<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7457634820015561536\x26blogName\x3dBehind+the+Scene+of+My+Life\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://chingzz-daily.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://chingzz-daily.blogspot.com/\x26vt\x3d8905673666798861662', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Welcome

I've already left this blog but I will be happy if you still take a look on my old fan fiction :D

The Princess
Add your profile goes here.
Hi and Hello!
Let me introduce my name then~ Ching Ching is speakin' here! Scream out loud and be ready for the rockin' blog YEAH! This is the second blog I got here, the first is on LiveJournal, and I used that as my fan fiction park ♥♥ I'm Chinese who live in country named Indonesia, so I usually speak in Bahasa. I love lurking around at SOOMPI, check the request thread and help them all that had a problem about NG and GASOO poster. And by the way, I had a Tumblr. I use that page as my poster and banner gallery. So please welcome then~ I'll be glad to know that someone has visited it. I would to tell about my emptiness, problems and experiences on here.. So, just shut up and listen then! *LMFAO*.

Links
Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here

Archives
September 2009
Oktober 2009
November 2009

Layout ©

ME. kynzgerl
CODES. manikka
BRUSHES. 1 2
IMAGES. 1 2
The 2 paper heart: moargh.de
SOURCE. BLOGGER BLOGSKINS IMAGESHACK
Jumat, 30 Oktober 2009

Annyeong yorobun~
Akhirnya gw bisa nge-post chapter 15 dari fic gw yang satu ini...
Chapter 15 berarti udah tamat deh haha..
Tapi gw mau kasih bocoran kalo ntar fic ini bakalan ada special editionnya dalam bentuk ff one shot..
Umm...kira'' bakal gw post pas utlahnya si Seung Hyun..
Tanggal 4 November besok...so....tunggu ye...
Lagi dalem proses pengetikan soalnya...

Ya udah..jangan lupa komen di chapter ye...
komennya sangat ditunggu lho....

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Characters in this Chapter :
-Kim Min Young : murid yang baru naik kelas ke SMA yang hobinya dengerin musik
-Seung Hyun (TOP) : anak “beradalan”,kakak kelas Min Young,personil dari Big Bang
-Seung Ri (Victory) : temen sekelas sama Min Young yang juga personil Big Bang termuda
-Min Hee Sung : tetangga baru Seung Hyun yang ditaksir Seung Ri
-Young Bae (Tae Yang) : temen sekelasnya Seung Hyun dan personil dari Big Bang
-Ji Yong (G Dragon) : member Big Bang yang jago membuat lirik
-Dae Sung (D-Lite) : member Big Bang
-Choi Dong Wook : pacar Min Young semasa SMP yang masih memegang janjinya

Chapter 15

Sinar matahari menyilaukan mata Hee Sung yang sedang terpejam itu.
Perlahan-lahan mata kantuknya itu terbuka dan melihat segalanya dengan jelas.
Ternyata dirinya tertidur di sofa semalaman.
Setelah menyadari segalanya kemudian ia melihat ke arah sofa di hadapannya itu,terlihat Seung Ri masih tertidur pulas di sana.

Hee Sung berjalan sedikit mengendap-endap menuju pintu.
Ia tidak ingin membangunkan Seung Ri yang masih tertidur itu.

Saat hendak membuka pintu,Hee Sung tidak sengaja menginjak sesuatu di bawah kakinya.
‘Ige mwoya?’ tanya dalam hati sambil mengangkat barang itu dan membacanya.

Hee Sung~a,
Gomawo telah menjadi tetangga yang baik selama ini...
Waktuku di Korea sebentar lagi akan habis...
Tolong berikan surat itu kepada Min Young...

Seung Hyun

------------------------------------------------------------
Hee Sung POV
Sebenarnya apa maksud dari kata-kata itu?
Apa mungkin Seung Hyun mau meninggalkan Korea? Tetapi mengapa begitu mendadak?
Lalu sebenarnya apa isi surat ini?
Sepertinya aku sudah ketinggalan berita selama ini...

Awalnya aku memang bertujuan untuk tidak membangunkan Seung Ri,tetapi setelah membaca notes dari Seung Hyun ini,rasanya aku harus membangunkannya.
Aku sangat penasaran sekali dengan maksud surat dan notes itu.

“Seung Ri...Seung Ri~a...Pali irona!” teriakku sambil berusaha membangunkan Seung Ri yang sedang tertidur pulas itu.
“Hee Sung~a...biarkan aku tidur lagi,” katanya.
Aku memang tidak tega membangunkannya,tetapi apa boleh buat,sekarang aku benar-benar membutuhkan bantuannya.
“Ayolah...Pali!” kataku lagi.
Akhirnya walaupun masih setengah sadar,Seung Ri mencoba untuk duduk dan mendengarkanku.
“Seung Ri~a...”
“Mmm..”
“Kau tahu apa maksud ini semua?” kataku sambil menunjukkan notes dan surat yang kutemukan di dekat pintu tadi.
Seung Ri membacanya.
Awalnya mimik wajahnya biasa saja,namun lama kelamaan aku dapat melihat perasaan kaget tersirat di wajahnya itu.

“Kau tahu maksud dari notes ini kan? Apakah Seung Hyun akan meninggalkan Korea?” aku mencoba bertanya.
----------------------------------------------------------
Seung Ri POV
“Kau tahu maksud dari notes ini kan? Apakah Seung Hyun akan meninggalkan Korea?” tanya Hee Sung.
Aku sudah mengira bahwa ia akan bertanya soal itu,tetapi aku tidak tahu harus menjawab pertanyaan itu dengan jawaban apa.
Padahal kemarin Hyung bilang bahwa rencana kepergiannya ke Jepang itu merupakan suatu rahasia,namun mengapa sekarang ia malah menitipkan notes dan surat ini kepada Hee Sung.
Apakah aku boleh memberitahukan soal rahasia ini kepada Hee Sung?

“Ya! Sebenarnya kau tahu akan hal ini kan?!”
“Mmm...aku....aku....”
“Kau menutupi sesuatu dariku kan? Seung Ri...cepat katakan apa itu!”
“Seung Hyun Hyung akan pergi ke Jepang hari ini,” jawabku dengan singkat.

Akhirnya dengan terpaksa aku mengatakan juga rahasia itu.
Aku pikir cepat lambat semuanya pasti akan mengetahui rencananya itu.
Selain itu,aku ingin agar ada orang yang dapat membantuku untuk mencegah rencananya itu karena aku dan lainnya masih membutuhkan kehadirannya.

“Mwo?! Jinja?! Kau pasti berbohong kan?” tanyanya tidak percaya.
“Anio...Jinja...kemarin Hyung bercerita soal itu denganku,” aku mencoba meyakinkannya.
“Andwe,bagaimana dengan Min Young? Dia pasti masih membutuhkannya.”
Aku lupa bahwa Hee Sung tidak tahu tentang masalah yang terjadi di antara mereka berdua.
“Seung Ri~a,kau harus mencegahnya,” katanya lagi.
“Molla....aku tidak tahu harus mencegahnya dengan cara apa,kemarin ia berkata bahwa tujuannya ke Jepang adalah untuk melupakan kenangannya bersama Min Young,” jelasku.
“Mwo? Hubungan mereka sudah putus?”
Akhirnya aku menjelaskan masalah yang telah terjadi di antara Min Young dan Hyung itu.
-------------------------------------------------------
Hee Sung POV
Seung Ri menjelaskan mengenai masalah yang membuat berakhirnya hubungan Seung Hyun dan Min Young itu.
Rasanya aku menjadi ikut sedih mendengar semua itu.

“Hee Sung~a,kau mempunyai cara untuk mencegahnya ke Jepang?” Seung Ri bertanya sesudah seleasai bercerita.
Aku berpikir sejenak...dan aku mempunyai ide brilian untuk mencegah kepergian Seung Hyun itu.
“Seung Ri...” aku membisikan ideku di telinganya.
Ia hanya tersenyum dan mengangguk pelan setelah mendengarkan semuanya.
“Arseo...idemu itu keren,ya sudah sekarang kita harus bersiap-siap pergi ke rumahku untuk menghadap Omma,” ajaknya.
Awalnya aku sudah merasa puas karena dapat melalui malam bersamanya,tetapi setelah mendengarkan ajakannya itu,semua semangatku seakan lenyap.
Namun,apa boleh buat semuanya ini harus segera diakhiri.
---------------------------------------------------------
Pagi itu Min Young merasa tidak enak badan.
Semalaman dirinya tidak bisa berhenti memikirkan Seung Hyun.
Seakan-akan ada sebuah perasaan tidak enak yang terus menghantuinya.

“Min Young~a,irona..” Omma Min Young membangunkannya.
“Mmm....”
Min Young menggeliat di atas tempat tidurnya.
Omma yang merasa ada yang tidak beres dengan anaknya segera menyentuh dahi Min Young.
“Min Young~a! Gwenchana? Sepertinya badanmu terkena demam,” kata Omma.
Min Young yang tidak menanggapi hal itu malah memilih untuk meringkuk kembali di bawah selimutnya.
“Sudahlah,hari ini kau istirahat saja di rumah,” perintah Omma yang lalu meninggalkan Min Young untuk beristirahat.
---------------------------------------------------------
“Seung Ri~a,apa tidak apa-apa jika kita hanya meninggalkan surat ini di kotak pos rumahnya?” tanya Hee Sung yang sekarang sudah berada di depan rumah Min Young.
“Sudahlah...letakkan saja di sana,” suruh Seung Ri sambil menunjuk kotak pos.
“Tapi...aku tidak tega melihat Min Young menangis saat membacanya,” ulur Hee Sung.
“Memang aku juga tega membayangkan perasaan Min Young,tetapi jika kita menyampaikannya dengan cara seperti ini mungkin rencana kita akan berhasil,” hibur Seung Ri.
“Baiklah!”
Akhirnya Hee Sung meletakkan surat itu di kotak pos dan melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Seung Ri.
--------------------------------------------------------
Seung Ri membuka pagar rumahnya.
“Ayo masuk,” kata Seung Ri sambil mempersilahkan Hee Sung masuk.
Hee Sung yang tadinya ceria saat di perjalanan langsung tegang dan membeku.
“Waeyo?” tanya Seung Ri.
“Anio...hanya saja aku...” jawab Hee Sung.
“Tanganmu dingin....kau tegang? Sudahlah,santai saja...kita pasti bisa melewati ini semua,” hibur Seung Ri sambil memegang kedua tangan Hee Sung.
Setelah menimbang-nimbang Hee Sung akhirnya memutuskan untuk mempercayai kata-kata Seung Ri barusan.

“Omma!” panggil Seung Ri sambil membuka pintu rumahnya itu.
“Seung Ri~a...tadi malam kau ke mana?!” teriakkan Omma Seung Ri yang khawatir itu segera menyapa mereka.
Namun setelah Omma melihat siapa yang telah dibawa Seung Ri ke rumahnya itu,wajah Omma langsung mengeras.
Perasaan benci dan tidak suka langsung tersirat di wajahnya.
“Buat apa kau bawa dia ke sini?!” bentak Omma.
“Omma tenang dulu..” kata Seung Ri.
“Pergi sana!” teriakkan Omma semakin keras.
Hee Sung sudah mengira bahwa dirinya akan diperlakukan seperti itu,namun ia mencoba untuk bertahan demi orang yang ada di sebelahnya itu.
“Ahjumma,mianhae...” Hee Sung kembali mengucapkan kata-kata itu dan tanpa sadar ia menangis.
“Mianhae...Jeongmal mianhae....aku yang salah,Ahjumma....” lanjut Hee Sung dengan suara bergetar.
“Kalau kau tahu bahwa dirimu bersalah,lalu mengapa kau berani mendekati Seung Ri lagi?!”
Hee Sung hanya terdiam saat mendengar kalimat itu.
‘Aku yang salah...aku tidak patut berada di sini,’ katanya dalam hati.
Akhirnya rasa bersalah Hee Sung kembali menguasai lagi dirinya sendiri.
Ia sudah tidak kuat menahan ini semua.
Hee Sung berniat meninggalkan rumah Seung Ri.
Namun saat hendak membuka pagar rumah,tiba-tiba sebuah tangan menarik tangannya.
“Changkaman!” teriak Seung Ri.
“Kau berjanji tidak akan menjauhiku lagi jadi tolong bertahanlah sebentar,” bujuknya.
“Tapi...”
“Mianhae...tadi aku tidak membantumu saat kau diomeli oleh Omma,tapi kali ini aku yang akan berbicara dengan Omma dan kau hanya perlu berada di sampingku,bagaimana?”
Hee Sung akhirnya mengangguk dan mengikuti Seung Ri yang menarik tangannya itu.

“Omma...kali ini aku yang akan menjelaskan yang sesungguhnya terjadi,” kata Seung Ri.
“Memang apa yang perlu dijelaskan?” balas Omma.
“Omma jangan lagi menyalahkan Hee Sung,semua yang kualami ini bukan karena dirinya...semuanya itu hanya kecelakaan saja...”
“Sudahlah...Omma tidak mau mendengar penjelasanmu itu!”
“Omma! Dengarkan aku! Aku tahu Omma sayang padaku,aku tahu Omma merasa sedih saat aku mengalami kecelakaan itu,tetapi Omma jangan menyalahkan Hee Sung! Dia adalah orang yang sebenarnya menyelamatkanku!”
“Ia hanya mencelakakanmu saja!”
Hee Sung yang mendengar perdebatan Seung Ri dan Omma yang hanya dapat menangis namun tangan Seung Ri menggenggam tangannya semakin kuat.
“Omma...tolong mengertilah....aku mencintainya...aku ingin melindunginya...saat itu aku ditusuk karena aku tidak berhati-hati,tetapi bukan karena Hee Sung....Jika Omma yang berada di situ dan aku yang diganggu oleh preman,Omma pasti akan melindungiku kan? Omma pasti rela mengorbankan nyawa demi orang yang Omma sayang kan?”
Omma tertegun dengan kata-kata yang barusan diucapkan Seung Ri.
“Omma...tolong mengertilah...saat itu aku sendiri yang rela mengorbankan nyawaku demi menyelamatkan Hee Sung.”
Akhirnya hati Omma tersentuh dan memeluk Seung Ri sambil menangis.
“Mianhae..Seung Ri~a...Omma baru sadar dengan apa yang Omma salahkan selama ini,” kata Omma.
“Omma...jadi Omma mau menerima Hee Sung?” tanya Seung Ri.
Omma hanya menangguk lemah lalu memeluk Hee Sung yang berada di sampingnya.
“Mianhae..Hee Sung~a....selama ini Ahjumma hanya menyalahkanmu saja.”
Hee Sung hanya bisa menangis bahagia karena akhirnya dirinya diterima kembali oleh Omma Seung Ri.
--------------------------------------------------------
Min Young POV
Kepalaku sakit sekali.
Badanku terasa lemas dan tidak bertenaga,walaupun sejak tadi pagi aku hanya tidur di kamar,tetapi itu semua tidak membuatku merasa baik.
Hatiku masih saja tidak tenang dan badanku masih saja tidak enak.
Namun,aku merasa bosan melalui hari ini hanya dengan beristirahat di kamar saja.

Aku melihat ke arah jendela di kamarku dan aku baru menyadari bahwa sekarang hari sudah menjelang sore.
Kemudian aku mulai bangkit dari tempat tidurku lalu melangkah keluar kamar dan menuruni tangga.
Saat aku melewati ruang makan,aku melihat sebuah kertas di atas meja makan.
Karena penasaran akhirnya mendekati meja makan.
Ternyata di amplopnya tertulis namaku,aku membuka surat itu dan membaca isinya.

Min Young,
Gomawo karena telah berada di sisiku selama ini...
Gomawo karena telah membuatku merasakan apa rasanya mencintai dan dicintai...
Aku tahu,selama di sisiku kau selalu merasa tersiksa dengan sikapku ini.
Mianhae karena tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Walaupun sekarang aku sudah tidak memilikimu,tetapi aku akan bahagia jika melihatmu bahagia, sekalipun jika kau bahagia bersama dengan orang lain.

Mianhae jika aku memberitahu ini dengan terlambat.
Hari di saat kau membaca surat ini merupakan hari terakhir di mana aku berada di Korea.
Aku sudah memikirkan semuanya dengan baik.
Hari ini aku akan pergi ke Jepang.
Aku harap kau bahagia walaupun tidak ada diriku yang kau anggap sebagai Oppamu ini.
Aku akan selalu mengingatmu sebagai kunci dari rahasia-rahasiaku selama ini.


Seung Hyun


Air mataku bercucuran saat membaca setiap kata yang tertulis di surat itu.
Aku tidak menyangka Seung Hyun akan pergi ke Jepang tanpa sepengetahuanku.
Aku masih membutuhkan dirinya.
Walaupun sudah seminggu ini kami tidak saling bicara,tetapi aku masih ingin melihat wajahnya karena sampai kapan pun aku tidak akan melupakan wajahnya.

Tanpa memperhatikan kesehatanku,aku berlari ke luar rumah.
Mungkin jika aku pergi ke airport sekarang,aku masih bisa mencegah kepergiannya.

‘Seung Hyun~a,kumohon jangan pergi!’
---------------------------------------------------------------
Di saat yang sama Seung Hyun sedang duduk di salah satu kursi ruang tunggu di airport.
Keberangkatannya ke Jepang tinggal sebentar lagi.

Seung Hyun POV
Suasana aiport sore ini sangat ramai.
Aku melihat ke sekitarku sambil mencoba menghilangkan rasa jenuhku.
Namun,tiba-tiba seseorang menempati kursi di sebelahku.
Aku tidak memperhatikan siapa yang menempatinya.
“Seung Hyun!”
Aku kaget bahwa orang di sebelahku itu dapat mengetahui namaku.
Aku pun menoleh.
“Dong Wook!” aku menjadi tambah terkejut saat melihat orang yang duduk di sebelahku itu.
‘Mengapa ia bisa berada di sini? Memang dia mau pergi ke mana? Bukannya ia seharusnya bersama dengan Min Young?’ tanyaku dalam hati.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya.
“Aku hendak pergi ke Jepang,” jawabku singkat.
Walaupun aku sudah merelakan semuanya,tetapi tetap saja aku merasa kesal saat melihat wajahnya.
“Mwo? Bagaimana dengan Min Young?” tanyanya lagi.
“Ia...ia sudah memilih orang lain.”
“Nugu?”
‘Kau ini pura-pura bodoh?’ ejekku dalam hati.
Aku masih tidak mengerti mengapa ia masih saja pura-pura tidak merasa bersalah.
“Sudahlah...kau mau mengetes aku? Orangnya kau tahu!” jawabku kesal.
Ia malah tertawa mendengar jawaban itu.
“Waeyo? Kau seharusnya bahagia bukan?” tantangku yang merasa tidak puas.
“Seung Hyun~a...ia tidak memilihku,kau salah sangka...ia sudah memilih orang lain yang katanya lebih penting dari pada diriku.”
“Mwo? Nugu?!” sekarang giliran diriku yang panik.
‘Jangan-jangan orang itu...’ aku mencoba meneraka di dalam pikiranku.
“Orang itu adalah dirimu!” teriaknya sambil sedikit tertawa.
Perasaanku tercampur aduk saat mendengar itu.
Sebagian diriku merasa tidak percaya dan senang,tetapi sebagian diriku lagi merasa sudah terlambat dan tertipu.
“Mwo? Bagaimana bisa..? Saat itu aku melihat kau dan dia...”
“Berpelukkan?” potongnya.
Aku hanya menangguk tidak percaya.
“Kau ini benar-benar bodoh! Saat itu aku hendak berpamitan dengannya,awalnya aku mengajaknya untuk memilihku,namun ia menolakku hanya demi dirimu.”
Ucapan Dong Wook barusan membuat diriku beku dalam sekejap.
Aku tidak tahu harus berkata dan melakukan apa sekarang.
“Ya! Kau jangan meninggalkannya! Kalau tidak kau akan berurusan denganku!”
Saat mendengar kata-katanya itu seakan-akan tubuhku bergerak sendiri dan memerintahkan kakiku untuk pergi menemui Min Young.
---------------------------------------------------------
Min Young POV
‘Semoga aku masih belum terlambat,’ kataku dalam hati.
Akhirnya aku sampai juga di airport,tanpa menghiraukan apa-apa lagi aku berlari ke dalam.
Aku melihat ke sekeliling dan suasana menjadi sangat ramai.
Sangat sulit mencari Seung Hyun di tengah-tengah keramaian seperti ini.
“Oppa! Oppa!” kata itu sudah berkali-kali kuteriakkan namun aku masih saja tidak dapat menemukan dirinya.
Aku merasa sangat lelah dan lemas.
Namun,tiba-tiba handphone ku berdering.

“Yeoboseyo?”
“Min Young~a...”
“Seung Ri~a...Oppa...Oppa meninggalkanku,”kataku sambil menangis.
Aku kira ia akan panik juga sepertiku,tetapi ia malah berkata,”Min Young,sekarang kau harus pergi ke gudang!”
Belum sempat aku bertanya untuk apa aku harus ke sana,namun ia sudah keburu menutup teleponnya.

Aku masih menangis karena tidak bisa menemukan Seung Hyun,mungkin saja ia sudah pergi dan aku terlalu terlambat untuk semuanya.
Tetapi aku masih memutuskan untuk pergi ke gudang.
Mungkin jika aku bercerita kepada yang lain,hatiku akan merasa lebih baik.
------------------------------------------------------------
Nafas Seung Hyun terengah-engah saat sampai depan rumah Min Young.
Ia merasa bersalah telah salah paham dengan apa yang sebenarnya terjadi dan ia ingin menjelaskan segalanya kepada Min Young.

Tok....Tok....Tok....Tok.....Tok.....Tok....
Tangan Seung Hyun tak hentinya mengetuk pintu.
“Changkaman!” suara Omma Min Young terdengar dari luar pintu.
Kreek...
Pintu dibuka.
“Ahjumma...apa saya bisa bertemu dengan Min Young?” tanya Seung hyun dengan terengah-engah.
“Oh,Min Young sedang sakit...tetapi jika penting,Ahjumma akan panggilkan dia sebentar.”
Omma Min Young berlari ke dalam untuk memanggil Min Young.
Namun saat ia kembali,wajahnya berubah menjadi pucat.
“Min Young...Min Young pergi....ia sedang sakit...”
Kepanikkan segera menyelimuti Omma dan Seung Hyun.
“Ahjumma,biar saya yang cari dia,” kata Seung Hyun.
----------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Min Young...Babo Ya!
Mengapa kau pergi?
Sebenarnya apa yang ada di pikiranmu? Mengapa kau tidak memikirkan kesehatanmu sendiri?
Ke mana aku harus mencarimu?

Aku terus berlari tanpa arah sambil memikirkan wajahnya.
Tiba-tiba handphone di sakuku berdering.
“Yeoboseyo?”
“Hyung,cepat ke gudang sekarang!”
Hanya kalimat itu yang kudengar,setelah itu Seung Ri segera menutup teleponnya.
‘Menagapa hari benar-benar membingungkan? Mulai dari Min Young sampai Seung Ri,semuanya membuatku bingung,’ protesku dalam hati sambil berlari menuju gudang.
----------------------------------------------------
“Seung Ri~a!” teriak Min Young seraya membuka pintu gudang.
“Seung Ri! Seung Ri!” teriak Min Young berulang-ulang kali sambil mengintari gudang.
Ia melihat ke sekitar.
Semuanya sepi dan tidak ada orang di sana.
‘Sebenarnya di mana Seung Ri? Mengapa ia menyuruhku untuk datang ke sini?’ tanya Min Young dalam hati.
Walaupun masih tidak dapat menemukan Seung Ri di sana,tetapi ia masih ingin duduk sejenak di gudang.

Min Young POV
‘Sudah lama aku tidak masuk ke dalam sini lagi,rasanya rindu sekali dapat melihat semua ini lagi..’
Aku duduk di sofa yang biasa aku tempati jika sedang menunggu Seung Hyun latihan.
Mengingat namanya membuatku ingin menangis lagi,tetapi semua air mata yang aku cucurkan itu hanya sia-sia saja karena semuanya itu sudah terlambat.
Awalnya aku hanya duduk dan melihat ke sekitar ruangan,namun lama-kelamaan tubuhku rasanya lemas dan ingin sekali beristirahat.
Akhirnya aku berebahkan diriku di tengah empuknya sofa itu.

“Min Young...Min Young...”
Sebuah suara mengganggu tidurku,namun setelah itu bisa kurasakan ada seserang yang menyentuh pipiku.
Sentuhan dan suara ini seperti pernah terjadi di masa lalu,namun pastilah itu semua hanya mimpi.
-------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Aku sampai di gudang dengan nafas terengah-engah.
Aku masih mencoba untuk berlari ke dalam untuk mencari Seung Ri dan yang lain.
Namun,sebelum itu aku masih sempat melirik jam tanganku yang menunjukkan pukul lima sore itu.
“Seung Ri..”
Aku mencoba mencari Seung Ri dan melihat ke sekeliling gudang.
Bukannya menemukan Seung Ri,tetapi aku melihat Min Young yang sedang tertidur di sofa.
Aku mencoba menghampirinya.
“Min Young.....Min Young....” kupanggil namanya berkali-kali untuk membangunkannya.
Namun,ia masih saja menghiraukan semua itu.
Aku mencoba menyentuh pipinya.
‘Omona....panas sekali tubuhnya,’ kagetku dalam hati.
Ia sedang terserang demam,tetapi mengapa ia masih saja memaksakan dirinya untuk datang ke sini.
“Min Young~a...irona...” kataku sambil menggoncang tubuhnya pelan.
“Hmmm...nanti aku masih mau..”
Awalnya ia menggeliat ingin melanjutkan tidurnya,namun tiba-tiba ia membuka matanya lebar-lebar dan berhenti berbicara.
“Oppa!” teriaknya dengan suara bergetar.
Ia memelukku seketika dan aku tidak tahu harus berbuat apa,namun akhirnya aku mencoba membalas pelukkannya.
“Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!” teriaknya.
Aku hanya dapat memeluknya lebih erat dan membiarkan dirinya menangis di pelukkanku.
“Mianhae...karena aku tidak memberitahuku tentang itu semua...” kataku pelan.
“Aku memang bodoh karena tidak mau mendengarkan penjelasanmu waktu itu...tadi aku baru bertemu dengan Dong Wook di aiport dan ia menceritakan semuanya,” aku mengatakan semua itu dengan perasaan sedih sekaligus lega karena telah mengetahui kebenarannya.
“Mian...karena aku mengira dirimu lebih memilih Dong Wook daripada diriku.”
Ia melepaskan pelukkan dariku seketika.
Ia menatapku lekat-lekat.
Lalu menempelkan bibir kecilnya itu ke bibirku.
Aku membalas ciumannya itu.
Namun saat aku melakukan hal itu,aku merasakan perasaan bersalah.
Aku terlalu mudah untuk tidak mempercayai dirinya.
“Oppa...kau jangan pergi...” mohonnya.
Hatiku sakit melihat matanya yang berkaca-kaca itu,namun rencanaku ini tidak dapat dibatalkan lagi.
Appa ingin aku pergi ke Jepang karena ia ingin aku sukses dan tidak hanya mengurusi bandku yang ia anggap tidak membuahkan kesuksesan itu.
“Anio...mianhae...aku benar-benar harus pergi,” kataku pelan.
--------------------------------------------------------
Ruangan itu menjadi sangat sunyi setelah Seung Hyun mengatakan kata-kata itu,yang terdengar hanyalah isak tangis Min Young yang tak ada hentinya.
“Oppa...jangan pergi...aku mohon,” Min Young kembali memeluk Seung Hyun.
Namun tiba-tiba pintu gudang terbuka.
Seung Hyun dan Min Young juga ikut kaget dan melihat ke arah pintu.
“Hyung! Kau tidak bisa pergi!” cegah Seung Ri.
“Seung Ri~a,kau ini bercanda...aku benar-benar harus pergi,” tolak Seung Hyun.
“Kami punya alasan..” tambah Ji Yong yang berdiri di sebelah Seung Ri.
“Memangnya alasan apa?”
“Ini,” Young Bae memberikan selembar kertas kepada Seung Hyun.

KONTRAK REKAMAN

Judulnya berbunyi seperti itu.
Wajah Seung Hyun langsung kaget melihatnya.
“Jinja?” tanya Seung Hyun tidak percaya.
“Jadi...Hyung tidak jadi pergi ke Jepang kan?” tanya Dae Sung yang ingin memastikan.
Seung Hyun hanya diam saja namun wajahnya mengembangkan senyum seulas.
Melihat hal itu,Min Young langsung memeluknya dan menangis bahagia.
---------------------------------------------------------
Hee Sung yang melihat kejadian itu dari luar pintu gudang juga ikut bahagia karena idenya berhasil membuat semuanya berakhir dengan bahagia.
“Noona!” panggil Seung Ri yang tiba-tiba ada di sebelah Hee Sung.
“Seung Ri~a,berhentilah memanggilku ‘Noona’,aku risih mendengarnya,” kata Hee Sung.
Seung Ri hanya tertawa melihat wajah Hee Sung yang cemberut itu.
“Araseo,” jawab Seung Ri yang kemudian mencium Hee Sung.
Wajah Hee Sung langsung memerah.
“Nommu kyopta,” goda Seung Ri.
“Kau ini benar-benar...” tangan Hee Sung sudah siap-siap memukul langan Seung Ri,tetapi Seung Ri malah melarikan diri dengan masuk ke dalam gudang.
--------------------------------------------------------

Epilogue
Dua tahun kemudian....

Suara teriakan para V.I.P membuka konser Big Bang.

(yeah) love is pain
Dedicated to all my broken-hearted people
One's old a flame... just scream my name
And i'm so sick of love songs (yeah)
I hate them damn love songs... moment of ours

(geo-jis-mar)
Neuj-eun bam bi-ga nae-ryeo-wa neor de-ryeo-wa
Jeoj-eun gi-eog kkeut-e dwi-cheog-yeo na
Neo eobs-i jar sar su iss-da-go
Da-jim hae-bwa-do eo-jjeor su eobs-da-go
Mos-ha-neun sur-do ma-si-go
Sog-ta-neun mam bam-sae chae-wo-bwa-dosirh-eo neo eobs-neun ha-ru-neun gir-eo bir-eo
Je-bar ij-ge hae-dar-ra-go (-geo-jis-mar-i-ya)
………………………………..

Lagu Lies ciptaan Ji Yong seolah-olah telah menghipnotis para V.I.P yang datang ke acara itu.
“Onnie,konser kali ini benar-benar ramai..” seru Min Young yang berdiri di antara para V.I.P lainnya.
“De,mereka memang benar-benar sudah sukses sekarang,” ujar Hee Sung.

“Oke,beri tepuk tangan untuk Big Bang!” teriak MC pada malam itu.
“Sekarang mari kita bertanya kepada para member mengenai konser pada malam ini…”
“Malam ini adalah malam yang paling menyenangkan,jika kami mengingat masa-masa kami sebelum debut,semuanya terasa tidak nyata,” aku Ji Yong.
“Oke,jawaban itu sudah mewakilinya,dan untuk TOP,menurutmu apa yang paling penting dalam konser kali ini?” tanya MC lagi.
Seung Hyun hanya diam saja saat ditanyain pertanyaan itu,namun matanya melihat ke sekeliling.
Ia mencari seseorang di bangku penonton.
Kemudian ia menunjuknya.

Min Young POV
“Onnie,ottoke? Seung Hyun menunjuk ke arahku? Sebenarnya apa yang hendak ia lakukan?”
Aku panik saat Seung Hyun melakukan hal itu,namun Hee Sung Onnie di sebelahku hanya tertawa.
‘Oh tidak! Omona!’ jantungku semakin berderup kencang karena semua orang melihat ke arahku.
“Oke,Nona yang di sebelah sana bisa tolong maju ke depan,” ajak MC.
Oh tidak….bagaiamana ini….???
Badanku terus didorong oleh Onnie dari belakang,tetapi aku berusaha untuk menahannya.
Akhirnya teriakan para V.I.P memaksaku untuk maju ke panggung.
Tanganku dingin karena gugup.
Setelah aku naik ke atas panggung,MC bertanya,”sebenarnya siapakah Nona ini?”
Aku hanya terdiam saja sambil terpaksa tersenyum.
Tiba-tiba Seung Hyun yang berada di sebelahku berkata,”dia adalah kunci keberhasilanku.”
Setelah itu ia menciumku di depan semua orang.
‘Sudahlah…aku tidak dapat membayangkan apa yang terjadi,aku hanya dapat memejamkan mataku rapat-rapat.’
----------------------------------------------------
Seung Hyun POV
Aku harap kau bahagia berada di sisiku.
Kau adalah kunci segala rahasia dan keberhasilanku.
Segala rintangan yang kita hadapi ini telah merubah sikapku dan membuatku belajar akan banyak hal.
Oleh karena itu…gomawo Min Young~a….
---------------------------------------------------
THE END

Label: