapi...”
“Sudahlah!”

Akhirnya aku digendong dengan paksa olehnya.
Kalau dipikir-pikir,ini lumayan juga,dengan seperti ini aku menjadi bisa menghemat tenaga.
Tetapi,saat aku berada di punggungnya seperti ini,aku menjadi ingat akan sebuah kenangan di masa lalu,aku seperti pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya.
Namun,kapan? Dan siapa yang dulu melakukan hal ini terhadapku?
End of Sang Hee POV
----------------------------------------------
Keesokkan paginya...
“Sang Hee~a,pali irona..” bisik Jin Ki.
“Mwo? Biarkan aku tidur lima menit,” balas Sang Hee yang masih menikmati tidurnya.
“Adwe,ayo!”
Akhirnya dengan Sang Hee berjalan ke arah meja makan dengan keadaan setengah sadar.
Namun,saat menghirup aroma masakan,mata Sang Hee langsung terbelalak.
“Dari mana kau mendapatkan makanan ini?” tanya Sang Hee.
“Aku yang memasaknya,memang setiap pagi kau pikir siapa yang menyiapkan makananmu?” kata Jin Ki dengan nada bangga.
Sang Hee baru ingat bahwa Jin Ki adalah pelayannya selama ini.
“Ye,benar juga,” kata Sang Hee sambil tertawa.

“Sang Hee~a,aku harus pergi sekarang,” lapor Jin Ki.
“Memang kau mau ke mana?”
“Aku harus bekerja,walaupun kau sudah tidak menjadi majikanku,tetapi statusku masih tetap pekerja di rumahmu.”
“Benar juga,ya sudah hati-hati di jalan,” Sang Hee berpamitan dengan Jin Ki
--------------------------------------------
Sang Hee POV
Saat Jin Ki pergi,rasanya aku kesepian.
Aku ingin melangkah keluar rumah,tetapi takut rasanya.
Aku takut orang-orang suruhan ayahku menemukan aku di sini.
Oleh karena itu,mungkin aku dapat mengisi kebosananku ini dengan membenahi tempat ini.

Setelah membereskan barang-barang dan membersihkan debu-debu.
Aku berencana untuk membalas budi Jin Ki yang telah ia lakukan kepadaku selama ini.
Lalu kubuka kulkas di dapur mininya itu.
Hanya ada sayur-mayur seadanya.
Saat aku mengeluarkan bahan-bahan itu,aku baru sadar bahwa aku tidak bisa memasak.
Setiap hari selalu ada Jin Ki yang menyiapkan segalanya.
Di saat yang seperti ini aku baru menyadari kalau aku membutuhkan pertolongannya.
Tetapi,jika aku memintanya untuk membantuku,justru malah dia yang akan membuatkan makanan itu untuk.
Padahal tujuan sebenarnya adalah aku yang ingin membuatkan masakan untuknya.

Sebuah ide muncul di kepalaku.
Mengapa aku tidak menelepon temanku saja?
Akhirnya aku mencoba menghubunginya dan untungnya dia mau membantuku untuk mendiktekan resep samgyetang.
Walaupun resep sudah kudapatkan,tetapi aku masih bingung dengan cara memasaknya.
Namun,aku tetap mencoba resep itu.
Dan setelah beberapa kali tanganku teriris pisau kemudian terjadi beberapa kesalahan teknis.
Akhirnya samgyetang buatanku jadi.
End of Sang Hee POV
----------------------------------------------------------
Kreek…
Jin Ki membuka pintu.
“Sang Hee…Sang Hee..” ia berusaha mencari Sang Hee.
“Aku di sini,” balas Sang Hee yang sudah berdiri di samping meja makan.
“Asa…dari mana makan ini datang?”
“Sudahlah,aku mau membalas perbuatanmu selama ini,kali ini aku yang menyiapkan makanan untukmu,” kata Sang Hee sambil menarik tempat duduk yang kosong.
“Araseo, jal mogessemida,” kata Jin Ki yang mulai melahapnya.
“Otte?” tanya Sang Hee penasaran.
“Joa…” Jin Ki menipitkan sebelah matanya.
“Jinja?”
Jin Ki hanya diam dan membiarkan Sang Hee menyicipi masakannya.
“Gojimal! Rasa seaneh ini kau suka?” teriak Sang Hee.
Akhirnya Jin Ki tersenyum karena kebohongannya telah terungkap.
“Setidaknya kau sudah berusaha,” hibur Jin Ki.
“Tapi ini benar-benar parah,benar-benar tidak enak!”
Sang Hee mengangkat mangkok yang berisi samgyetang itu dan berniat untuk membuangnya.
“Changkaman!” tahan Jin Ki.
“Aku akan menghabiskannya kok,” kata Jin Ki.
“Ya sudahlah,terserah kau..” akhirnya Sang Hee meletakkan kembali mangkok itu dan membiarkan Jin Ki menghabiskannya,sedangkan ia akhirnya memilih untuk memesan makanan lewat telepon.
----------------------------------------------------------
Jin Ki POV
Aku tidak menyangka ia akan memperlakukanku seperti itu.
Walaupun masakannya memang bisa dikatakan kurang enak,tetapi aku tetap menghargainya.
Aku ingin setiap hari ia berlaku begitu kepadaku.
Tidak perlu membuatkan makanan untukku,tetapi setidaknya ia tidak memasang wajah sombong dan tidak peduli kepadaku.
Saat aku bekerja menjadi pelayan di rumahnya,ia selalu membentakku.
Padahal sebenarnya aku tidak mau bekerja di rumah itu.
Aku hanya ingin melihat dirinya.
Ingin melihat dirinya yang sekarang.

‘Sang Hee~a,apakah kau tidak ingat padaku?’
End of Jin Ki POV
----------------------------------------------------------------
Sang Hee POV
Sudah seminggu lamanya aku tidak pulang ke rumah.
Tetapi,tidak tahu mengapa aku sudah terbiasa dengan kehidupan di tempat ini.
Aku senang dapat bersama dengan Jin Ki.
Aku merasa bahagia saat bersamanya,tetapi bagaimana pun ia masih berstatus sebagai pelayanku.
----------------------------------------------------------------
Hari ini aku benar-benar merasa bosan.
Lebih baik aku berjalan-jalan saja di sekitar sini,selama aku tinggal di sini aku sama sekali belum keluar rumah karena ketakutan akan orang-orang suruhan Appa.
Tetapi,hari ini aku benar-benar memutuskan untuk berjalan-jalan di luar untuk mengatasi rasa bosanku ini.

Semilir angin di sore hari benar-benar menyejukkan.
Sudah lama rasanya aku tidak berjalan-jalan seperti ini.
Namun belum lama aku berjalan,tiba-tiba aku melihat sebuah mobil mewah melintas di depanku.
Melihat mobil itu berhenti tidak jauh dari tempatku berdiri sekarang,aku menjadi penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
“Appa..” kataku pelan saat kaget melihat Appaku keluar dari mobil itu.
Dan Jin Ki,aku tidak menyangka ternyata Jin Ki juga keluar dari mobil itu.
Mataku sudah berkaca-kaca melihatnya.
Aku merasa ditipu selama ini,aku mengira Jin Ki benar-benar mau membantuku untuk kabur dari keluargaku.
Aku kira ia mau menjaga rahasia di mana selama ini aku tinggal.
Tetapi,aku tidak mengira bahwa ternyata selama ini ia bekerja sama dengan Appa.
End of Sang Hee POV
------------------------------------------------------------------
Sang Hee segera berlari menuju apartemen Jin Ki kemudian ia membereskan seluruh barang bawaannya.
Dengan segera ia melangkahkan kakinya untuk membuka pintu dan membawa pergi barang bawaannya itu.
Namun,pintu sudah terlebih dahulu dibuka dari luar.
“Sang Hee~a,kau? Mengapa kau membawa tas sebesar itu?” tanya Jin Ki yang terkejut melihat apa yang dilakukan Sang Hee saat ia membuka pintu apartemennya itu.
Sang Hee tidak menjawab pertanyaan itu,namun ia berkata,”gamsahaeyo Jin Ki~a,kau telah mengizinkanku untuk menumpang di sini.”
“Changkaman! Jangan-jangan kau mau...Kau mau pergi?!” terka Jin Ki.
“Sudahlah,aku tahu apa yang telah kau lakukan di belakangku! Kau bekerjasama dengan Appa kan?!” bentak Sang Hee.
“Memang,tetapi itu semua demi kebaikanmu,jadi kumohon jangan tinggalkan aku,” mohon Jin Ki sambil menarik tangan Sang Hee.
“Kebaikanku?! Tahu apa kau soal itu? Kau hanya pelayanku!”
Mendengar kata-kata Sang Hee itu,Jin Ki langsung terdiam.
Hatinya hancur,ia tidak menyangka setelah apa yang telah mereka alami berdua,Sang Hee masih menganggap dirinya sebatas pelayannya saja.
Akan tetapi,Sang Hee dengan sikap tidak pedulinya itu meninggalkannya.
“Sang Hee~a! Jangan pergi!” teriak Jin Ki sekali lagi.
Namun,kata-kata itu tetap saja tidak dihiraukan Sang Hee.
---------------------------------------------------------
Jin Ki POV
Sang Hee,mengapa kau meninggalkanku?
Mengapa kau hanya menganggapku hanya sebagai pelayanmu saja?
Padahal selama ini aku tidak pernah menganggapmu sebagai majikanku saja.
Aku sudah menganggapmu lebih dari itu.
Sang Hee,apa kau tidak mengingat diriku?
End of Jin Ki POV
---------------------------------------------------------
Setelah meninggalkan apartemen Jin Ki dan mengetahui tentang apa yang telah terjadi di belakangnya,akhirnya Sang Hee memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
Namun,setelah kejadian itu posisi Jin Ki sebagai pelayan akhirnya diganti.

Sebulan kemudian....

Sang Hee POV
Rasanya ingin kembali memutar apa yang terjadi sebulan yang lalu.
Kejadian-kejadian itu seolah-olah tidak bisa lepas dalam benakku.
Walaupun ia telah mengkhianatiku,namun setelah aku meninggalkannya dan tidak bertemu lagi dengannya,setiap hari aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku.
Kira-kira Jin Ki sedang apa?
Bagaimana kabarnya sekarang?
Apakah ia masih tinggal di apartemen itu?

“Nona!” panggilan Yoo Kyung pelayan baruku membubarkan lamunanku.
“Ye,ada apa?” tanyaku.
“Nona,tadi Appa memanggil Nona,” jelasnya.
“Araseo,aku akan segera ke sana,” kataku.

“Ada apa,Appa?” tanyaku pada Appa.
“Kita sedang kedatangan tamu,Sang Hee~a...mereka teman lama Appa dan teman lamamu juga,” jelas Appa.
‘Teman lamaku? Memang siapa?’ tanyaku dalam hati.
“Sang Hee..” panggil seseorang di belakangku.
Changkaman...aku kenal dengan suara ini.
“Jin Ki!” teriakku saat tahu siapa orang yang memanggilku itu.
Kali ini ia memakai pakaian rapi dan ia terlihat seperti orang kaya.
“Sang Hee,sebaiknya kau ajak Jin Ki berjalan-jalan di taman belakang,” kata Appa yang pura-pura tidak mengenal Jin Ki.
End of Sang Hee POV
----------------------------------------------------------
Sang Hee dan Jin Ki akhirnya tiba di taman belakang.
“Sang Hee~a,apakah kau tidak mengenalku?” tanya Jin Ki.
“Tentu saja,kau ini mantan pelayanku,” suara Sang Hee terdengar galak dan sombong.
“Bukan yang itu,tetapi apakah kau mengenalku?”
“Maksudmu?”
“Apakah kau ingat dengan peristiwa di mana seorang anak laki-laki yang dulu menolongmu saat kau dihadang oleh preman-preman? Apa kau ingat dengan laki-laki yang sering mengajakmu di sebuah taman yang dekat dengan rumahmu ini?”
Mendengar pertanyaan-pertanyaan itu,Sang Hee mulai meningat semua kejadian itu.
Ia akhirnya ingat dengan teman masa lalunya yang bernama Jin Ki itu,dulu mereka selalu menghabiskan waktu bersama,namun suatu hari Jin Ki dan keluarganya harus pindah ke Jepang.
Karena itulah akhirnya Sang Hee mencoba untuk melupakannya.

“Jin Ki!” tiba-tiba Sang Hee memeluk Jin Ki setelah ia meningat semuanya.
Jin Ki membalas pelukannya.
“Akhirnya kau ingat,” kata Jin Ki.
“Mengapa kau tidak memberitahu kalau keluargamu sudah pindah ke Korea lagi? Mengapa kau malah mau menjadi pelayanku?” tanya Sang Hee yang menangis terharu.
“Itu semua karena aku ingin selalu melindungimu,aku ingin melihat dirimu yang sekarang.”
“Mianhae,karena selama ini aku selalu membentakmu.”
Jin Ki melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Sang Hee.
“Aku yang seharusnya mengatakan itu,Sang Hee...mianhae karena telah mengkhianatimu saat itu,tetapi aku benar-benar tidak ingin ditinggalkan olehmu karena saat seminggu itu aku baru sadar bahwa aku...”
Belum sempat Jin Ki menyelesaikan kata-katanya,tetapi Sang Hee sudah keburu menempelkan bibirnya di bibir Jin Ki.
Jin Ki tersenyum dan membalasnya.
“Saranghae,Sang Hee~a...berjanjilah kau akan selalu di sampingku,” kata Jin Ki.
“Na do saranghae,aku berjanji,tetapi kau juga harus berjanji untuk hal yang sama,” balas Sang Hee.
“Araseo,” Jin Ki melanjutkan aksi ciumannya.
---------------------------------------------------------
Terlihat para orang tua,mulai dari Appa dan Omma Sang Hee kemudian Appa dan Omma Jin Ki tersenyum melihat apa yang telah terjadi di antara anak mereka.
“Akhirnya perjodohan ini berakhir dengan sukses,” kata Appa Sang Hee sambil tersenyum.
--------------------------------------------------------

Label:


Senin, 21 September 2009

Han-Han (adik gw) disebelah kiri en gw (di sebelah kanan)

Hari Minggu kemaren gw en keluarga gw...pergi ke Jakarta...pertamanya sih pengen perginya hari Senin,tapi gak tau kenapa tiba-tiba pindah hari..
En kebiasaan keluarga gw tuh kalo pergi ke Jakarta ga pernah nginep terjadi kembali...
Sebenernya ga nginep itu ada keuntungannya ada juga kerugiannya..

Keuntungannya:
- cepet pulang soal gw kangen ma rumah gw khususnya sih kompie gw haha...
- bisa merasakan kembali kasur empuk en guling kesayangan gw.

Kerugiannya:
- ga bisa pergi ke banyak tempat,buktinya kemaren ini gw cuma bisa pergi ke Pondok Indah Mall doang...
- cape di jalan

Tapi gw sempet foto-foto geje kok sama adik gw..tapi yang difoto bukan objeknya orang,objeknya tuh cuma gedung doang,soal adik gw punya hobi foto'' pencahayaan yang kata gw geje banget tuh hobi..

Kata adik gw mah,"yee...urusan gw dong,hape,hape gw...jadi ga udah banyak komen dah.."
Untung aje gw ga jawab,"dasar aneh,emang matahari cantik gitu? Ngapain lu foto'' kalo gitu?"

Untuk menyenangkan maknaeku tercinta...si Hun''...itu...
Jadi gw post deh salah satu karya gejenya ini haha...


Yah komen dari gw..
Lumayan lah buat ukuran kamera hape...en ukuran photographer amatiran kayak adik gw...haha...

Selanjutnya kita bahas tentang belanjaan...
Karena sebelumnya gw udah mempersiapkan dompet ge buat liburan ini,jadi sekarang adalah waktu yang pas untuk cuci dompet haha...
Tapi pas udah sampe Jakarta,gw cuma bisa melonggo ngiler doang soal pengen beli tapi harganya itu loh..
Muahhal abis...akhirnya gw cuma ngeborong doang komik'' keren haha...
Gw cuma ngeborong komik yang ga pernah gw temuin di Bandung..ya lumayan lah buat koleksi haha...

Label:


Minggu, 20 September 2009


Kali ini gw bener'' telat nulis deh...
Soal gw udah pengen nulis tentang ini dari minggu kemaren tapi males melulu...

Ini soal leadernya 2PM...Park Jae Bum....
Gw ini emang bukan HOTTESTS (2PM fans),tapi gw suka aja lagu''nya 2PM..kayak Again&Again terus Only U gituan..
Lagian walaupun gw suka 2PMnya,paling gw suka sama membernya yang namanya Jun Su itu...

Minggu kemaren atau 2 minggu yang lalu tepatnya,gw baca soal keluarnya Jae Bum dari 2PM...
Pertamanya siyh kerasanya biasa aja,tapi pas dipikir'' ulang ternyata gw merasa kehilangan juga...soal sebelum gw tau yang namanya Jun Su itu,gw cuma kenalnya ama mukanya Jae Bum,walaupun ga tau namanya siapa,tapi yang penting taulah mukanya...

Kalo dipikir'' Jae Bum itu sebenernya ga salah kali yah...
Banyak orang yang bilang kalo dulu dia pernah ngejek'' Korea lewat account Twitternya...
Gw bilang dalem hati,"tapi kan itu dulu,sebelum dia debut...mana tau dia kalau sekarang bakalan jadi artis?"
Orang'' itu bener'' ada'' aja deh...
Kalo orang terkenal kayak Jae Bum gitu buat kesalahan,walaupun sekecil apapun,pasti aja diungkit''...
Padahal kalau seandainya si Jae Bum bukan artis,pasti orang juga ga bakalan ngukit'' kesalahannya itu..

Maka dari itu gw pengen semua orang bisa nerima Jae Bum lagi...

JAE BUM OPPA PLEASE COMEBACK.....

Label:


Sabtu, 19 September 2009

Wish


Seorang gadis termenung sendirian di sebuah cafe.
Ia hanya melihat dan mengaduk gelas minuman yang ia pesan.
Ia memperhatikan orang-orang yang ada di cafe itu juga.
Ada yang sedang bercanda bersama teman,ada juga yang sedang bermesraan bersama pacar.
Semua gambaran itu terpampang jelas dalam benaknya.

Min Young POV
Aku iri sekali dengan orang-orang di sini.
Semuanya memiliki pasangan.
Mereka semua merasa bahagia.
Aku benar-benar iri dengan mereka semua.
Mengapa hari-hariku ini benar-benar membosankan?
Aku iri dengan yang apa mereka rasakan.

Saat aku pergi ke cafe seperti ini,aku selalu mendapati meja di depanku kosong.
Saat aku pergi ke bioskop,aku hanya mendapati kursi di sebelahku kosong.
Saat aku sedih,aku hanya menangis sendiri.
Semuanya itu begitu membosankan dan sepi.
Aku ingin merasakan bagaimana ada seseorang yang selalu ada di sampingku dan selalu menghiburku saat aku sedih ataupun kesepian.
End of Min Young POV

“Ya! Min Young~a!” seseorang memukul pelan meja yang ditempati Min Young.
Min Young yang sedang melamun ke arah lain,langsung kaget dan menatap orang itu.
“Joongie! Kau ini! Benar-benar! Kau membuatku kaget tahu!” protes Min Young.
“Ssstt....jangan keras-keras,” kata Jae Joong sambil tersenyum.
“Araseo,” jawab Min Young singkat.
“Ngomong-ngomong,kau sendirian saja?” tanya Jae Joong membuka topik baru.
“Iya,seperti biasa...oh yah,kau kenapa bisa di sini? Bukannya jadwalmu bersama DBSK sangat padat?”
“Memang,tetapi sepadat-padatnya jadwalku,aku masih ada waktu bersantai.”
“Oh,kalau begitu gunakanlah waktu santaimu dengan baik,” Min Young segera berdiri dari kursinya dan bersiap untuk pergi.
“Kau mau ke mana?” tanya Jae Joong.
“Aku masih ada urusan,” Min Young melangkah meninggalkan Jae Joong.

Jae Joong POV
Aku dan Min Young sudah bersahabat dari SMA,dulunya kami sering mengobrol atau berpergian bersama,tetapi sejak aku diterima menjadi member DBSK,aku jadi jarang menemuinya.
Jadwalku sangat padat,namun minggu ini managerku berkata aku memiliki waktu untuk berlibur kira-kira lima hari,dan untungnya aku bertemu kembali dengannya.
Walaupun selama aku tidak bertemu dengannya aku sering chatting ataupun meng-emailnya,namun aku masih ingin bertemu dengannya dan berbagi cerita.
Tetapi,sayangnya mengapa ia malah ingin cepat-cepat pergi.
Aku tahu kalau ia sok sibuk.
Minggu ini kan dia tidak ada kuliah,jadi mana mungkin dia sibuk.
Tetapi,aku selalu merasa kasihan terhadap dirinya.
Ia selalu pergi seorang diri ke mana-mana.
Apakah ia tidak kesepian melalui hidup ini sendirian?

Kulihat dirinya sudah menghilang di kejauhan.
Lalu kulihat meja yang tadi ditempatinya.
Ternyata ia meninggalkan sesuatu di atas meja.
Ia meninggalkan sebuah tissue.
Sepertinya ia menggunakannya bukan untuk mengelap tetapi untuk menulis.

Mengapa aku harus merasa kesepian seperti ini?
Aku ingin kursi di hadapanku terisi.
Aku ingin saat aku kesulitan membawa sesuatu,ada oran yang membantuku.
Aku ingin saat aku menonton bioskop,ada orang yang mengisi kursi di sebelahku.
Aku ingin saat aku menangis,ada yang menghapus air mataku.
Aku ingin saat aku ada masalah,ada yang mau mendengarkan keluh-kesahku.
Aku ingin ada orang yang selalu menemaniku.
Aku sudah bosan merasa sepi dalam kesendirian ini.


Melihat tulisan itu,aku hanya tersenyum.
Selama ini aku meningra dirinya kuat,dirinya tidak membutuhkan siapa-siapa.
Tetapi,dugaanku ternyata benar.
Ternyata ia hanya orang yang rapuh dan kesepian.

‘Min Young~a,aku akan mengabulkan permintaanmu selama minggu ini,’
End of Jae Joong POV
----------------------------------------------------------
Min Young POV
Ting...Tong...Ting...Tong...

‘Oh tidak! Siapa yang datang ke apartmenku pagi-pagi begini?!’ aku menutupi telingaku dengan bantal.
“Min Young! Min Young!” seseorang yang berteriak di luar sana akhirnya membuatku bangung dari mimpi indahku.
“Changkaman!” teriakku yang setengah sadar.
Akhirnya aku menemukan pintu apartmenku.
Aku membukanya.
“Min Young~a,kau ini benar-benar pemalas!” teriak orang yang baru kubukakan pintu itu.
Mendengar suaranya,aku langsung tahu dan membelalak.
“ Joongie! Kau...” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku,namun ia sudah membungkam mulutku dengan tangannya dan mendorongku masuk.
“Bisa tidak kau tidak berteriak-teriak memanggil namaku,bisa-bisa aku akan ketahuan,” katanya.
‘Memang benar sih dengan penampilan yang ia gunakan sekarang,aku mengetahui dirinya sedang menyamar,’ kataku dalam hati.
“Hhhmmppp,” aku mencoba melepaskan tangannya dari mulutku.
Ia melepaskannya.
“Kau mengapa bisa datang ke sini?” tanyaku bingung.
“Memang kenapa? Aku hanya mau berkunjung ke apartmenmu saja.”
“Tetapi,bagaimana kau bisa tahu alamat apartmenku?”
“Sudahlah,mengapa kau bertanya soal itu? Oh yah,lebih baik kau mandi sekarang karena aku ingin kau menemani liburanku.”
“Tapi...tapi....aku ada kuliah,” aku mencoba berbohong.
“Kau bohong kan? Waktu itu saat kita chatting,kau bilang minggu ini kau libur kuliah.”
Ya ampun! Aku lupa! Mengapa saat itu aku memberitahunya? Babo Ya!
Padahal aku ingin liburanku ini tidak terusik orang lain.
“Tapi....” aku masih tidak rela menemani liburannya.
“Tidak ada tapi..tapian...pokoknya kau harus menemaniku,jadi sekarang sebaiknya kau mandi,” ia mendorongku untuk segera mandi.
Akhirnya dengan hati terpaksa aku menuruti kemauannya.
End of Min Young POV
-----------------------------------------------------
Sementara Min Young mandi,Jae Joong hanya duduk di sofa ruang tengah.
‘Jadi selama ini ia hanya tinggal seorang diri di sini?’ gumamnya dalam hati.
Karena mulai bosan,maka Jae Joong berkeliling.
Saat sampai di dapur,ia mendapat sebuah ide.
Lalu ia membuka kulkas.
-----------------------------------------------------
“Joongie~a!” Min Young mencari Jae Joong sambil mengelap rambutnya yang masih basah.
“Aku di sini,” Jae Joong keluar dari dapur.
“Buat apa kau...” Min Young terkejut dengan apa yang dibawa Jae Joong.
“Ini sarapan untukmu,” Jae Joong membawa dua piring sandwich di kedua tangannya.
Min Young hanya dapat terkejut karena selama ia tinggal sendiri di apartmen ini tidak ada seorang pun yang pernah membuatkan sarapannya.
“Waeyo? Kau tidak suka?” Jae Joong membangunkan Min Young dari lamunannya.
“Anio,aku hanya...sudahlah,aku mau makan,”Min Young merebut piring itu dari tangan Jae Joong.
“Araseo,ayo kita makan,” Jae Joong tersenyum.
------------------------------------------------------
Hari ini Jae Joong mengajak Min Young ke bioskop.
“Kau mau menonton apa,Joongie?” tanya Min Young sambil melihat-lihat poster yang dipajang.
“Kau jangan memanggil namaku keras-keras di sini,” bisik Jae Joong.
“Araseo,mian..kalau begitu kau mau menonton apa?” Min Young bertanya lagi.
“Aku mau menonton Star Trek saja....kemarin Yoo Cheon bilang film itu bagus,” Jae Joong tetap berbisik.
“Baiklah,aku beli tiket dulu,” Min Young pergi ke loket.
---------------------------------------------------------
Min Young POV
Hari ini apa yang telah terjadi padanya?
Mengapa tiba-tiba dia datang ke apartmenku dan mengajakku pergi?
Biasanya ia hanya sibuk dengan jadwalnya dan hanya mengajakku chattining sebentar.

Walaupun ia bertingkah aneh hari ini,namun aku bahagia akhirnya salah satu permintaanku yang selama ini aku inginkan terwujud.
Aku ingin saat aku menonoton bioskop,kursi di sebelahku tidak kosong.
Dan itu terwujud hari ini,hari ini Joongie menempati kursi kursi di sebelahku.
Walaupun ia bukan yang pacarku namun setidaknya aku senang karena sekarang aku merasa tidak sendirian.
--------------------------------------------------------------
“Joongie~a,kau tidak merasa dingin?” aku bertanya kepadanya.
Ia hanya diam tidak menjawab pertanyaanku.
“Kau ini benar-benar aneh..aku bertanya malah tidak menjawab,” protesku.
Namun,tiba-tiba ia memelukku.
“Aku tidak akan kedinginan jika kau mau menemaniku seperti ini,” bisiknya.
Jantungku berderup kencang.
Sebenarnya ada apa dengan diriku ini?
‘Apakah aku mulai menyukainya?’ tanyaku dalam hati.
Aku berusaha melepaskan diriku dari pelukannya namun ia tetap menahanku.
End of Min Young POV
--------------------------------------------------------------
Kejadian di bioskop kemarin telah membuat Min Young takut akan ajakan Jae Joong.
Min Young takut perasaan itu muncul kembali saat dirinya bersama Jae Joong.
Namun,di kesokkan harinya Jae Joong tetap mengajak Min Young pergi.
Walaupun Min Young sudah beralasan kalau ia harus mengunjungi orang tuanya,tetapi Jae Joong tetap saja tahu akan kebohongan itu.

“Joongie~a,kemarin kan aku sudah menemanimu pergi,jadi untuk hari ini biarkan lah aku sendiri,” pinta Min Young.
Sebenarnya di dalam hatinya,Min Young senang bahwa sekarang ada orang yang mau menemaninya,tetapi ia ingin orang itu bukan Jae Joong.
Karena ia berpikir bahwa tidak seharusnya ia menaruh perasaan terhadap Jae Joong.
Jae Joong itu sahabatnya sendiri dan sekarang ia memiliki banyak fans,jadi dirinya pastinya tidak pantas untuk seorang Jae Joong.
“Adwe...kau harus menemaniku,kemarin kan kau sudah berjanji dan janji itu untuk seminggu,” protes Jae Joong.
“Aku tidak bisa karena...”
“Karena apa? Kau sama sekali tidak sibuk!”
“Tapi aku harus...”
“Sudahlah,kau selama ini merasa kesepian kan? Jadi kau jangan bohong padaku.”
Mendengar kata-kata Jae Joong yang terakhir ia jadi tidak dapat membalasnya lagi karena memang selama ini ia merasakan hal itu.
‘Padahal dua hari yang lalu aku sendiri yang membuat permintaan agar ada seseorang yang mau menemaniku,tetapi sekarang saat ada yang mau melakukannya untukku...aku malah menolaknya...’ kata Min Young dalam hati.
“Sudahlah,dari kemarin kerjaanmu hanya termenung sendiri saat aku mengajakmu…pokoknya kau tidak boleh mengingkari janji itu,” Jae Joong menarik tangan Min Young untuk mengikutinya.
-------------------------------------------------------
“Sekarang kau mau membawaku ke mana lagi?!” teriak Min Young sambil hendak melepaskan tangannya dari cengkraman Jae Joong.
“Hari ini kau harus menemaniku untuk belanja,” kata Jae Joong.
“Belanja untuk apa?” tanya Min Young bingung.
“Besok kita akan pergi ke Pulau Jeju,” Jae Joong tidak menghiraukan wajah kaget sekaligus bingung yang tertera di wajah Min Young.
“Mwo? Bagaimana bisa? Siapa yang mau ikut denganmu ke sana?!” Min Young terus mengoceh.
“Kau sudah janji mau menemani liburanku,ya sudah turuti saja,lagipula semuanya aku yang bayar kok!”
Wajah Min Young yang tadinya tidak setuju otomatis lesu dan terpaksa patuh.
--------------------------------------------------------
Jae Joong POV
Rencanaku untuk mengajaknya ke Pulau Jeju merupakan rencana yang terakhir.
Aku harap ia tidak membenciku lagi sejak kuperlakukan sebagai ‘tour guide’ dari kemarin.
Lagipula aku juga sedikit bingung dengannya.
Bukannya kemarin ia ingin ada yang menemaninya,tetapi sekarang mengapa ia menolakku.
-------------------------------------------------------
“Akhirnya kita sampai juga!” teriakku.
Aku melihat wajah Min Young di sampingku tidak sebahagia wajahku.
“Waeyo?” aku bertanya kepadanya.
Namun,ia hanya diam saja.
“Min Young~a,mengapa kau tidak bahagia? Padahal aku sudah berusaha mengajakmu ke sini,” aku mengatakan hal itu dengan sejujurnya.
“Anio,aku memang senang karena aku bisa pergi ke sini,tetapi mengapa aku harus pergi denganmu?” protesannya dimulai kembali.

Apa yang barusan ia katakana?
Apakah ia membenciku?
Ia membenciku karena aku memaksanya?
End of Jae Joong POV
-------------------------------------------------------
Min Young POV
Kata-kataku barusan benar-benar keterlaluan mungkin,tetapi apa boleh buat.
Aku harus berpura-pura untuk tidak menyukainya.
Aku harus menjauhkan diriku darinya.

“Terserah katamu,” katanya.
Aku bisa melihat mimik tidak suka dari wajahnya setelah kukatakan kata-kata yang menyakitinya barusan.
Ia mengajakku melihat air terjun.
Indah sekali...sudah lama rasanya aku tidak pergi ke sini.
“Min Young~a,ayo kita berfoto...” ajak Joongie.
Aku segera berlari mendekatinya,namun aku malah terpeleset dan akhirnya semua bajuku basah semua.
Aku menggigil kedinginan,namun bukannya membantu,Joongie malah memoto diriku.
“Joongie~a! Hentikan itu!” teriakku.
“Mian..hahaha...” ia mentertawaiku.
“Mian,ini!” ia melemparkan jaketnya.
Walaupun aku kedinginan,tetapi aku bisa bahagia dalam hatiku melihatnya tertawa seperti itu.

Saat sore harinya,Joongie masih saja mengajakku pergi.
Padahal aku sudah merasa tidak enak badan,tetapi apa boleh buat..ia terus memaksaku dan mengira aku berbohong lagi seperti kemarin,jadi aku harus menurutinya.

Ia mengajakku melihat matahari terbenam di pinggir pantai.
Pertamanya aku bosan melakukan hal itu,tetapi setelah melihat pemandangannya,aku menjadi terpukau dan memutuskan untuk duduk di pinggir pantai.
“Min Young~a,apa kau kesepian selama ini?” ia bertanya kepadaku sambil duduk di sebelahku.
Pertamanya aku tidak menghiraukannya.
Namun,aku memutuskan untuk menggeleng.
“Gojitmal,” bisiknya.
Ia mengeluarkan selembar tissue dari kantongnya.
“Ini punyamu kan?” katanya sambil menyerahkannya padaku dan aku jelas tahu itu milikku,tetapi bukannyawaktu itu aku meninggalkannya di cafe?
“Mengapa ini bisa ada di tanganmu?” tanyaku.
“Rahasia,” bisiknya.
End of Min Young POV
------------------------------------------------------------
Setelah perbincangan di pinggir pantai itu.
Min Young mengurung dirinya di kamar hotel.

Tok...Tok...Tok....
Suara ketukan pintu membangunkan Min Young dari tidurnya.
“Nuguseo?” teriaknya pelan.
Ia melangkah menuju pintu dan membukanya.
Namun,setelah membuka pintu ia malah merasa semuanya gelap.
-------------------------------------------------------------
Jae Joong POV
Aku mengetuk pintu kamar Min Young.
Ia membuka pintu,namun tiba-tiba ia tumbang ke arahku.
“Min Young~a....” aku menepuk-nepuk pipinya.
Pipinya terasa panas,lalu aku menentuh dahinya.
Rupanya ia terserang demam.
Mungkin ini semua salahku,aku terus memaksakan dirinya untuk terus menemaniku.
“Mianhae,” bisikku.
Aku mengendongnya ke tempat tidur.
Lalu aku pergi ke kamarku untuk mencari obat penurun demam.

Saat aku kembali,aku mendapatinya sedang mengigau.
“Joongie~a,mianhae!” katanya.
Aku memperhatikannya dengan benar-benar karena aku tahu apa yang ia ucapkan itu pasti tulus dari hatinya.
“Saranghae…mianhae karena seminggu ini aku menutupinya darimu,” akunya sambil tidak sadar.
Aku menciumnya lembut.
“Saranghae,Min Young~a” kataku.

Sebenarnya saat dulu aku bersahabat denganmu,aku sudah mencintaimu tetapi kau selalu saja berlaku kasar dan sok kuat.
Kau selalu berkata, ‘aku akan bertahan walaupun hanya sendirian’
Tetapi,saat minggu ini aku tahu bahwa sebenarnya kau memiliki hati yang rapuh.
Saat aku membaca tulisanmu di café waktu itu,aku berjanji akan mengabulkan permintaanmu karena aku pikir jika aku dapat mengabulkan permintaanmu maka kau akan menganggapku bukan hanya sahabat,namun sebagai orang yang kau perlukan setiap saat.
End of Jae Joong POV
-------------------------------------------------
Keesokkan harinya,Min Young bangun dengan wajah yang bingung.
“Joongie~a..irona..” Min Young mencoba membangunkan Jae Joong yang tertidur di samping tempat tidurnya.
Namun,Jae Joong tetap saja tidak menghiraukan panggilannya.
Lalu Min Young menemukan sebuah tissue di dekat tangan Jae Joong.

Min Young~a…
Jangan menipu dirimu sendiri…
Karena aku juga mempunyai perasaan yang sama terhadap dirimu.
Jika kau menerimaku untuk selalu di sisimu,kau harus mencium tanganku…
Tetapi kalau kau menolak kau boleh memukul kepalaku.

-------------------------------------------------
Min Young POV
Aku hanya bisa tertawa melihat tulisan itu.
‘Mianhae Joongie…selama ini aku membohongi perasaanku sendiri,aku tidak tahu kalau sebenarnya kau menaruh perasaan kepadaku,’ kataku dalam hati.
Lalu aku memukul kepalanya dengan keras sekali.
“Awww….sakit!” teriaknya.
Aku tahu ia pura-pura tidur.
“Min Young,kau tega sekali padaku!”
Aku tidak mendengarkan hal itu,namun aku menciumnya duluan.
“Saranghae,Joongie~a..” bisikku.
“Na do saranghae,Min Young~a…responmu ini benar-benar lambat,” balasnya.
End of Min Young POV
---------------------------------------------------

Label: