<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7457634820015561536\x26blogName\x3dBehind+the+Scene+of+My+Life\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://chingzz-daily.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://chingzz-daily.blogspot.com/\x26vt\x3d8905673666798861662', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Welcome

I've already left this blog but I will be happy if you still take a look on my old fan fiction :D

The Princess
Add your profile goes here.
Hi and Hello!
Let me introduce my name then~ Ching Ching is speakin' here! Scream out loud and be ready for the rockin' blog YEAH! This is the second blog I got here, the first is on LiveJournal, and I used that as my fan fiction park ♥♥ I'm Chinese who live in country named Indonesia, so I usually speak in Bahasa. I love lurking around at SOOMPI, check the request thread and help them all that had a problem about NG and GASOO poster. And by the way, I had a Tumblr. I use that page as my poster and banner gallery. So please welcome then~ I'll be glad to know that someone has visited it. I would to tell about my emptiness, problems and experiences on here.. So, just shut up and listen then! *LMFAO*.

Links
Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here Link Here

Archives
September 2009
Oktober 2009
November 2009

Layout ©

ME. kynzgerl
CODES. manikka
BRUSHES. 1 2
IMAGES. 1 2
The 2 paper heart: moargh.de
SOURCE. BLOGGER BLOGSKINS IMAGESHACK
Jumat, 09 Oktober 2009

Sekarang gw mau ngepost FF 1s gw yang baru...
This Fan Fic is dedicate to my friends,Ai....
She's is a die-hard fans of Kim Jong Hyun (SHINee)
So...happy reading...and give the comment please...

----------------------------------------------------------------------------------------------------


Prelude of One Last Love


Hye Soo POV
Aku mempercepat langkahku.
Sesekali aku menengok ke belakang,namun tidak seorang pun berada di belakangku.
Hal ini selalu kulakukan saat perjalanan pulang dari sekolah.
Aku merasa diriku selalu diikuti orang sejak sebulan ini.
Aku pernah melihat orang yang mengikutiku,namun aku tidak mengenalnya.
Aku tidak mengetahui maksud dari orang itu.
Apakah dia mengikutiku karena ingin berbuat jahat kepadaku?
Atau hanya perasaanku saja?
--------------------------------------------------------
Lima tahun kemudian....

“Han Hye Soo....di mana kau?!” teriak Omma dari dapur.
“Ye Omma! Aku di sini!” sahut Hye Soo.
“Sekarang kau tolong antar pesanan ini,” kata Omma sambil menyerahkan dua bungkusan yang berisi makanan itu.
“Araseo,aku berangkat sekarang Omma,” pamit Hye Soo.

Hye Soo segera berlari keluar restoran yang dimiliki oleh keluarganya itu.
‘Akhirnya hari ini ada pesanan juga,’ katanya dalam hati.
Wajahnya tersenyum ceria sambil membawa bungkusan itu,namun sayang matanya tidak memperhatikan jalan yang diseberanginya.
Tanpa menengkok ke arah kanan atau pun kiri,ia langsung melangkahkan langkah pertamanya ke jalan.
Tiba-tiba seorang pesepeda motor sport mengerem kendaraannya yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi itu.
Ciiiiittt.....
Hye Soo kaget dan dengan seketika ia melirik ke arah datangnya suara itu.
Ternyata sepeda motor itu sudah berada di sebelah kananya dan kira-kira hanya berjarak lima centi dari kakinya.
Sang pengendara segera melepas helmnya dan memelototi wajah Hye Soo dengan wajah yang tidak suka.
Hye Soo tahu bahwa dirinya yang bersalah.
“Joesong-hamnida,” kata Hye Soo pelan.
Pengendara itu hanya diam tanpa membalas permintaan maaf Hye Soo.
Kemudian ia memakai kembali helmnya dan menstater kembali motornya itu.
Brrummmm....
Hye Soo yang merasa tidak dianggap itu hanya bisa memasang wajah masam dan melihat motor itu melaju di depannya.
------------------------------------------------
Hye Soo POV
Huh! Sombong sekali orang itu!
Aku memang yang salah namun aku kan sudah meminta maaf.
Lalu mengapa ia malah berlaku tidak sopan dan tidak menganggap keberadaanku di sini?
Benar-benar laki-laki yang aneh.
Tetapi saat ia membuka helmnya tadi,aku seperti pernah melihat wajahnya.
Ia seperti seseorang yang kukenal? Namun siapakah orang itu?
-------------------------------------------------
Jong Hyun POV
Tidak sengaja aku bertemu seseorang yang kucari selama ini.
Walaupun,mungkin apa yang telah kulakukan tadi terhadapnya akan membuatnya tambah membenci diriku.
Namun,itu semua tidak masalah bagiku.
Aku berharap ia tidak perlu mengenalku,namun aku hanya berharap dirinya baik-baik saja.
-------------------------------------------------
Kejadian yang sama terulang kembali seperti keesokkan harinya.
Hye Soo yang bertanggung jawab atas pesanan makanan di restoran keluarganya itu harus mengantarkan makanan pesanan.
Hari ini pesanan di restoran agak sepi,oleh karena itu hari ini ia hanya membawa sebuah bungkusan saja dan isinya sangat ringan.
Karena kejadian buruk yang kemarin menimpanya,maka kali ini Hye Soo lebih berwaspada.
Ia melihat ke arah kiri dan kanan sebelum menyeberang jalan.

Pengantaran pesanan berjalan lancar hari ini.
Tanpa gangguan dari apapun.
Perjalanan mulus tanpa adanya kecelakaan.
Namun,saat perjalanan pulang Hye Soo melihat sebuah gerombolan yang sangat ramai di pinggir jalan.
Awalnya ia berniat untuk berpura-pura tidak tahu.
Namun saat ia berjalan agak mendekat,ia menjadi penasaran karena ia mendengar teriakan orang kesakitan di tengah gerombolan itu.
----------------------------------------------------
Hye Soo POV
“Aww...Uggh...!!!”
Suara kesakitan itu terdengar dari tengah kumpulan orang itu.
Aku mencoba untuk menyelinap ke dalamnya.
Namun,betapa terkejutnya diriku saat mengetahui apa yang berada di tengah-tengahnya.

Pengendara motor.
Pengendara motor yang kemarin hampir menabrakku itu terlihat sudah bersimbah darah.
Wajahnya sudah penuh luka dan lengannya penuh dengan lebam.
Akan tetapi,orang-orang di sekitarku hanya tertawa dan memukulinya lagi lalu mereka meninggalkan dirinya sendirian di pinggir jalan dengan keadaan mengenaskan seperti itu.

Melihat semua itu,tidak tahu mengapa hatiku seperti tergerak dan kasihan melihat dirinya.
“Umm...gwenchana?” tanyaku kepadanya yang setengah sadar itu.
Ia tidak mau merespon pertanyaanku seperti kemarin.
‘Sudahlah,tidak ada gunanya jika menunggu dirinya berbicara,’ pikirku.
Akhirnya aku meninggalkannya sebentar dan berlari menuju restoran.
Sesampainya di sana,tanpa menyapa Omma dan yang lainnya aku mengambil kotak obat di lantai atas dan berlari kembali ke tempatnya berada.

“Gwenchana?” aku mencoba bertanya lagi kepadanya.
Namun,hasilnya sama saja,ia tetap saja diam dan menganngapku tidak ada.
Aku kesal dengan sikap anehnya itu,tetapi daripada aku merasa kesal kepada sesuatu yang tidak penting seperti itu,lebih baik aku mulai mengobati lukanya itu.
Aku membuka kotak obat dan mengambil kapas lalu membersihkan lukanya dengan perlahan.
Kemudian aku mengambil obat dan menoleskan di luka-lukanya.
Dapat kulihat bahwanya sedikit meringis kesakitan.
“Mian,tahan sedikit...sebentar lagi juga beres,” kataku pelan sambil terus memerbani luka di lengannya.

Setelah hampir setengah jam akhirnya aku selesai mengobati lukanya itu.
Aku membereskan obat-obatanku dan memasukkannya kembali ke dalam kotak.
Namun saat diriku hendak bangkit dari sisinya,ia malah menarik salah satu tanganku.
“Gamsahae,” katanya.
“Cheonmanyeo,” balasku singkat sambil menyinggungkan sedikit senyum.
‘Akhirnya ia mengeluarkan suara juga,’ batinku dalam hati.
----------------------------------------------------------
Jong Hyun POV
Senyumannya itu terasa obat bagiku.
Walaupun aku harap ia terus menghundari dan membenciku,tetapi aku masih ingin melihat senyumannya yang manis itu.
Aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu lagi dengannya dalam keadaan mengerikan seperti ini dan aku juga tidak menyangka bahwa ia akan rela berlari ke rumahnya demi mengobati diriku.
‘Dia masih Hye Soo yang kukenal dulu,yang baik dan selalu tersenyum...’
---------------------------------------------------------
Seminggu telah berlalu dan siang itu,Jong Hyun berniat untuk kembali mengikuti Hye Soo seperti dulu.
Rasa rindunya akan perempuan itu sudah tidak dapat dibendungnya lagi.
Walaupun hanya dapat melihatnya dari kejauhan,namun baginya itu semua sudah cukup berarti.
--------------------------------------------------------
Hye Soo kembali merasa dirinya diikuti orang seperti masa sekolah dulu.
Traumanya kembali lagi.
Selama ini ia berusaha untuk melupakan kejadian itu,namun hari ini hatinya kembali dipenuhi perasaan takut.
Sesekali ia menengok ke belakang,tetapi tidak ada seorang pun di sana.
Ia berusaha untuk pura-pura berani dan terus berjalan,sampai akhirnya ia mendengar suara langkah orang di belakangnya.
Ia sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.
“YA! Nugu?!” teriaknya.
Tidak ada jawaban sama sekali.
“YA!” teriak Hye Soo sekali lagi.
Tubuhnya gemetar ketakutan dan tidak sengaja air matanya ikut mengalir.
Akhirnya seorang lelaki keluar dari tempat persembunyiannya.
“Hye Soo~a,mian..” katanya pelan sambil mendekati Hye Soo.
Saat mengetahui orang itu,Hye Soo bukannya berhenti menangis,tetapi ia malah menangis semakin keras.
-----------------------------------------------
Jong Hyun POV
Aku tidak tega melihat ia yang gemetar dan menangis seperti itu.
Ternyata selama ini aku bukan melindunginya,tetapi malah menakuti dirinya.
“Hye Soo~a,mian,” kataku pelan sambil mendekati dirinya.
Tetapi tangisannya malah semakin keras saat melihat wajahku.
‘Ottoke?’ tanyaku dalam hati.
“Hye Soo~a,mian...aku tidak bermaksud menakuti dirimu...jadi tolong berhentilah menangis,” bujukku.
Setelah aku membujuknya akhirnya ia berhenti menangis.
“Ya! Mengapa kau mengikutiku? Aku takut!” protesnya.
Aku hanya diam dan memikirkan jawaban.
“Jangan-jangan kau yang mengikutiku waktu itu...” katanya sambil berpikir.
Aku tidak berani menjawabnya.
“Benar! Kau orangnya! Aku ingat! Pantas pertama kali bertemu dirimu,aku seperti pernah melihat wajahmu!”
Akhirnya ia meningat wajahku.
“Aku...aku tidak bermaksud menakutimu..” kataku.
“Jadi untuk apa kau mengikutiku..”
“Untuk...sudahlah...itu bukan urusanmu!”
“Kau benar-benar aneh! Aku mau pergi sekarang!”
“Changkaman!”
Tidak tahu mengapa tiba-tiba perasaan bersalahku muncul kembali.
“Aku antar kau!” teriakku sambil menunjukkan kunci motorku.
“Tidak perlu...aku bisa jalan kaki,” tolaknya.
“Andwe,kau harus naik,” aku menarik tangannya dan memaksanya untuk diantar olehku.
Awalnya ia memberontak,namun akhirnya ia menurut juga.
-----------------------------------------------
Hye Soo POV
Aneh! Benar-benar aneh!
Orang yang bernama Jong Hyun ini benar-benar aneh!
Hari ini aku baru mengetahui bahwa ia yang selama ini menguntitku tanpa alasan.
Terkadang aku berharap kalau lebih baik ia memiliki sifat seperti kemarin.
Lebih baik ia bersikap dingin dan cuek daripada ia bersikap sok melindungi dan sok tahu seperti ini.
-----------------------------------------------
Setelah kejadian itu,setiap hari Jong Hyun selalu mengikuti Hye Soo secara diam-diam dan awalnya ia merasa terganggu dan risih akan itu semua.
“Ya! Jong Hyun~a! Bisa kau tinggalkan aku?” teriak Hye Soo ke arah belakang.
Walaupun di sana tidak terlihat siapa-siapa,tetapi Hye Soo tahu Jong Hyun ada di sana.
Jong Hyun tidak membalas teriakkan Hye Soo itu,ia menghiraukannya.
“Ya!” teriak Hye Soo.
‘Sudahlah...berteriak kepadanya sama saja seperti berteriak kepada tembok,’ pikir Hye Soo sambil melanjutkan langkahnya dan mencoba untuk mengiraukan Jong Hyun di belakangnya.
-----------------------------------------------
Hye Soo POV
Jong Hyun tidak pernah bolos menguntitku setiap hari.
Awalnya aku merasa risih dan kesal,namun sekarang aku malah merasa aman jika ia menguntitku.
Aku merasa kata ‘menguntit’ sudah tidak pantas lagi digunakan untuk menjelaskan hal yang dilakukannya tiap hari terhadap ku karena sekarang aku malah merasa terlindungi olehnya.

Siang ini aku keluar restoran seperti biasanya.
Aku tahu jika lingkungan di sekitar restoranku ini tidak aman,banyak geng,preman,ataupun hal-hal yang berbau kriminal lainnya.
Namun,seperti biasanya aku selalu menghiraukan itu semua.
Apalagi semenjak Jong Hyun mengikutiku dari belakang,tidak tahu mengapa aku menjadi merasa aman.
“Jong Hyun~a,” panggilku pelan.
Aku tahu ia pasti mengikutiku seperti biasanya.
Namun,anehnya ia tidak menjawab panggilanku.
‘Pasti ia bercanda lagi seperti waktu itu,’ gumamku dalam hati.
“Ya!” aku berteriak sambil mencarinya,tetapi hari ini berbeda.
Ia benar-benar tidak ada.
Hatiku mulai gundah dan merasa campur aduk.
Rasa takut mulai menguasai diriku,padahal sebelum aku bertemu dengannya aku merasa berani jika berjalan sendirian seperti ini.
Akhirnya aku memberanikan diriku untuk berjalan sendirian.

“Hei Noona cantik...” seseorang menggodaku.
Aku melihat wajah-wajah mereka,mereka ada lima orang.
Mereka berusaha memegang tanganku.
“Ya! Hentikan!” teriakku sambil berusaha memberontak,namun apa guna semua itu,tenagaku terlalu lemah untuk melawan mereka semua.
“Tolong!” teriakku sekuat tenaga,walaupun aku tahu itu jalanan sepi dan pasti tidak ada yang mendengar teriakkanku itu.
“Jong Hyun!” tidak tahu apa yang kupikirkan saat itu,tetapi tiba-tiba nama itu sudah keluar dari mulutku yang bergetar ketakutan ini.
Aku tahu ia pasti tidak akan menolongku,padahal saat ini aku membutuhkannya.
“Tolong!” suaraku sudah berubah menjadi isakkan.
Namun,saat aku berniat dibawa pergi oleh preman-preman itu,tiba-tiba aku mendengar suara tonjokkan mendarat di salah satu wajah preman itu dan cengkraman preman di tanganku terlepas.
Aku tidak tahu siapa yang menolongku itu,akan tetapi tiba-tiba tanganku ditarik seseorang secara tiba-tiba dan aku berlari menjauhi tempat itu.
----------------------------------------------------
Jong Hyun menarik tangan Hye Soo menjauhi preman-preman itu.
Mereka terus berlari sampai tiba di sebuah taman.
Jong Hyun berniat berlari lebih jauh,namun saat ia berpaling ke belakang.
Ia baru menyadari bahwa Hye Soo terengah-engah sambil menangis.
Karena tidak tega,akhirnya Jong Hyun mengehentikan langkahnya.
“Gwenchana?” tanyanya kepada Hye Soo.
Hye Soo hanya menggeleng sambil menghapus air matanya.
“Mianhae karena aku terlambat,” kata Jong Hyun pelan.
Hye Soo tidak menjawab permintaan maaf Jong Hyun,namun memeluknya dan berkata,”gomawo.”
Jong Hyun hanya dapt tersenyum dan memebalas pelukkannya itu.

Semuanya itu tergambar sebagai suatu kebahagiaan di antara Hye Soo dan Jong Hyun,namun mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah diperhatikan dari kejauhan.
“Young Joon,bagaimana? Apakah kita perlu membalasnya sekarang?” tanya salah satu preman kepada orang yang bernama Yuong Joon itu.
“Ani,ini bukan saatnya,kita tunggu saja saat yang tepat,” Young Joon tersenyum licik.
---------------------------------------------------
Sejak kejadian itu,hubungan Hye Soo dan Joong Hyun sudah tidak dipenuhi oleh pertengkaran lagi.
Jong Hyun juga sudah tidak mengikuti Hye Soo secara diam-diam lagi,tetapi mereka lebih sering berjalan berdua sekarang.
Walaupun Hye Soo tahu kalau Jong Hyun merupakan anak berandalan yang sering berurusan dengan preman-preman,namun Hye Soo tidak merasa takut dan menjauhi Jong Hyun.
Akan tetapi,ia malah merasa sebaliknya,Hye Soo merasa aman dan terlindungi jika bersamanya.
--------------------------------------------------
Dibalik semua kebahagiaan itu,akhirnya hari pembalasan dendam pun datang.

Jong Hyun mengendarai motornya dan menyusuri sebuah jalan yang sepi.
Sejak ia berhubungan dengan Hye Soo,ia sudah lama tidak datang ke jalan ini lagi.
“YA!” tiba-tiba sebuah suara mengagetkan dirinya.
Motornya dicegat di tengah jalan.
“Hyung! Ke mana saja kau!” teriak salah seorang temannya.
“Mian,aku sibuk belakangan ini,” Jong Hyun beralasan.
“Ini,” sebuah surat diberikan di hadapan Jong Hyun.
Tanpa berbasa-basi lagi Jong Hyun langsung membacanya.

Kutunggu kau di taman jam enam sore,sendirian.
Jika kau melanggar aturan di atas,maka kau akan melihat gadismu terluka.

-------------------------------------------------
Jong Hyun POV
Akhirnya hari ini tiba juga.
Dulu sebelum aku kembali bertemu dengan Hye Soo,aku selalu menunggu hari ini.
Namun,mengapa hari ini harus datang.
Aku tidak mau melibatkan Hye Soo dalam permasalahan ini.
‘Mian,Hye Soo~a...aku harus melukai perasaanmu,’
------------------------------------------------
Hye Soo POV
Siang ini Jong Hyun membawa ke sebuah tempat.
Sebuah ladang yang luas dengan langit yang membentang luas di atasnya.
Ia mengendongku dan menidurkanku di atas rumput.
‘Mengapa hari ini ia terlihat berbeda? Memang apa yang telah terjadi?’ tanyaku dalam hati.
“Hye Soo~a,hari ini kau bahagia?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk bersemangat.
Namun,seketika wajahnya berubah.
Ia menunduk.
“Mianhae...” katanya pelan.
“Mwo? Memang apa kesalahan yang kau perbuat?” tanyaku.
“Aku akan meninggalkanmu mulai hari ini dan aku harap kau tidak mencariku.”
“Wae?”
“Mian,aku tidak dapat mengatakan alasannya,yang pasti ini demi keselamatanmu.”
“Keselamatanku? Tahu apa tentang keselamatanku? Aku akan selamat jika bersamamu!”
Aku memeluknya seketika sambil menangis.
“Mian,aku benar-benar harus meninggalkanmu..” bisiknya lagi.
“Andwe!” teriakku.
Sebenarnya apa yang dipikirkannya?
Aku membutuhkan dirinya,tetapi yang dikatakannya itu benar-benar tidak masuk akal.
Aku yakin jika aku tetap bersamanya aku akan merasa aman.
Tetapi ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan ia langsung menarik tanganku.
Ia mengantarku pulang,namun perjalanan kami diisi dengan kesunyian.
-------------------------------------------------
Pada saat sore harinya,Hye Soo ingin membuktikan perkataan Jong Hyun yang dikatakan kepadanya tadi siang.
Hye Soo mencoba berjalan keluar restoran.
“Jong Hyun?” penggilnya.
Ia mencari kesekeliling.
‘Ucapannya itu benar..mengapa kau berpikir begitu sempit Jong Hyun~a,aku tahu kau itu anak berandalan namun aku mengetahui bahwa sebenarnya kau orang yang baik dan aku selalu merasa aman jika bersamamu....tetapi mengapa sekarang kau malah meninggalkanku?’ pertanyaan terngiang di kepala Hye Soo.
Ia tidak habis pikir dengan apa yang telah dikatakan Jong Hyun tadi siang.

“Ya! Kau tahu di taman sedang ada perkelahian,” seseorang di jalan.
“Mwo?” tanya orang lainnya.
Orang itu tampak panik dan ketakutan.
Namun Hye Soo malah penasaran.
‘Perkelahian? Apakah mungkin…itu ada hubungannya dengan Jong Hyun? Hari ini ia bersikap aneh sekali,apa mungkin ia terlibat dengan perkelahian itu?’ gumam Hye Soo sambil berlari menuju taman.
-----------------------------------------------
Wajah Hye Soo berubah seketika.
Di depannya terlihat Jong Hyun yang disayanginya itu bersimbah darah.
“Hentikan!” hanya kata itulah yang dapat diteriakkan Hye Soo.
Namun semuanya itu sia-sia,tidak ada satu orang pun yang mendengarnya.
Mereka tetap memukuli Jong Hyun yang sudah setengah sadar itu.
Ia hanya merintih kesakitan dan menggeliat di tanah tanpa perlawanan.
“Hentikan! Jong Hyun~a!”
Kali ini orang-orang itu berhenti memukuli Jong Hyun,namun mereka semua memandang wajah Hye Soo dengan wajah sadis.
“Ya! Kau yoja chingu nya kan?”
Hye Soo hanya dapat menatapnya lekat dengan wajah ketakutan.
Orang-orang berjalan mendekatinya.
Semakin dekat...semakin dekat....
Sampai akhirnya Hye Soo terjatuh,ia terduduk di sebelah Jong Hyun yang babak belur itu.
Sekilas ia memandang ke arah Jong Hyun.
Ia terlihat sudah tak sadarkan diri lagi,namun Hye Soo masih dapat mendengar suara nafasnya yang terengah-engah itu.
“Jong Hyun~a,ironabwa..” Hye Soo mencoba mengoncang tubuh Jong Hyun,namun tidak ada respon.
Jong Hyun tetap tidak bergerak.
Di saat yang sama,Hye Soo tidak sadar bahwa orang-orang di sekitarnya sudah berniat mengayunkan stik kayu di atas kepalanya.
Stik itu sudah hampir mengenai Hye Soo,tetapi ia tetap saja tidak sadar akan hal itu.
Tiba-tiba Jong Hyun yang tergeletak di sampingnya terduduk dan memeluknya.
Seketika itu juga kayu-kayu itu mengenai tubuh Jong Hyun yang sudah bersimbah darah itu.
Kali ini Jong Hyun benar-benar ambruk.
“Ya! Ya! Irona!” Hye Soo hanya dapat menangis.
Sedangkan orang-orang yang telah memukul Jong Hyun itu dengan tanpa berperasaan meninggalkan mereka di tengah dinginnya taman itu.
“Jong Hyun! Mengapa kau rela melakukan itu!” kata Hye Soo sambil menangis.
“Saranghae...” Jong Hyun masih dapat bebicara walupun keadaannya sudah setengah sadar.
“Jong Hyun~a! Kau harus bertahan! Kau tidak boleh meninggalkanku!”
“Mian Hye Soo..aku sudah tidak dapat melindungi dirimu lagi..”
-----------------------------------------------
Hye Soo POV
“Na do saranghae,Jong Hyun~a...”
Aku tidak dapat melupakan Jong Hyun.
Walaupun ia telah meninggalkanku,tetapi aku masih belum dapat merelakan dirinya.
Aku selalu menganggapnya sebagai cinta terakhirku,walaupun aku tahu pasti ini semua hanyalah sebuah pendahuluan dari segalanya.
-----------------------------------------------

Label: