<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7457634820015561536\x26blogName\x3dBehind+the+Scene+of+My+Life\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://chingzz-daily.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://chingzz-daily.blogspot.com/\x26vt\x3d8905673666798861662', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Welcome

I've already left this blog but I will be happy if you still take a look on my old fan fiction :D

The Princess
Add your profile goes here.
Hi and Hello!
Let me introduce my name then~ Ching Ching is speakin' here! Scream out loud and be ready for the rockin' blog YEAH! This is the second blog I got here, the first is on LiveJournal, and I used that as my fan fiction park ♥♥ I'm Chinese who live in country named Indonesia, so I usually speak in Bahasa. I love lurking around at SOOMPI, check the request thread and help them all that had a problem about NG and GASOO poster. And by the way, I had a Tumblr. I use that page as my poster and banner gallery. So please welcome then~ I'll be glad to know that someone has visited it. I would to tell about my emptiness, problems and experiences on here.. So, just shut up and listen then! *LMFAO*.

Links
Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here

Archives
September 2009
Oktober 2009
November 2009

Layout ©

ME. kynzgerl
CODES. manikka
BRUSHES. 1 2
IMAGES. 1 2
The 2 paper heart: moargh.de
SOURCE. BLOGGER BLOGSKINS IMAGESHACK
Minggu, 18 Oktober 2009

The Same Regret



Yeon Hee POV
Kuakui bahwa penampilan Tae Min kali ini benar-benar memukau.
Kedua mataku tidak dapat berkedip.
Kedua telingaku tidak dapat berhenti mendengarkan.
Mulutku tidak dapat berkata-kata.
Jari-jarinya yang terus menari-nari atas hitam-putihnya tuts piano itu menghasilkan melodi-melodi indah.
Kunikmati setiap iramanya yang melantun indah di udara.
Prok..Prok....Prok....
Suara tepukkan tanganku mengalawai tepuk tangan para penonton lainnya.
Tae Min mengakhiri penampilannya di atas panggung dengan membungkuk sopan kepada penonton.
-------------------------------------------
Sudah setahun ini aku kagum sekaligus jatuh hati kepada murid yang bernama Lee Tae Min itu.
Kepiawaiannya dalam bermain piano itu yang awalnya membuatku benar-benar terpesona.
Walaupun sudah lama aku menyimpan perasaan ini dan menjadikannya sebagai rahasia dari siapapun,namun aku masih berharap jika perasaanku ini terbalaskan.
Setiap hari aku selalu memperhatikan gerak-gerik,kelakuan,hingga kebiasaannya.
Sebagian orang memang menilai dirinya hanya sebagai serigala berbulu domba karena ia hanya menutupi keberandalannya itu dengan kemampuannya bermain piano,tetapi aku yakin bahwa kebiasaan buruk yang dilakukannya selama ini pasti memiliki alasaan tersendiri.
End of Yeon Hee POV
-------------------------------------------
“Ya! Mengapa kau dari tadi melamun?!” tanya Min Young sambil menepuk punggung Yeon Hee dari belakang.
Seketika itu juga Yeon Hee tersadar dari lamunannya dan memasang wajah murung.
“Mian...kedatangan kami tidak mengganggumu kan?” tanya Yeon Ri yang berusaha mencairkan suasana.
“Anio,” Yeon Hee membetulkan posisi duduknya.
“Jadi sebenarnya kau ada masalah apa? Kau kan bisa cerita kepada kami,siapa tahu kami bisa membantumu,” bujuk Yeon Ri.
Awalnya Yeon Ri agak sedikit mengurungkan niat untuk bercerita sedikit mengenai masalahnya kepada Min Young dan Yeon Ri,tetapi akhirnya ia sadar kalau ia tidak dapat menghadapi ini sendirian karena ia butuh teman untuk berbagi.
Yeon Hee menarik nafas dalam-dalam lalu berkata,“aku mau pendapat kalian...jika seandainya kalian menyukai seseorang,apakah kalian memilih untuk menyimpan perasaan itu atau kalian akan berusaha untuk menyampaikan perasaan itu?”
Min Young dan Yeon Ri menatap Yeon Hee lekat,mereka tidak membayangkan bahwa Yeon Hee akan menanyakan pertanyaan seperti itu.

Sebelum menjawab pertanyaan itu,Min Young berbisik kepada Yeon Ri untuk mendiskusikan jawabannya bersama.
Setelah agak lama menunggu akhirnya Yeon Ri menjawab pertanyaannya itu.
“Kata kami sebaiknya kau menyampaikannya....kau tidak perlu menyampaikan hal itu secara blak-blakan.”
Wajah Yeon Hee masih belum lega setelah mendengar jawaban dari kedua sahabatnya itu.
Menurutnya jawaban itu bukan ide yang baik karena ia merasa bahwa dia tidak akan mempunyai keberanian sebesari tu untuk mengungkapkan perasaannya itu.
-------------------------------------------
Seminggu kemudian...

Murid-murid di kelas Yeon Hee yang sedang melakukan kerja bakti besar-besaran.
Namun, sebentar lagi bel sekolah akan berdering kelas.
Waktu yang tersisa tinggal beberapa menit lagi dan semua orang mulai mempercepat kerja merka supaya dapat pulang tepat waktu.
Lalu Yeon Hee yang ikut berkerja bakti juga mempercepat kerjanya.
Tanpa mempedulikan apa-apa lagi akhirnya berlari di koridor sambil membawa ember berisi air bekas mengepel lantai.
Matanya sibuk memperhatikan ember berat yang dibawa dengan kedua tangannya itu dan tidak memperhatikan jalan.
Awalnya semua itu dapat berjalan tanpa hambatan namun,tiba-tiba terdengar suara...
BRAK!
Yeon Hee menabrak seseorang.
Seluruh air kotor yang tadi dibawanya di dalam ember tumpah tak tersisa.

Yeon Hee POV
‘Omona! Apa yang baru saja kulakukan? Ottoke?’ aku panik dalam hati.
Aku tidak berani memandang orang di depanku yang kujamin pasti ia akan meminta pertanggung jawaban dari diriku.
Aku hanya berani memadang sepatunya yang basah itu.
“Ya!” teriaknya marah.
Aku tersontak kaget,namun tetap tidak berani memandang wajahnya itu.
Namun,tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengangkat daguku.
“Liat sini!” teriaknya lagi.
‘Ommo! Tae Min!’
Aku semakin takut setelah mengetahui bahwa orang kutabrak barusan adalah Tae Min.
Mulutku langsung diam tertutup rapat dan badanku langsung gemetar ketakutan.
“Lepaskan bajumu!” perintahnya.
“Mwo?” aku bertanya bingung.
“Cepat lepaskan dan bersihkan sepatuku!” perintahnya.
Aku tidak menyangka bahwa ia akan mengatakan itu.
Aku memang tahu kalau ia memang salah satu anggota dari kelompok berandalan di sekolah ini,tetapi kata-kata barusan begitu merendahkan dan melecehkan perasaanku.

PLAK..
Aku mendaratkan sebuah tamparan di pipinya.
“Ya! Kau benar-benar keterlaluan! Padahal awalnya aku tergila-gila padamu” teriakku sambil menangis.
‘Mwo? Apa yang barusan aku katakan?!’
Wajahku memerah tidak berani melanjutkan kata-kata,namun tiba-tiba sebuah tangan menarikku dan menarikku untuk menjauh dari keramaian.
End of Yeon Hee POV
-----------------------------------------------
“Ya! Apa yang kau katakan barusan? Kau tergila-gila padaku?!” teriak Tae Min setelah membawa Yeon Hee ke taman belakang sekolah yang sepi.
Yeon Hee hanya tertunduk tak berdaya.
Ia bingung mau menjawab itu semua dengan jawaban apa.
“Jawab pertanyaanku.”
Tae Min mencengkram kedua pundak Yeon Hee.
“Ne...” suara Yeon Hee bergetar dan tercampur dengan suara isak tangis dirinya.
“Araseo,kau milikku sekarang,” bisiknya dit telinga Yeon Hee.
Belum sempat Yeon Hee membalas kata-katanya,namun ia sudah terlebih dahulu menempelkan bibir Yeon Hee.
Yeon Hee membalas semua itu dengan penuh kebahagiaan yang tidak pernah dikiranya selama ini.
-----------------------------------------------
Keesokkan harinya....

“Tae Min~a,apa kau harus menggandeng tanganku?” tanya Yeon Hee.
Tanpa mempedulikan mata-mata yang memandang geram,Tae Min tetap menggenggam tangan Yeon Hee.
“Aku merasa risih,” mohon Yeon Hee.
“Sudahlah,jangan anggap semua itu karena sekarang kau milikku,” bisik Tae Min.

Tiba-tiba anggota geng Tae Min menghampiri mereka.
“Ya! Dari mana kau?!” sapa Jong Hyun.
“Biasa...” kata Tae Min sambil melirik Yeon Hee di sisinya.
Jong Hyun dan lainnya hanya bisa ber-oh ria saat melirik Yeon Hee.
“Siapa namanya?” celetuk Jin Ki.
Mendengar pertanyaan itu,tanpa disuruh lagi Yeon Hee langsung memperkenalkan dirinya dengan senang hati.
“Annyeonghaseo,naneun Park Yeon Hee imnida,bangapsumnida.”
Ia tidak menyangka kalau ia akan berkenalan dengan para anggota geng yang paling ditakuti di sekolah itu.
“Ya sudah,sekarang kau tolong belikan minuman di kantin,” suruh Tae Min.
“Ne,” jawab Yeon Hee sambil tersenyum.
--------------------------------------------------------
Tae Min POV
“Ya sudah,sekarang kau tolong belikan minuman di kantin,” suruhku.
Ia menjawabnya dengan tersenyum tulus.
Aku tidak menyangka ia akan melakukan itu semua dengan mudah,tetapi saat melihat senyuman tulus di wajahnya itu,aku menjadi tidak tega untuk melukai hatinya.

“Ya! Tae Min~a,kau yakin mau memacari gadis seperti Yeon Hee?”
Pertanyaan Jong Hyun Hyung langsung membuyarkan lamuanku.
Aku hanya tersenyum.
“Mm,tidak juga,” aku menjawabnya dengan santai.
“Lee Tae Min~a,kau benar-benar hebat,jadi kau hanya memanfaatkannya?”
Ki Bum Hyung yang ada di sampingku juga menyeletuk sambil tersenyum licik.
“Ya begitulah,” jawabku dengan nada santai.
End of Tae Min POV
--------------------------------------------------------
“Yeon Hee~a!” panggil seseorang.
Yeon Hee yang sedang mengantri di kantin langsung menoleh.
“Min Young,kau benar-benar mengagetkanku saja,” jawab Yeon Hee sambil tersenyum.
“Mian,ngomong-ngomong sedang apa kau di sini? Kau beli minuman banyak sekali,memang untuk siapa saja?” tanya Min Young yang bingung dengan botol-botol minuman yang dibawa Yeon Hee itu.
“Ini buat Tae Min dan yang lain.”
“Hah? Sejak kapan kau dekat dengan mereka?”
“Sejak hari ini,tapi lebih tepatnya kemarin.”
“Memang apa yang terjadi kemarin?”
“Aku.....aku.....Mmm...Tae Min kemarin ‘menembakku’!”
Wajah Yeon Hee langsung berseri sekaligus tersipu,tetapi wajah Min Young langsung berubah drastis begitu mendengar berita mengejutkan itu.
----------------------------------------------------------
Min Young POV
Mwo?! Sekarang dia sudah pacaran dengan Tae Min si anak berandalan itu!
Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan!
Aku harus segera memberitahu berita ini kepada Yeon Ri.
Apa yang sebenarnya dia pikirkan?
Mengapa ia bisa tertarik dengan anak seberandalan itu?
Padahal selama ini dia sudah melihat sendiri korban-korbannya,tetapi mengapa sekarang ia justru terjerumus ke dalamnya?
Aku tahu orang yang waktu itu ia bicarakan bersamaku dan Yeon Ri pasti Tae Min.
Aku tahu Yeon Hee memang tergila-gila padanya,tetapi aku sebagai sahabatnya tidak tega jika akan melihatnya terluka nanti.
End of Min Young POV
----------------------------------------------------------
Dua minggu sudah berlalu tanpa terasa.
Hubungan Tae Min dan Yeon Hee hanya berjalan seperti biasanya.

“Ya! Pali!” Tae Min membentak Yeon Hee yang kesusahan membawa buku dari perpustakaan.
“Changkaman!”
Yeon Hee mencoba berteriak agar Tae Min menunggu dan membantunya,namun semua teriakan itu sia-sia saja karena Tae Min berlalu tanpa mempedulikan Yeon Hee.

Yeon Hee POV
Aku mulai meragukan apa yang telah dikatakannya waktu itu.
Ia bilang kalau aku miliknya,berarti ia akan menjagaku dan memperlakukanku dengan baik.
Namun,sampai sekarang ini...
Ia hanya memperlakukanku layaknya pembantu.
Apa ciuman yang ia berikan padaku saat itu juga hanya pura-pura belaka?
Aku harap ia serius dengan semua itu karena aku juga mencintainya dengan tulus.
End of Yeon Hee POV
-------------------------------------------------
Hari lepas hari semuanya itu menjadi nyata.
Tae Min sama sekali tidak berubah,ia tidak pernah memperlakukan Yeon Hee sebagai kekasihnya.
Ia selalu mengacuhkan dan menganggapnya hanya sebagai pembantunya,namun Yeon Hee tidak pernah mengeluh dengan semua perlakuan itu.
Ia tetap tersenyum jika disuruh untuk melakukan sesuatu.
Ia tetap melakukan semua perintah Tae Min dengan tulus dan cinta dari hatinya.
Tetapi,ternyata dari kejauhan ada dua pasang mata yang menatap semua perlakuan Tae Min dengan geram.
Kedua pasang mata itu menggambarkan semua rasa tidak terima dan pembalasan.
-------------------------------------------------
Yeon Hee POV
Seperti pagi-pagi sembelumnya,setiap pagi aku harus membawa buku-buku ini menuju kelas Tae Min.
Aku tiba di kelasnya seperti biasa,tetapi pagi ini aneh sekali.
Mengapa ia tidak ada di kelasnya?
Bukannya ia selalu duduk di kursinya jika aku datang.

Aku mencari keluar kelas,namun tiba-tiba aku memdengar sebuah teriakan di dekat toilet.
“Ya! Kau jangan coba-coba dekati Yeon Hee lagi!” seseorang berteriak.
‘Omo! Itu suara Min Young kan?’ gumamku dalam hati.
Aku mencoba bersembunyi di antara pilar-pilar.
Ternyata di sana juga ada Tae Min dan Yeon Ri.
Jangan-jangan Yeon Ri dan Min Young mengancam Tae Min...
Apa yang harus kulakuan sekarang? Ottoke?
End of Yeon Hee POV
------------------------------------------------
Tae Min POV
“Ya! Kau jangan coba-coba dekati Yeon Hee lagi!” Min Young membentakku.
‘Dia pikir dia siapa? Sampai-sampai ia berani membentakku!’
Aku hanya mengulas sedikit senyum meremehkan dan menahan emosi untuk tidak meladeninya.
“Kau mau aku menjauhi Yeon Hee?” tanyaku.
“Ne! Jangan membuat dia sengsara lagi!” Yeon Ri juga ikut-ikutan menyeletuk.
“Terserah kau saja! Lagipula dia yang selama ini tergila-gila padaku,jadi permintaan kalian itu bukan masalah bagiku...selama ini aku hanya menjadikannya pembantu saja kok.”
Tidak tahu aku memikirkan apa,namun tiba-tiba kalimat itu bisa kulontarkan dengan santainya.
Aku dapat melihat tangan Min Young sudah semakin geram,tetapi aku sengaja memalingkan wajahku ke arah yang lain.
Aku memang pantas menerima sebuah tinju untuk kata-kata yang barusan kukatakan itu.
Namun saat aku tamparan itu mendekat,tiba-tiba seseorang menghalanginya.
“Hentikan!” teriaknya.
Aku melirik orang itu.
“Yeon Hee~a! Buat apa kau ke sini!” aku kaget.
Aku dapat melihatnya berlinang air mata,aku tahu pasti dia juga mendengar kata-kata yang tadi ucapkan itu.
End of Tae Min POV
------------------------------------------------------
Yeon Hee membawa Tae Min menuju halaman belakang sekolah.
“Tae Min~a...mianhaeyo...aku memang tergila-gila padamu,tetapi aku tidak bermaksud mengusik duniamu..”
Yeon Hee berlinang air mata.
Tae Min tidak dapat berkata-kata dan hanya memandang Yeon Hee .
“Mianhae,karena aku tidak dapat menjadi pembantu yang kau anggap baik selama ini karena selamanya aku tidak pernah menganggapmu sebagai majikanku..selamanya kau akan kuanggap sebagai Lee Tae Min yang membuatku selalu ceria walaupun selalu menyusahkanku,” lanjut Yeon Hee pelan.
“Mulai sekarang aku tidak akan mengganggumu lagi...sekali lagi mianhae karena selama ini membuatmu risih karena keberadaanku.”
Yeon Hee sudah berlari pergi sebelum Tae Min menjawab semua kata-katanya itu.
-------------------------------------------------------
Tae Min POV
Tiba-tiba tubuhku mematung begitu mendengar kata-katanya barusan.
Ia seperti menyadarkanku,tetapi tidak tahu mengapa kakiku tidak memiliki kemauan untuk mengejarnya.
Sudahlah,ia tidak begitu penting dalam kehidupanku.
Hidupku ini akan baik-baik saja tanpa dirinya.
End of Tae Min POV
-------------------------------------------------------
Keesokkan harinya...
“Ya! Mana buku-bukuku?” tanya Tae Min dengan nada tinggi.
“Park Yeon Hee!” teriaknya lagi.
“Tae Min~a....jangan meneriakkan nama itu lagi,kemarin bukannya ia telah meninggalkanmu!” teriak Ki Bum.
Tae Min langsung terdiam begitu mendengar apa yang dikatakan Ki Bum barusan.
Dirinya lupa bahwa kemarin ia telah menyakiti perasaan Yeon Hee dan saat ini ia baru merasakan seberapa penting Yeon Hee dalam kehidupannya.

Tae Min keluar dari perpustakaan dengan setumpuk buku-buku tebal di kedua tangannya.
‘Saat itu mengapa aku begitu tega menyuruh Yeon Hee membawa semua buku-buku yang berat ini?’
Tae Min hanya bisa menyesal akan semua hal setelah seseorang yang selalu baik terhadapnya meninggalkannya.
-----------------------------------------------------------
Yeon Hee POV
Sudah seminggu lamanya aku berpisah dan berpura-pura tidak peduli terhadap dirinya.
Tetapi,sebenarnya aku selalu memperhatikan dan mengkhawatirkan dirinya dari jauh.
Aku sering mendengarnya meneriakkan namaku setiap pagi.
Walaupun aku sedih karena tahu hal yang sebenarnya terjadi,tetapi saat melihatnya marah dan memanggil namaku,rasanya hatiku ini senang.
Aku menjadi seperti seseorang yang berarti saat bersama dirinya.
End of Yeon Hee POV
------------------------------------------------------------
“Jadi kau menyesal?” tanya Yeon Ri.
Tae Min diam saja,walaupun ia tahu bahwa ia salah,tetapi ia tetap saja memasang tampang dingin tanpa sedikit perasaan.
“Tetapi sayangnya itu semua sudah terlambat,” jawab Min Young santai.
“Baiklah,apa mau kalian sehingga kalian mau menuruti permintaanku?” tanya Tae Min tegas.
Yeon Ri kemudian membisikkan sesuatu di telinganya.
------------------------------------------------------------
“Yeon Hee~a! Tolong bawa pot ini ke halaman belakang,” perintah Min Young sambil memberikan sebuah pot kecil kepada Yeon Hee.
Maklum,seperti kebiasaan setiap minggunya sekolah Yeon Hee selalu mengadakan kerja bakti secara besar-besaran dan kali ini Yeon Hee mengurusi soal tanaman-tanaman sekolah.
“Araseo,” jawab Yeon Hee.

Yeon Hee melangkahkan kakinya menuju halaman belakang sekolah.
Di sana terdapat sebuah rak yang berisi banyak tanaman-tanaman hias kecil.
Yeon Hee segera menghampiri rak itu dan berniat untuk meletakkan pot yang dibawanya di sana.
Namun saat ia hendak meletakkannya,ia melihat sebuah amplop kecil tertempel di pot tersebut.
Yeon Hee penasaran dan membukanya.

Yeon Hee~a...
Mianhaeyo...aku memang benar-benar bodoh...
Aku telah melewatkan seorang wanita baik hati sepertimu dalam kehidupanku.
Awalnya aku memang tidak menyadari itu semua,mianhae...
Tetapi setelah mendengar perkataanmu itu,aku baru sadar bahwa aku memerlukan dirimu...
Dulu aku hanya menganggapmu sebagai pengganggu dan terlebih lagi merendahkan dirimu hanya sebagai seorang pembantu.
Walaupun kau dulu hanya kuanggap sebagai pembantuku,tetapi aku selalu terharu melihat senyuman itu.
Saat ini aku rindu dengan senyumanmu itu.
Tanpanya hariku terasa seperti musim gugur yang kelabu.
Oleh karena itu,bisakah kau memberikanku kesempatan lagi untuk melihat senyumanmu itu?
Aku benar-benar menyesal.


Tae Min

Air mata terharu Yeon Hee langsung berlinang di kedua pipinya.
Ia tidak menyangka bahwa Tae Min yang dulu mempermainkan dirinya akan berkata seperti itu.
Saat Yeon Hee berkemelut dengan semua itu,tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
“Tae Min~a..”
“Mianhae,” kata Tae Min pelan.
“Jadi kau mau menerimaku lagi? Aku tahu aku memang salah,tetapi kau mau memberikan kesempatan kedua untuk diriku kan?” tanya Tae Min memohon.
“Aku...aku terlalu kesal untuk menerimamu.”
Kali ini Yeon Hee tersenyum sedikit.
“Mianhae...aku tahu aku yang telah mempermainkanmu,jadi wajar jika kau tidak bisa menerimaku,tetapi apakah ada sesuatu hal yang bisa kulakukan agar bisa diterima kembali olehmu?” Tae Min memelas.
“Baiklah….tutup matamu sekarang!”
Tae Min dengan pasrah menutup kedua matanya walaupun ia tahu bahwa Yeon Hee sudah bersiap-siap mengambil pot di sebelahnya.

Tae Min POV
Aku tahu aku menyesal akan semua ini dan aku pantas untuk mendapatkan ganjaran dari dirinya.
Aku hanya menutup mataku dan menerima segala resiko yang terjadi.
Aku dapat merasakan angin dari kedua tangan Yeon Hee yang mengayun di atas kepalaku.
‘Saranghae,Yeon Hee~a…mianhae…’ aku hanya dapat meneriakkan kata-kata itu dalam hati.
PRANG!
Tiba-tiba aku mendengar sebuah benda jatuh berserakkan di lantai.
Aku hendak membuka mataku untuk melihat apa yang sedang terjadi,namun betapa mengejutkannya Yeon Hee malah menciumku.
Ciumannya terasa hangat dan lembut.
Aku membalas ciumannya itu.
“Tae Min~a..aku mengampunimu….saranghae…” bisiknya lembut.
“Na do saranghae…Yeon Hee~a…” aku membalasnya dengan tersenyum.

Aku selalu berpikir bahwa betapa baiknya Tuhan karena ia telah memberikan seseorang yang baik kepadaku,namun mengapa awalnya aku tidak dapat melihat semua kebaikkannya itu.
Aku memang bodoh…
Aku tidak mau pengalami penyesalan seperti ini untuk kedua kalinya karena Yeon Hee memang terlalu berharga untukku.
End of Tae Min POV
----------------------------------------------------------------

Label: